Trik Membangun Super Team Versi Patrick Lencioni

Selasa, 16 Maret 2021


 

Seringkali kita bertanya, bagaimana membangun super tim dalam bisnis?


Saya sendiri tidak tahu jawabannya, sebab saya bukan seorang pakar bisnis. Tetapi entah kenapa kekepoan saya makin menjadi tentang istilah super team dalam bisnis. Apakah ini dikarenakan saya sedang membangun bisnis virtual? Bisa jadi. Ataukah saya ingin belajar lebih baik dalam hal kinerja tim? Bisa juga jawabannya benar. Atau kemungkinan yang terakhir adalah sebagai pengingat diri agar lebih konsisten dengan perkataan yang telah diucapkan? Yes, ini jelas 100% benar.


Back to the topic, yakni rahasia menjadi super tim versi Patrick Lencioni. Bagiamana sih pendapatnya tentang super tim itu? Adakah ritual khusus dalam membangun super tim? Well, rahasia super tim ini ternyata sudah ditulis oleh Patrick Lencioni di dalam bukunya berjudul “The  Five Dysfunction of Team”. Buku yang menarik dan sangat ringan dibaca. Yang mana inti dari semua tulisan dalam buku tersebut adalah 5 hal penting yang membuat sebuah tim tidak bisa bekerja dengan baik alias GAGAL.


Nah, Patrick memberikan contoh dari cerita seorang tokoh perempuan bernama Katheryn, seorang CEO perusahaan teknologi Silicon Valley bernama Decision Tech. Mungkin saat mendengar perusahaan teknologi terselip di balik nama Katheryn, saya yakin banyak pembaca buku akan mengira Katheryn adalah perempuan mahir IT. Benar demikian?


Tidak sepenuhnya benar, sebab Katheryn sebelumnya belum pernah bekerja di perusahaan teknologi. Meski demikian, tidak bisa menganggap Katheryn tidak BISA menghandle perusahaan tersebut. Nyatanya, Justru Katheryn dipercaya untuk memperbaiki kinerja manajemen perusahaan teknologi yang buruk tersebut. Kenapa? JELAS. Jawabannya adalah tim dalam perusahaan tersebut belum mampu bekerja dengan baik. Lantas, apa yang dilakukan Katheryn berdasarkan tokoh dalam buku yang ditulis oleh Patrick? Simak baik-baik, ya!


Trik Membangun Super Team Versi Patrick Lencioni


Ketahuilah, kesuksesan sebuah perusahaan tidak sepenuhnya ditentukan oleh kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, seberapa hebat strategi bisnisnya, tetapi seberapa hebat KERJASAMA yang dibangun dalam timnya. Sebuah perusahaan yang baru dirintis bisa tumbuh menjadi besar karena antara satu tim dengan tim lainnya saling membangun kepercayaan, saling mendukung, saling berbagi masalah, saling berkomunikasi, serta mencari solusi bersama dari setiap konflik ataupun masalah. Nah, apabila beberapa hal di atas belum diterapkan dalam tim, sorry to say, bisnis perusahaan akan tumbang, bahkan parahnya GAGAL.


Tidak ada asap jika tidak ada api. Begitupun, tidak akan ada kata GAGAL berbisnis jika kita tahu apa sih sebenarnya penyebab sebuah tim tidak bisa bekerjasama dengan baik?


1. Absence of Trust  


Patrick menjelaskan penyebab utama sebuah tim tidak bisa menjadi super tim adalah tidak adanya kepercayaan antar sesama anggota tim. Memang, membangun kepercayaan bukanlah hal mudah, apalagi dengan orang baru. Tetapi jika ingin bisnis tumbuh, maka kepercayaan memegang peranan penting untuk membangun soliditas. Di mana masing-masing anggota harus saling terbuka satu sama lain.


Ingat, kepercayaan itu ibarat lem atau bahan perekat. Semakin kuat kepercayaan yang tumbuh dalam tim, maka makin solid ikatan sebuah tim. Sebaliknya, semakin lemah kepercayaan, tim akan mudah terurai dan tercerai-berai.


Nah, untuk menciptakan super tim, berdasarkan teori Patrick bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti sharing session antar anggota tim, personality profile seperti Insight Discovery, serta 360 feedback.


2. Fear of Conflict


Poin dua ini kok nonjok Author blog malicaahmad.com banget. Karena tergolong perempuan feeling introvert, saya lebih memilih untuk tidak berkonflik. Makanya, saya lebih suka memendam daripada mengatakan jika ada kesalahan pada tim. Hanya saja, akhir-akhir ini saya mencoba untuk berubah. Saya akan mengatakan apa yang ingin dikatakan, tanpa ragu. Meskipun terkadang ada beberapa hal yang harus saya jaga kerahasiaannya demi kebaikan.


Namun sayang, menurut teori dari Patrick, justru tim yang baik tidak takut pada konflik. Adanya perselisihan kecil dalam sebuah tim merupakan hal wajar, selama apa yang didiskusikan terkait dengan program dan ide bisnis yang dijalankan, bukan urusan personal. Ini disebut konflik yang sehat. Sebaliknya, dikatakan konflik tidak sehat jika menyangkut sisi personal. Maka, hindarilah.


Nah, yang menjadi pertanyaan baru, bagaimana menciptakan konflik yang sehat? Maka tugas pemimpin harus memastikan semua anggota tim berpartisipasi dalam diskusi rapat yang sehat dan menghasilkan keputusan produktif.


3. Lack of Commitment


Mulailah dari diri sendiri. Istilah ini benar, bukan sekadar perintah basa-basi. Sama halnya ketika kita ingin berkomitmen dalam sebuah tim, maka kita harus yakin jika diri sendiri mampu berkomitmen. 


Sederhananya setiap anggota tim harus ikut berpartisipasi sehingga mereka akan merasa pendapatnya akan didengar dan dihargai. Kemudian setiap akhir meeting, antara pemimpin dan timnya harus membuat kesepakatan yang wajib dipatuhi bersama. Apakah penting? Sangat penting karena tujuannya adalah agar pemimpim dan anggota timnya memiliki pemahaman yang sama.


Bayangkan, misal saja nih dalam sebuah perusahaan telah membuat kesepakatan tidak menerima kerjasama dengan pihak A. Pemimpin sudah memutuskan sekaligus menginfokan kepada tim tersebut. Anggota tim mendengar dan melaksanakan. Namun suatu ketika pemimpin ternyata membuat persetujuan kerjasama dengan pihak A, padahal sebelumnya tidak. Parahnya, pemimpin tidak menginformasikan kepada tim sebelumnya. Bukankah sudah terjadi komunikasi yang tidak sehat?


Nah, Patrick menuturkan jika perusahaan yang dibangun dengan lack of commitment seperti di atas tanpa sadar seorang pemimpin sudah menghancurkan perusahaannya sendiri. Patrick memberikan penekanan bahwa hal sekecil apapun jika menyangkut perusahaan yang dijalankan, mau tidak mau membagikan informasi kepada tim untuk disepakati bersama itu penting.


4. Avoidance of Accountable


Menjadi super tim itu tidak mudah. Banyak hal yang harus dibenahi bersama, salah satunya adalah tanggung jawab atas pekerjaan masing-masing tim kerja. Setiap anggota tim harus mampu bekerja sesuai dengan apa yang sudah disepakati di awal. Apabila ada salah satu anggota tidak melaksanakan tanggung jawabnya, pemimpin sekaligus anggota tim lainnya wajib menegur.


Kenapa wajib? Hal ini sering terjadi dalam sebuah bisnis di mana antar anggota tim tidak berani menegur lantaran takut terjadi konflik. Atau alasan lainnya takut menyinggung perasaan orang lain. Nah, menurut teori Patrick, jika dalam bisnis terdapat masalah seperti ini bisa disimpulkan bahwa kepercayaan antar anggota tim sangatlah lemah.


Pada akhirnya, jika dibiarkan saja, tim tidak akan berkembang karena antar anggota tim tidak saling berbicara untuk mencari solusi bersama. Bukankah teamwork itu kunci utamanya adalah saling membantu?


5. Inattention to Result


Bukan sebuah rahasia jika sukses dalam tim lebih penting daripada kesuksesan individu. Salah satu anggota tim boleh saja melakukan pekerjaan dengan sangat baik, tetapi jika diukur dengan ilmu bisnis, maka tim kita telah gagal. Kenapa?


Ingat. Kita menjalankan bisnis berbasis TEAMWORK. Jika yang berhasil satu orang saja, apa fungsi tim lainnya?


Patrick mengibaratkan membangun bisnis dengan kerja tim itu ibarat sedang bermain sepakbola. Sebanyak apa pun kita mampu mencetak gol, tetapi ternyata tim kita kalah. Ya, tetap saja kalah. Karena sesungguhnya hasil akhir dari kerja tim adalah hasil kelompok, bukan hasil pribadi. Sudah menanamkan teknik ini dalam bisnis yang sedang dijalankan?


Kesimpulan 


Membangun super tim bukan hal mudah, juga tidak bisa dilakukan dalam waktu kilat. Antara pemimpin dan anggotanya harus sudah benar-benar saling mengenal untuk membangun sebuah kepercayaan tinggi. 

Nah,  menurut saya buku Patrick berjudul “The  Five Dysfunction of Team” ini bisa membuka kita dalam kerja tim sekaligus memaknai apa sebenarnya yang dimaksud TEAMWORK. 5 rahasia yang dibongkar oleh Patrick Lencioni tentang  5 Disfungsi Kerja tim di atas sangat bagus sebagai pedoman dalam membesarkan tim bisnis yang sedang kita rintis saat ini. Apakah kelima rahasia di atas ada di tim kita? Mari berbenah! 
10 komentar on "Trik Membangun Super Team Versi Patrick Lencioni "
  1. terima kasih niih tips and triknyaa, mau aku share juga aah ke beberapa temenku yang sering banget harus kerja team gitu hihihi

    BalasHapus
  2. Seringnya, saat bekerja satu team, satu atau beberapa diantaranya hanya fokus terhadap pekerjaannya sendiri. Ada yang begitu selesai langsung membantu teman yang lain. Namun nggak jarang yang cuek bebek sama sekitarnya. Lantas ketika selesai berlagak kalau dirinya adalah yang terbaik.

    Ini bisa mencederai hasil sih. Meski terlihat baik tapi tetap saja bukan penilaian terhadap kerja sama teamnya. Bisa jadi pada pekerjaan yang lain, hasilnya malah hancur.

    BalasHapus
  3. Jadi ingat waktu aku ngebangun tim untuk EO playdate planner di Jakarta beberapa tahun lalu.

    Membuat hati kami terpaut untuk bisa bekerjasama karena basicly adl emak2 punha anak (ada 1 tim yg mmg belum menikah) Jadi gimana caranya untuk kolaborasi dengan tantangan yang ada, itu luar biasa. Menarik.


    Walau maunya menghindari konflik, tapi akan ada saja percikan dan tantangan dalam tim yang solid.

    BalasHapus
  4. Waah bukunya lumayan ya, bisa buat belajar mempunyai tim kerja. Saya dulu juga pernah kerja dengan tim. Tapi sekarang saya sudah resign, baca review buku ini jadi mengenang masa lalu pas kerja hehe..

    BalasHapus
  5. Kerja tim tuh emang butuh komitmen, kepercayaan dan masih banyak lagi lainnya. Kalo semuanya dijalankan hasilnya insyaallaah bagus.. Sebaliknya kalo seperti yang disebutkan diatas ya ambyar..

    BalasHapus
  6. sharing session buat semua anggota tim memang perlu dilakukan sih, soalnya ini jadi agenda bulanan di tempat daku kerja, biar tahu apa ada masalah atau nggak nya

    BalasHapus
  7. Untuk kerjasama tim ini memang harus ada beberapa aspek dipikirkan ya masalah tanggung jawab, kompak, sama please banget kalau ada uneg-uneg jangan dibicarain dibelakang dan sabotase job sendiri gitu hihi.

    BalasHapus
  8. Baca ini flashback ke jaman sekolah yg mana stres kalau dapet kelompok yg ga mau kerjasama atau ngomongin di belakang. Asal komunikasi lancar dan mau toleransi itu udah bagus banget kalo di pengalamanku

    BalasHapus
  9. Yg terpenting punya tim harus saling mendukung satu dengan yg lainnya, apa jdnya punya tim lain didepan lain dibelakang

    BalasHapus
  10. Hmm jadi tahu bahwa ada juga konflik yang sehat ya Mbak,, btw baca tentang Kathrine perempuan yang pinter T, inget female lead di drakor di Please Don't Date Him, yg ahli AI

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9