"Mbak, pernah nggak berpikir kita bisa berbisnis seperti ini?" tanyanya sore itu.
"Jelas nggak. Aku bukan orang bisnis. Mana mungkin pernah memikirkan menjadi pebisnis," jawab saya sedikit jutek.
"Tapi buktinya Mbak Malica bisa. Kita sudah menjalankan bisnis ini mau jalan 2 tahun. Dengan penuh perjuangan, akhirnya bisa sampai di titik ini," ucapnya meyakinkan.
"Ah, iya. Kamu benar. Mungkin sudah jalannya ya. Padahal kamu tahu, dulu aku terjun ke dunia online setelah berpisah dengan suami hanya untuk self-healing."
"Nyatanya apa mbak? Self-healing yang mbak lakukan mendekatkan pada hal-hal yang tak terduga kan? Apa kabar PNS? Katanya mau jadi PNS," ledeknya sambil mengirim emot tertawa ngakak.
"Hahaha .. jangan ngeledek. Ini takdir namanya."
Obrolan singkat dengan partner bisnis di atas, tiba-tiba membuat saya membuka memori lama.
Saya pernah rapuh saat mengalami tragedi perceraian 6 tahun lalu bersama suami.
Lalu, saya berusaha bangkit. Saya jatuh bangun berusaha menyembuhkan kesehatan mental yang terganggu pasca melahirkan anak kedua tersebut, yang tanpa sengaja dibarengi dengan perpisahan dari suami dengan cara self-healing melalui menulis.
Sejujurnya sempat marah sama Allah, kenapa saya diuji seberat ini dulu?
Di usia sangat muda, saya menjadi seorang single mom. Sebuah status yang tidak sama sekali saya bayangkan sebelumnya. Ini berat. Bagaimana saya menjalaninya nanti?
Sekelebat ucapan-ucapan pesimis terhadap diri sendiri menari-nari dalam ingatan kembali.
Sembari membayangkan saya yang dulu begitu rapuh. Saya yang dulu pernah tidak waras hanya memikirkan masa depan yang sama sekali belum dilalui. Saya juga sempat pesimis jika nantinya belum bisa menjadi ibu yang baik.
Namun siapa yang menyangka, jika ujian yang diberikan oleh Allah di masa lalu. Ternyata mengantarkan saya pada proses pengembangan diri yang cukup melesat.
Di mana ketika saya mencoba menelusuri setiap prosesnya, rasanya banyak yang mustahil.
Kok bisa ya menulis mengubah hidupku?
Bagaimana bisa menulis menjadi jalan ninjaku untuk menghasilkan uang?
Kok dari menulis, aku dipertemukan dengan beberapa teman yang ngajak berbisnis?
Siapa lagi yang memiliki rencana hidup sekeren itu, kecuali Allah?
Mungkin Allah ingin saya merasakan sakit sebelum siap menerima kebahagiaan berlimpah bersama anak-anak.
Wejangan Teman Menjadi Semangat untuk Berjuang
Jadi ingat kata teman saat saya terpuruk 6 tahun lalu,
Kamu sarjana pendidikan. Kalau nggak bisa mendidik mindsetmu dengan benar, kok saya malu ya jadi temenmu. Menjadi single mom itu bukan aib, Mal. Ini pilihan hidupmu. Takdir Allah yang harus kamu jalani. Jadi, ubah mindsetmu itu. Terbanglah yang tinggi. Udah, masa lalu jadikan cermin untuk perbaikan diri.
Kalau inget kalimat teman di atas, sejujurnya saya malu. Kenapa?
Karena dalam pikiran saya saat itu, saya berpikir seolah seperti perempuan gagal dalam hidup. Saya bercerai dari suami, yang dampaknya berimbas kepada psikologi anak-anak. Saya juga merasa jadi benalu bagi kedua orang tua karena mereka menanggung beban dari masalah saya sebagai single mom.
Tapi benar apa kata teman saya, jika saya menyerah saat itu, mungkin saat ini saya tidak bisa menjalankan peran sebagai single mom yang tangguh.
Saya pun tidak akan mengenal dunia bisnis hosting dan penerbitan. Saya tidak akan tahu jika bekerja di rumah pun bisa menghasilkan.
Selain itu, saya juga tidak akan bisa menjadi penulis sekaligus blogger yang bisa menentukan gaji untuk diri sendiri.
Padahal dulu, untuk mendapatkan gaji penuh dari hasil kerja, saya harus menunggu sebulan.
Ya, inilah rencana-Nya yang tak pernah terpikirkan oleh saya.
Benarkah Menulis Membuatku Menjadi Single Mom Berdaya di Era Digital?
Menjadi pebisnis memang bukanlah cita-cita saya sejak kecil. Saat duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya usia saya 9 tahun. Saya ingin sekali menjadi seorang guru seperti Pak Pringadi. Salah satu guru idola saya yang cara mengajarnya selalu bikin semangat sekolah.
Makanya, ibu sangat mendukung ketika saya mengambil jurusan bahasa inggris pendidikan saat kuliah. Harapan beliau, saya bisa seperti para tetangga yang memakai seragam dinas PNS.
Sayangnya keinginan ibu sampai saat ini belum mampu saya wujudkan. Saya sudah mencoba 6 kali ikut seleksi CPNS, tetapi hasilnya nihil. Kegagalan demi kegagalan yang saya dapatkan.
Ketika saya merasa pesimis dengan perjuangan mendaftar PNS, saya coba bilang sama ibu,
Saya mau resign dari tempat ngajar. Mau fokus sama anak-anak di rumah sambil menulis.
Tahu, ibu jawab apa saat itu?
Kamu dapat apa dari menulis? Wong selama ini ibu lihat kamu mainan HP sama laptop saja di rumah. Dapat duitnya dari mana?
Ah, sungguh bukan jawaban yang saya inginkan. Mindset orang di rumah atau orang kampung di sini, bekerja adalah yang memakai pakaian rapi lengkap dengan pernak-perniknya.
Sementara yang berdaster sambil memegang HP selalu dibilang mainan. Gemes dengernya, tetapi saya memaklumi. Mungkin sudah tradisi sejak dulu jika yang namanya bekerja, ya di luar rumah, baik di kantor atau di mana pun. Mungkin, inilah saatnya saya membuktikan.
Seorang mentor menulis pernah berkata,
"Tulisanmu bisa menghidupimu jika kamu tahu jalannya yang benar."
Benar adanya. Jika kita tahu jalannya, menulis akan membawa kita pada keberlimpahan.
Jadi ingat, tahun 2017 saya telah dihidupi dari menulis. Saat itu saya memutuskan pulang kampung dari Cirebon ke Lamongan. Dan saya tidak banyak bawa uang. Akhirnya, saya memanfaatkan skill menulis dari profesi content writer.
Tak lama, dari content writer, saya pun merambah menjadi ghost writer atau penulis bayangan. Di mana fee yang saya dapatkan dari hasil menulis pun cukup lumayan. Lalu, setelah menggeluti dunia content writer dan ghost writer, saya pun mencoba menggeluti profesi copywriter. Alhamdulilah tawaran demi tawaran pun berdatangan.
Nah, apakah masih bisa dikatakan jika menggeluti dunia menulis tidak bisa berpenghasilan?
Hingga tahun 2019, saya pun memutuskan menjadi blogger. sebuah profesi yang cukup menantang dibanding beberapa profesi penulis yang sudah saya geluti sebelumnya. Baru deh saya bisa membuktikan pada ibu jika saya benar-benar serius ingin berkembang di dunia menulis ini. Bahkan sempat terbesit impian kecil jika suatu hari nanti saya bisa memfasilitasi para generasi milenial yang ingin berpenghasilan sembari mereka menempuh pendidikan. Dan keinginan sederhana inipun, saya sampaikan kepada partner bisnis. Tak menyangka jika dia akan mendukung saya. Bahkan jawaban dia bikin saya semangat untuk melangkah ke depan.
Sudah saatnya mbak memiliki bisnis sendiri. Saya yakin bekal ilmu berbisnis mbak malica bisa dipraktikkan di sana. Lagian, mbak malica pantas kok jadi CEO, jelasnya sambil tertawa.
Tips Memilih Partner Bisnis yang Tepat
Setelah melalui masa perenungan panjang, saya akhirnya memberanikan diri untuk muncul di permukaan dengan membawa bisnis baru. Namun sebelum memulainya, sangat tidak mungkin jika saya menjalankan bisnis tersebut sendirian. Jadi, mau tidak mau saya harus berpartner dengan seseorang.
Memilih partner pun rasanya tidak mudah. Saya butuh bersemedi beberapa hari guna mendapatkan teman kerja yang satu visi dan misi. Karena jujur, saya pernah memiliki pengalaman bisnis yang tidak enak di dunia online, di mana ketika saya sudah tidak dibutuhkan, mereka tidak lagi memakai jasa saya untuk bekerja di sana.
Oleh karena itu, sebelum membangun bisnis tersebut, saya membuat standar seorang partner bisnis. Berikut tips yang saya gunakan saat memilih partner bisnis dengan tepat.
Latar Belakang atau Reputasi
Langkah pertama yang saya lakukan adalah mencari tahu track record calon rekan bisnis. Hal ini saya lakukan agar bisnis ke depannya lancar. Bisnis yang kami jalankan tidak mengalami banyak kendala, baik kendala secara personal maupun yang berhubungan dengan bisnis.
Mengenali Keahlian Calon Rekan Bisnis
Selain mengenali track record calon rekan bisnis, saya pun mencoba mencari tahu keahlian dan kemampuan calon rekan sebelum mengajaknya berbisnis. Kenapa?
Secara tidak langsung, saya mencari partner adalah agar dia bisa menghandle pekerjaan ketika saya sedang berhalangan. Jadi setidaknya, dia memiliki kemampuan yang sama dengan yang saya miliki.
Mempunyai Visi dan Misi Sejalan
Memiliki Visi dan misi sejalan sangatlah penting. Karena saya berpikir visi dan misi merupakan pondasi dari kokohnya sebuah bisnis. Jika antara satu kepala dengan kepala lainnya tidak sejalan. Ya jangan harap bisnis berjalan lancar. Nah, saya tidak mau ini terjadi dalam bisnis saya nanti.
Komitmen dalam Bekerja
Bisa dibilang saya orangnya workaholic jika sudah menyangkut soal pekerjaan. Tetapi terkadang saya masih suka oleng ketika banyak pekerjaan yang harus dikerjakan. Nah, di sini saya ingin mencari partner bisnis yang mampu mengingatkan saya juga sekaligus membentuk dirinya untuk disiplin dan pekerja keras. Sebab dari pengalaman sebelumnya, dengan memiliki partner bisnis pekerja keras, artinya dia tidak mudah menyerah.
Pembagian Tanggung Jawab yang Jelas
Poin kelima ini tak kalah penting. Menjelaskan tentang jobdesk pekerjaan sebelum bergabung dalam bisnis berdua menjadi kunci suksesnya sebuah bisnis. Ketika seorang partner memahami tanggung jawab pekerjaan yang harus dia kerjakan, maka kita tidak perlu lagi mengingatkan tugasnya berulang-ulang.
Rekan Bisnis Loyalitas dan Siap Menerima Kritikan
Loyalitas itu sangat dibutuhkan dalam sebuah bisnis. Dengan memiliki partner bisnis yang loyal, kita bisa berbagi apa saja dengannya. Selain itu, ketika ada kesalahan yang butuh diingatkan, jika dia loyal, maka tidak ada istilah marah atau menyerah. Justru dia akan lebih semangat memperbaiki diri.
Setelah 6 standar rekan bisnis yang sudah saya buat di atas tersusun dengan rapi dan matang. Saya mencoba mencari kira-kira siapakah dia yang bisa saya ajak untuk menjalankan bisnis baru ini
Bismillah, Siap Menjadi Writerprenuer Berdaya di Era Digital Bersama tulisinaja.com
Memantapkan hati untuk berbisnis bukan hal mudah. Tetapi saya yakin jika ada niat, pasti semesta akan mendukung. Dan bisnis tersebut resmi saya launching dengan nama tulisinaja.com
Nama yang menurut saya cukup unik. Yang pada intinya ketika orang membaca tulisinaja,com, dalam pikiran mereka terbayang tentang jasa tulisan. Yup, tujuannya itu. personal branding sudah saya tanamkan dalam nama tersebut.
TULISINAJA.COM akan bergerak di bidang bisnis digital, di mana ada beberapa jasa yang akan saya tawarkan antara lain:
Jasa penulisan artikel SEO
Jasa copywriting
Jasa pembuatan website
Kelas Menulis Online
Dari 4 poin di atas, saya tidak muluk-muluk untuk mendapatkan hasil yang besar. Karena saya tahu, semua bisnis berproses. Jadi untuk saat ini saya hanya berharap semoga jasa yang saya tawarkan tersebut mampu membawa manfaat.
Namun, harapan saya pun diridoi oleh Allah sehingga bisnis yang baru resmi saya rintis awal tahun 2021 kebanjiran job. Alhasil muncullah beberapa kendala yang belum terpikirkan sebelumnya.
Seperti misalnya kekurangan penulis dan kendalanya laptop yang belum mumpuni untuk diajak kerja cepat. Nah, kalau urusan penulis sih, saya nggak begitu repot buat mencari. Karena alhamdulilah banyak teman dekat penulis yang bisa diajak kerjasama.
Yang jadi masalah justru laptop mulai lambreta. Bahkan parahnya beberapa hari ini laptop Asus yang saya pakai ini mulai sering ngehang. Saat dipakai untuk editing beberapa artikel dan copywriting, eh, tiba-tiba loadingnya lama. Saat saya mau save hasil editing artikel, kursornya justru muter-muter nggak jelas. Mana laptop suka cepat sekali panas. Sungguh kendala-kendala kecil ini membuat saya jadi pesimis untuk terbang lebih cepat bersama tulisinaja.com
Saya sih cukup memaklumi. Karena laptop Asus ini sudah cukup lama menemani saya bekerja. tepatnya tahun 2017 lalu dari hasil bayaran menjadi ghost writer. Nggak mahal, hanya sekitar 4 jutaan. Karena tujuan saya membeli laptop untuk bisa dipakai menulis saja saat itu. Jadi nggak kebayang banget untuk digunakan berbisnis.
Namun ternyata keinginan berbisnis itu mendadak muncul, sementara laptop sudah tak mendukung. Kan, jadinya gimana gitu ya? Alhasil saya mulai berpikir, kira-kira cara apa yang bisa saya tempuh untuk mendapatkan laptop canggih yang performanya mumpuni untuk diajak membesarkan tulisinaja.com?
Dan Yeay, saya pun mendapatkan jawabannya saat membaca banner lomba blog Asus Expertbook yang terpampang jelas di akun lomba blog. Saya berharap semoga laptop keren ini bisa saya dapatkan dan mendukung bisnis tulisinaja.com.
Kenapa Memilih Asus Expertbook B9400?
Sukses berbisnis adalah idaman setiap pebisnis. Jadi selain niat dan modal finansial, pebisnis juga harus mempunyai alat perang sebagai pendukung untuk berkembang. Dalam hal ini saya memilih Asus Expertbook B9400 sebagai partner yang akan menemani saya terbang. Selain sudah memiliki pengalaman dengan penggunaan laptop Asus sebelumnya, saya pun yakin tidak akan salah pilih. Berikut alasannya:
Laptop Ringkas dan Ringan untuk Bisnis
Laptop ini sudah membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Expertbook B9 menyajikan design ramping dan minimalis sehingga tampak ringkas. Bahkan saking ringkasnya, Expertbook B9 dijuluki sebagai laptop bisnis paling ringan di dunia. Karena memakai material khusus magnesium litium yang mana memberi kesan tangguh sementara tebalnya lebih kecil dari ukuran A4. Bayangkan, sungguh ti