Menjalani tiga peran sekaligus, sebagai ibu rumah tangga, pebisnis kuliner, dan pekerja digital kadang membuat hari-hari saya terasa sangat padat, nyaris tanpa jeda.
Sejak waktu subuh tiba, saya sudah sibuk di dapur, menyiapkan bekal anak-anak sekolah sekaligus mengecek stok bahan jualan kuliner.
Begitu urusan dapur rampung, saya langsung pindah ke depan laptop. Menyelesaikan draft artikel, merevisi tulisan, dan mengecek hasil kerja tim content writer yang harus segera diserahkan ke klien.
Sudah hampir lima tahun saya menekuni dunia blogging dan mengelola agensi kepenulisan digital. Pekerjaan ini memberi saya keleluasaan waktu, sehingga tetap bisa mendampingi keluarga sambil terus produktif secara profesional.
Namun, di tengah semua kesibukan itu, ada satu hal penting yang selama ini sering saya abaikan: kesehatan mata.
Content Writer Strategist: Begadang, Kopi dan Mata Kering
Sejak memutuskan membangun agensi kepenulisan digital sendiri tulisinaja.com hidup saya otomatis berubah.
Dulu, fokus saya hanya pada satu atau dua artikel per hari. Kini, banyak hal harus saya tangani: menulis, merevisi, berinteraksi dengan klien, memberikan brief kepada penulis, hingga mengevaluasi performa konten.
Jika ditanya jam kerja, saya sering menjawab, "tergantung mood klien." Tak jarang, jam 11 malam pun saya masih harus bersiaga untuk revisi mendadak.
Capek? Tentu saja.
Namun, semua terbayar lunas saat melihat hasil kerja tim tayang rapi di media besar, atau ketika klien melakukan repeat order karena puas dengan performa konten kami.
Namun di balik semua itu, ternyata ada satu hal kecil yang sering terabaikan, kesehatan mata.
Awalnya saya anggap remeh. Tidak sadar bahwa setiap hari saya bisa duduk di depan layar lebih dari 10 jam, dari menulis artikel produk, blog SEO, hingga riset keyword dan data tren.
Lambat laun, mata mulai mengirim sinyal, mata sepet, perih, lelah, kadang terasa nyut-nyutan sampai membuat pusing.
Sempat saya kira ini hanya efek begadang. Namun, setelah mencari informasi dan membaca berbagai sumber, baru saya menyadari ini adalah gejala mata kering akibat digital eye strain.
Apa Itu Mata Kering?
Beberapa waktu lalu, saya sempat mengira rasa tidak nyaman di mata hanya karena kurang tidur.
Tapi lama-lama, rasanya semakin sering muncul terutama saat selesai memasak dan lanjut menatap layar laptop dalam waktu lama.
Mata terasa seperti berpasir, agak perih, bahkan kadang memerah. Rasanya ingin terus mengucek, tapi itu justru memperparah kondisi.
Setelah mencari tahu dan ngobrol dengan teman yang bekerja di bidang kesehatan, barulah saya sadar kalau yang kualami ini adalah mata kering.
Dalam istilah medis, mata kering adalah kondisi ketika mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup dari air mata. Padahal air mata sangat penting untuk menjaga kelembapan, kenyamanan, dan kesehatan permukaan mata.
Gejalanya pun beragam. Selain rasa perih dan berpasir seperti yang saya alami, banyak juga yang merasakan mata gatal, sensasi panas, mata merah, hingga mudah lelah saat membaca atau menatap layar.
Bahkan ada yang matanya tiba-tiba berair, yang sebenarnya merupakan respon refleks tubuh karena mata terlalu kering.
Penyebabnya? Ternyata banyak hal dalam aktivitas harian yang bisa memicu atau memperparah mata kering.
Mulai dari lingkungan, seperti udara kering, asap dapur, atau paparan kipas angin yang terlalu sering. Lalu ada layar digital, ya, laptop dan ponsel yang hampir tak lepas dari genggaman.
Ketika terlalu lama menatap layar, kita cenderung jarang berkedip, dan ini membuat mata jadi cepat kering.
Belum lagi paparan AC yang membuat udara di ruangan menjadi kurang lembap. Ditambah faktor lain seperti usia, di mana produksi air mata memang cenderung menurun seiring bertambahnya umur, serta perubahan hormon, misalnya saat kehamilan, menyusui, atau menopause.
Dari situ saya jadi paham, bahwa apa yang kuanggap biasa saja, ternyata adalah sinyal tubuh yang tak boleh diabaikan.
Mata kering bukan cuma soal rasa tidak nyaman sesaat dan kalau dibiarkan, bisa berpengaruh besar terhadap keseharian dan kesehatan mata dalam jangka panjang.
Tiga Sumber Risiko: Dapur, Laptop, dan Deadline
Siapa sangka, tiga hal yang paling akrab dalam keseharian saya, yakni dapur, laptop, dan deadline ternyata punya satu kesamaan: semuanya bisa jadi musuh tersembunyi bagi kesehatan mata.
Setiap hari, saya berhadapan dengan ketiganya tanpa jeda. Dari panas dan asap di dapur, lalu pindah ke layar laptop yang menuntut konsentrasi tinggi, sampai akhirnya terjebak dalam tekanan waktu karena pekerjaan yang menunggu diselesaikan.
Awalnya, saya pikir kelelahan di mata hanyalah efek samping dari kesibukan.
Tapi makin ke sini, saya menyadari bahwa semua aktivitas ini, yang terlihat wajar dan rutin, diam-diam menjadi pemicu utama mata kering yang sering kuabaikan. Kita bahas satu-satu yuk:
Asap Dapur Bikin Mata Pedih
Banyak orang tidak sadar bahwa aktivitas di dapur bisa membahayakan kesehatan mata.
Ketika memasak, mata terpapar panas dari kompor, asap, dan bahkan uap dari masakan.
Belum lagi kipas angin atau ventilasi yang meniup langsung ke arah wajah, mempercepat penguapan air mata.
Seringkali, karena fokus pada masakan, kita tidak sadar bahwa kita jarang berkedip. Ini memperparah kondisi mata kering tanpa kita sadari.
Terlalu Lama Menatap Layar Laptop
Laptop adalah senjata utama para pekerja remote atau ibu rumah tangga yang juga nyambi freelance.
Tapi layar birunya bisa menjadi bumerang. Menatap layar terlalu lama, apalagi dengan posisi duduk yang tidak ergonomis dan pencahayaan buruk, bisa membuat mata cepat lelah.
Blue light atau cahaya biru dari layar juga berkontribusi besar dalam memperparah kelelahan mata. Mata jadi perih, terasa berat, bahkan kadang memicu sakit kepala.
Dikejar Deadline, Mata Ikut Tersiksa
Satu lagi musuh utama mata sehat yaitu deadline. Tekanan pekerjaan membuat kita sering lupa untuk istirahat dan minum air putih. Pola tidur berantakan, stres menumpuk, dan akhirnya mata pun jadi korban. Kurang tidur membuat produksi air mata terganggu.
Ditambah stres, tubuh semakin sulit menjaga keseimbangan sistemnya.
Jika Dibiarkan, Apa Akibatnya?
Sayangnya, banyak yang masih mengabaikan sinyal dari mata. Mungkin karena merasa bisa diatasi dengan “cuci muka sebentar” atau “tidur agak lama nanti malam.” Padahal, jika dibiarkan, mata kering bisa menimbulkan dampak jangka panjang yang cukup serius.
Pertama, gangguan penglihatan. Mata menjadi tidak fokus, buram, dan sulit membaca atau melihat detail kecil.
Kedua, penurunan produktivitas. Bayangkan mencoba menyelesaikan laporan penting saat mata terasa panas dan perih. Fokus pasti menurun drastis.
Ketiga, kualitas hidup pun ikut terdampak. Mata yang terus terasa tidak nyaman membuat aktivitas harian jadi tidak menyenangkan. Dan yang lebih serius, mata kering kronis bisa menimbulkan komplikasi, seperti kerusakan permukaan mata atau infeksi.
Solusi Sederhana Tapi Efektif dan Bikin Hati Tenang
Kabar baiknya, ada banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi mata kering, bahkan di tengah jadwal yang super padat sekalipun.
1. Terapkan aturan 20-20-20
Setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Ini membantu mata beristirahat dan meredakan ketegangan.
2. Gunakan tetes mata buatan
Tetes mata seperti Insto Dry Eyes bisa membantu melembapkan mata yang kering.
Penggunaannya praktis, cepat, dan bisa dibawa ke mana saja. Solusi tepat saat kita sedang masak, kerja, atau sedang di perjalanan.
3. Konsumsi makanan sehat
Perbanyak makanan yang kaya akan omega-3 seperti ikan salmon, dan vitamin A seperti wortel dan bayam. Jangan lupa juga minum air putih yang cukup setiap hari.
4. Gunakan pelindung saat memasak
Jika memungkinkan, kenakan kacamata bening saat memasak untuk melindungi mata dari asap dan uap
panas. Atau, posisikan kipas dan ventilasi agar tidak langsung mengarah ke wajah.
5. Atur pencahayaan dan posisi kerja
Pastikan ruang kerja cukup terang, posisi layar sejajar atau sedikit di bawah garis pandang, dan duduk dengan postur tubuh yang baik. Ini akan membantu mengurangi tekanan pada mata.
Jangan Anggap Remeh, Mata Butuh Perhatian Kita
Seringkali kita begitu sibuk mengurus semua hal, dari rumah, pekerjaan, hingga keluarga, sampai lupa bahwa tubuh juga punya batasnya.
Dan mata, yang setiap hari kita pakai tanpa henti, juga butuh dirawat. Jangan tunggu sampai muncul rasa perih dan gatal baru sadar.
Saya pun dulu berpikir cukup dengan mengusap mata atau menutupnya sebentar saja. Tapi ternyata, itu belum cukup.
Alhamdulillah, sekarang ada Insto Dry Eyes dengan kemasan baru yang lebih modern dan praktis. Produk ini benar-benar jadi penyelamat di tengah aktivitas multitasking yang padat.
Insto Dry Eyes diformulasikan secara khusus untuk membantu mengatasi mata kering akibat paparan layar digital, asap dapur, AC, atau sekadar karena lupa berkedip saking fokusnya bekerja.
Yang membuat saya tenang menggunakan produk ini adalah kandungannya yang aman, yaitu hydroxypropyl methylcellulose, zat yang membantu melembapkan dan melumasi permukaan mata layaknya air mata alami. Tetesannya ringan, nggak perih di mata, dan langsung terasa menyegarkan hanya dalam beberapa detik.
Kemasan barunya juga sangat mendukung gaya hidup aktifku karena lebih ergonomis, tidak mudah tumpah, dan mudah dibawa ke mana saja. Mau diselipkan di tas kecil, pouch makeup, bahkan di saku celemek saat di dapur pun masih muat.
Tutup botolnya pun dirancang agar gampang dibuka tapi tetap aman, jadi nggak khawatir bocor meskipun dibawa dalam posisi terbalik.
Buat kamu yang setiap hari harus berpindah-pindah antara dapur, ruang kerja atau di mana saja, membawa Insto Dry Eyes adalah langkah cerdas.
Hanya dalam beberapa tetes, mata terasa segar kembali. Kamu seolah memberi jeda sejenak untuk diri sendiri di tengah kesibukan yang tak berujung.
Kesimpulan
Merawat mata bukan cuma soal menjaga penglihatan tetap jelas. Ini juga tentang menjaga kualitas hidup, mempertahankan semangat bekerja, dan menjalani hari-hari dengan nyaman.
Dalam dunia yang makin sibuk dan penuh distraksi, jangan biarkan mata kita jadi korban.
Mulai sekarang, yuk, lebih peduli pada sinyal kecil dari tubuh. Jika mata mulai terasa kering atau lelah, jangan ditunda-tunda. Ambil tindakan.
Istirahatkan sejenak, perbaiki lingkungan kerja, dan jangan lupa sedia Insto Dry Eyes di dekatmu.
Ingat, produktivitas memang penting. Tapi tanpa mata yang sehat, semua jadi terasa berat. Makanya jaga mata kita biar semangat juga tetap terjaga.