Sebuah Usaha Mendobrak Stigma, Apa yang Bisa Dilakukan Ibu Tunggal Bersama IndiHome?

Sabtu, 13 Mei 2023

Sebagai seorang ibu tunggal, kekuatan sejati tidak terletak pada tangan yang membantu, tetapi pada tekad dan semangat terus berjuang dan menghadapi segala tantangan. Seperti halnya dukungan yang diberikan IndiHome yang selalu siap membantu dan mempermudah siapapun dalam menghadapi dunia digital.



Pada tahun 2030, ketika ASEAN diperkirakan akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia, ADB memproyeksikan bahwa wanita di Asia akan menghadapi peluang 70 persen lebih kecil daripada pria untuk terlibat dalam Angkatan kerja.


Meskipun kesenjangan gender ini tetap ada saat pertumbuhan ekonomi stabil, ternyata tidak menyurutkan semangat para wanita untuk mencari peluang pekerjaan. Contohnya Kristina, ibu tunggal yang berhasil berdikari lewat teknologi.


Wanita asal Medan ini berhasil mendobrak stigma wanita tidak bisa mandiri. Dia juga membuktikan tidak semua wanita single parent pantas dilabeli negatif. 


Pasalnya, sejak tahun 1997, dia berusaha berjuang menghidupi ketiga anaknya dari penghasilan warung yang semakin hari bertambah laris.


Karena merasa kewalahan, Kristina pun berusaha melek teknologi untuk Kelola warungnya supaya lebih praktis. Akhirnya, dia memanfaatkan teknologi Grabkios.


“Mengatur kebutuhan toko menggunakan Grabkios lebih hemat dan menguntungkan. Enggak perlu menyewa becak atau motor untuk belanja. Ongkos bisa ditabung. Selain itu, saya juga menawarkan layanan lain di luar jualan warung, seperti pembayaran tagihan PLN, BPJS PDAM, juga pembelian paket data. Semua bisa dikontrol sekali klik dalam genggaman,” tuturnya.


Lain padang, lain belalang. Setelah kehilangan pekerjaan sebagai tim administrasi, Dewi, ibu tunggal asal Surabaya ini tidak berputus asa. Dia memanfaatkan STNK dan motor yang dia punya untuk menjadi mitra GrabBike.


Dengan sangat piawai dia mengatur waktu. Selama hari senin sampai jumat, dia bekerja sebagai pengemudi. Pada hari Sabtu, Dewi meluangkan waktu untuk anaknya seharian. Sedangkan saat weekend, dia memanfaatkannya untuk berjualan.


Kemudahan mencari penghasilan dengan bantuan teknologi juga dirasakan Dilla Fadilla. Single parent yang sukses membangun toko produk fashion syar’i di Semarang, yang dipasarkan melalui marketplace Lazada.


“Awalnya hanya jualan kerudung. Tetapi ketika suami meninggal, saya mencoba scalling bisnis ke pasar digital. Sadar akan banyaknya kompetisi di bisnis fashion, dia mencoba mencari ciri khas dari brand-nya, sembari mengonsep strategi jualan. Tak disangka saya bisa menaikkan penjualan sebesar enam kali lipat,” ungkap Dilla penuh semangat. 


Dari kisah tiga wanita hebat di atas, sejatinya kita sudah bisa menilai bahwa sosok ibu tunggal adalah bukti nyata kekuatan wanita yang luar biasa.



Ibu tunggal bukanlah label yang melekat pada diri yang harus mendapatkan penghakiman dari banyak orang. Tapi sebuah gelar pahlawan yang harus dihormati dan diapresiasi.


Tentunya, perlu berterima kasih juga pada Telkom Indonesia yang berhasil memberi peluang melalui layanan internet cepat. Mendukung para ibu tunggal berdaya di era digital dengan melawan keterbatasan sebagai kekuatan.

Baca juga: Senjata Digital UMKM untuk Menaikkan Penjualan


Ibu Tunggal Memiliki Potensi Sama Seperti Lainnya


Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sila kelima Pancasila ini acapkali kita dengar saat melaksanakan upacara zaman sekolah.


Bisa dibilang juga, perkara keadilan sosial bersifat inklusif (menyeluruh). Namun pada kenyataannya, keadilan sosial hanya sekadar kalimat yang mudah diucapkan, namun sukar kita dapati di kehidupan nyata.


Indonesia dengan negara yang luas, populasi penduduk beragam. Namun dalam hal cara berpikir dan bertindak, masih rentan akan diskriminasi. Contoh kecil, sampai saat ini stigma tentang ibu tunggal selalu menjadi bahan olokan. Mungkin Anda pernah lihat tulisan terpampang jelas soal pandangan negatif “Janda” di truk. 


Belum lagi, nama ‘janda’ juga dijadikan nama brand makanan atau minuman. Mungkin niatnya ingin tampil beda, tapi apakah pantas?


Orang lain menikmati keuntungan dari nama tersebut. Sementara pernahkah kalian memikirkan bagaimana perasaan para wanita yang statusnya jadi bahan ejekan?


Inilah yang menjadikan stigma ibu tunggal takkan pernah usai. Sebab sesama manusianya sendiri masih belum bisa memanusiakan yang lainnya. Padahal, ibu tunggal seharusnya mendapatkan potensi yang sama dengan para ibu lainnya.


Namun lewat DIGITAL, saya yakin ibu tunggal bisa lebih berdaya. Sekalipun dunia digital kerap dikatakan sebagai “dunia tipu-tipu”. Tetapi justru di sinilah ibu tunggal dihargai, sekaligus diapresiasi.


Sebut saja SMI atau single mom Indonesia, adalah komunitas yang menaungi ibu tunggal di seluruh Indonesia. Anggotanya sudah lebih dari 8000 orang di grup privat facebook dan WhatsApp.


Didirikan oleh Maureen Hitipew, pada tanggal 8 september 2014. Memiliki misi dan visi memberdayakan ibu tunggal untuk membangun keluarga bahagia dan percaya diri.


Hal ini dibuktikan dengan beberapa kegiatan yang diadakan secara online dan offline. Yang mana kebanyakan tema yang diusung adalah tentang Self Improvement, Literasi Digital, SMI Preneurs, dan Wrtiterpreneur, Digital Marketing dan lainnya.


Saya sendiri merasa beruntung bisa bergabung di grup privat facebook yang dibentuk SMI. Di sana, saya tidak merasa sendiri. Banyak ibu tunggal yang mengalami nasib sama, tetapi hebatnya, keteguhan hati dan semangat juang para ibu tunggal mampu membawa perubahan besar. 


Tentunya, ini juga berkat dukungan IndiHomeyang menjadi sahabat setia ibu tunggal di Indonesia, yang menjadikan kami lebih berdaya di dunia digital. Hingga akhir 2020, panjang jaringan fiber optic IndiHomemencapai 4 kali keliling bumi. Sepanjang 166.343 kilometer di seluruh wilayah nusantara, mulai dari pusat kota hingga pelosok desa.


Mencoba Melawan Keterbatasan 



2017, adalah tahun yang cukup berat bagi saya. Resign dari sebuah Lembaga bimbingan belajar. Saya pun tidak memiliki penghasilan lagi.


Hari demi hari, hanya kebingungan sekaligus kekhawatiran yang saya rasakan. Saya memikirkan bagaimana saya bisa menghidupi anak-anak jika saya tidak bekerja.


Di lain sisi, saya juga tinggal di sebuah desa terpencil, di kota Lamongan. Desa yang susah sinyal. Mengakses internet dibutuhkan kesabaran. Bahkan mirisnya, saya harus naik ke atas kursi demi mendapatkan sinyal yang lancar.


Melihat kondisi tersebut, rasanya mustahil jika saya mencari peluang cuan lewat digital. Pastinya akan banyak rintangan. Namun, saya tidak menyerah. Saya terus mencari cara agar bisa berdaya dari rumah sembari mengasuh anak.


Hingga suatu waktu, seorang teman menawarkan agar berlangganan dengan internet provider dari IndiHome. Mulanya, saya ragu. Uang darimana untuk membayar tagihan tersebut? Saya, kan, tidak kerja. Tapi bismillah, saya nekad.


Sebagai pemula, saya memilih paket JITU atau jaringan internet unlimited dengan kecepatan mulai dari 30 Mbps hingga 100 Mbps dengan harga ekonomis sebesar Rp. 255.000,- per bulan. Worth it bangetlah buat saya yang saat itu belum berpenghasilan tetap.


Sebulan berlangganan dengan IndiHome, saya mencoba melawan keterbatasan karena tinggal di pelosok desa. 


Mencoba mencari peruntungan dengan memberanikan diri mengontak beberapa teman untuk meminta pekerjaan online.


Qodarullah, tak lama, saya pun mendapat tawaran menjadi content writer. Rasanya, senang luar biasa. 


Sekalipun, bayaran yang saya dapat sebagai content writer terbilang kecil, hanya dibayar Rp 5000,- per 500 kata. 


Namun, waktu itu saya tidak memedulikan berapa nilai gaji yang didapat. Sebaliknya, yang paling utama adalah pengalaman. 


Selain menjadi content writer, saya juga berkecimpung di dunia penerbitan buku. Lagi dan lagi, saya di sini mencoba sebuah keberuntungan. Belajar menjadi seorang penulis, marketing buku, hingga seorang konsultan penerbitan. 


Dari sini pula saya mulai bisa membaca sebuah peluang pekerjaan digital, yang ternyata bisa menghasilkan cuan lumayan.


Pekerjaan Apa yang Bisa Dikerjakan Ibu Tunggal di Era Digital?


Mengutip data dari kemenpppa.go.id, diketahui ada sekitar 7 juta perempuan menjadi kepala keluarga. 


Penyebabnya beragam, mulai dari perceraian, ditinggal merantau suami, hingga meninggal dunia. Mirisnya, mayoritas hidup wanita yang menjadi kepala keluarga tersebut berada di bawah garis kemiskinan.


Bahkan soal garis kemiskinan ini pernah menjadi sorotan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar pada tahun 2016 silam.


Pasalnya, solusi menaikkan perekonomian para ibu tunggal yang berada di garis kemiskinan tersebut, tindakan yang diambil oleh pemerintah adalah dibentuknya industri rumah tangga.


Sayangnya, tidak banyak pelaku industri rumah tangga ini paham dengan aturan-aturan pada bidang yang ditekuni. Sehingga aktivitas tersebut terancam gagal. Lantas, pekerjaan apa yang layak dikerjakan oleh ibu tunggal di era digital?

 

Dari sumber referensi yang saya dapat dari Indonesiabaik.id, banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan di era digital. Pastinya dengan gaji yang lumayan. Beberapa di antaranya adalah seperti terlampir berikut ini:


Sumber foto: indonesiabaik.id

Para ibu tunggal bisa menggeluti beberapa profesi di atas. Tentunya disesuaikan berdasarkan skill yang dimiliki. Konon katanya, beberapa profesi yang saya cantumkan tersebut akan banyak dibutuhkan oleh perusahaan hingga 5 tahun ke depan.


Namun yang jadi pertanyaan, apakah profesi di atas harus dipelajari oleh para ibu tunggal yang jenjang pendidikannya adalah sarjana? Bagaimana dengan mereka yang hanya lulusan SMP atau SMP? Atau bahkan mereka yang seumur hidupnya tidak pernah mengenyam pendidikan?


Jangan khawatir. Saya sendiri, setelah mengenal dunia content writer dan penerbitan. Akhirnya, pada tahun 2019 memutuskan untuk menekuni dunia blogging. Bahkan, saya juga sempat berkecimpung di salah satu perusahaan hosting. Lantas, apakah saya sudah mahir ngeblog sebelumnya? Apakah saya memahami tentang hosting sebelumnya? Ataukah saya mahir teknologi?


Jawabannya adalah TIDAK. 


Pendidikan memang penting. Ijazah juga sangat bermanfaat untuk mencari lowongan pekerjaan. Tetapi bisa bekerja di era digital, apalagi di sebuah perusahaan ternama, yang diutamakan adalah skill yang Anda miliki.


Dan perihal skill ini, tentu saja bisa dipelajari secara otodidak. Ditambah, banyak webinar online atau kursus online yang bisa Anda ikuti. Bukankah ini kesempatan emas? Maka, sudah saatnya ibu tunggal melek digital. Toh, saat ini sudah banyak yang memiliki ponsel canggih, bukan? Oleh karena itu, manfaatkan!


Tantangan Ibu Tunggal Bekerja di Era Digital



Sejak memfokuskan diri sebagai seorang blogger dan writerprenur pada tahun 2019, mendapat cuan dari pekerjaan digital sangat membantu pemasukan saya sebagai ibu tunggal. 


Namun di sisi lain, banyak tantangan sebagai ibu tunggal yang bekerja secara online. Hanya saja. tantangan tersebut bervariasi tergantung pada situasi dan lingkungan kerja.


Berikut beberapa tantangan umum yang dihadapi, antara lain:


Mengelola Waktu


Ibu tunggal yang bekerja secara digital harus mengatur waktu dengan baik agar dapat menyelesaikan tugas-tugas online, sekaligus memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Saya sendiri membuat jadwal khusus.


Saya akan kerja online senin sampai jumat di hari efektif anak-anak sekolah. Ketika weekend, saya lebih slow respon menjawab pesan online karena waktunya bersama anak-anak.


Tantangan Finansial


Jika dulu kebutuhan bisa ditanggung berdua bersama pasangan, pasca bercerai saya harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, anak, juga kebutuhan pribadi.


Sementara bekerja digital seringnya tidak sellau menjamin penghasilan yang stabil untuk memenuhi kebutuhan finansial.


Kesehatan Mental


Tidak dimungkiri jika Kesehatan mental menjadi salah satu tantangan terbesar seorang single parent. Pasca bercerai, saya merasa memiliki banyak beban.


Terkadang saya juga merasa sedang memikul tanggungjawab besar.


Sementara menyempatkan me time untuk diri sendiri terbilang jarang. Oleh karena itu, saya gampang emosi yang mana berdampak pada kesehatan mental.


Teknologi dan koneksi yang kadang tidak stabil

Koneksi internet yang tidak stabil acapkali menganggu produktivitas. Sehingga dampaknya akan memperlambat pekerjaan, juga terkadang bikin stress. 


Tuntutan Pekerjaan yang Meningkat


Bekerja secara digital dapat membuat seseorang terus menerus terhubung dengan pekerjaannya, bahkan setelah jam kerja selesai. Jika tidak diatur dengan baik, maka efeknya bisa jadi tekanan dan stress berlebihan


Kurangnya dukungan dan interaksi


Bekerja secara digital dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan kurangnya dukungan dari rekan kerja atau atasan. 


Sebagai ibu tunggal, sungguh hal ini bisa memperburuk situasi karena tidak adanya orang lain yang dapat membantu tugas rumah tangga atau menjemput anak sekolah.


Tantangan-tantangan di atas memang terbilang tidak mudah. Untuk itu, sebagai ibu tunggal saya harus mencari solusinya. Nah, apa solusinya?


Melawan Keterbatasan, Merengkuh Asa Didukung IndiHome, Telkom Indonesia 


Ada sebuah kata bijak dari JK Rowling yang terus saya jadikan pegangan sampai saat ini.



Bunyinya begini,” Saya akan mengatakan kepada orang tua tunggal manapun yang saat ini merasakan beban stereotip atau stigmatisasi bahwa lebih bangga dengan tahun-tahun saya sebagai ibu tunggal daripada bagian lain dalam hidup saya. 


Saya pun sepakat dengan kata bijak JK Rowling tersebut. Dan sejauh ini, justru sejak menjadi ibu tunggal selama 8 tahun berjalan, saya dihadapkan pada hal-hal yang tak terduga. Yang pastinya membuat saya semakin bertumbuh.



Tahun 2022, rasanya tidak menyangka, saya akan diundang menjadi pembicara di workshop kepenulisan “Ubah Konten Menjadi Cuan Melalui Blog” di dinas kearsipan dan perpustakaan daerah kabupaten Lamongan.


Saya yang biasanya insecure tampil di depan public, ternyata bisa berdiri sekaligus membawakan materi di depan anak-anak SMA dari sekolah pilihan, juga para karyawan di dinas kearsipan. 



Pada kesempatan yang lain, saya pun mendapatkan undangan sebagai narasumber di universitas Polbangtan Gowa, Makassar. Bisa berdiri dengan percaya diri di depan para dosen, saya dan ketiga teman certified Writer mengisi materi tentang “ BIMTEK KEPENULISAN Karya Ilmiah.”


Semua aktivitas yang saya lakukan di atas, pastinya butuh layanan internet cepat untuk mencari bahan-bahan mengajar. 

Tak hanya mencari bahan ngonten, saya juga membutuhkan sinyal lancar untuk membuat design materi di canva. Beruntung,  Indihome selalu menjadi sahabat setia saya dalam menuntaskan pekerjaan online.


Dengan kecepatan internet tinggi mulai dari 10Mbps hingga 100Mbps, saya tidak lagi mengalami kendala koneksi internet yang lambat. 


Tak hanya itu saja, berkat Internet provider dari IndiHomeyang menawarkan fitur Wifi.id yang luas, saya pun bisa terhubung dengan banyak klien yang bekerjasama di jasa kepenulisan. Mulai dari melakukan zoom untuk meeting, google meet, atau menyimpan beberapa tugas di drive tanpa khawatir kehilangan koneksi.


Nah, aktivitas saya yang bekerja secara digital seperti di atas, sangat sesuai dengan visi misi dari Telkom Indonesia yang ingin menciptakan digital connectivity yang menghadirkan Fiber to the x (FTTx), 5G, Software Defined Networking (SDN) atau network function virtualization Satellite yang bisa menjangkau lebih luas lagi.


Berhasil Memiliki Bisnis Jasa tulis Berkat Dukungan IndiHome



Akhirnya, tahun 2023 ini saya resmi melaunching bisnis jasa tulis yang sudah saya bangun sejak tahun 2020. Namanya tulisinaja.com


Di sini, saya memfokuskan bisnis tulisan yang melayani content marketing, seperti jasa artikel seo, copywriting dan press release. 


Selain content marketing, saya juga menjual jasa social media specialist dan book publisher. Qodarullah, dua hari lalu saya sudah menemukan kandidat untuk dijadikan tim offline yang berdomisili di Cirebon.


Syukur Alhamdulilah, sebuah big plan bisnis yang sudah saya rencanakan tahun lalu terwujud tahun ini. Meski belum semuanya sempurna, setidaknya saya sudah berani action bukan?


Terima kasih tak terhingga pada Telkom Indonesia, yang lagi-lagi menjadi pendukung aktivitas digital saya. Berkat jaringan internet cepatnya, pekerjaan saya jadi lancer tanpa kendala.


Tak hanya itu saja, berkat could storage yang ditawarkan oleh IndiHome, saya bisa menyimpan data-data dari klien, mulai dari tulisan, video, bahkan design gambar di penyimpanan data online dengan kapasitas storage sebesar 16GB selama 6 bulan.


Healing Nggak Pakai Pusing, Cuma Di Rumah Aja Bersama Add On dari indiHome


Di atas, saya menjelaskan tentang beberapa tantangan menjadi ibu tunggal, yang salah satunya adalah Kesehatan mental.


Nah, untuk urusan kesehatan mental ini, selain melakukan konseling ke psikolog rutin, saya juga memanfaatkan fitur Add On dari indiHome. Beberapa layanan yang dimaksud antara lain: 


Iflix


Iflix adalah layanan Video On Demand yang menyediakan streaming Film dan Acara Televisi melalui Internet. Beberapa film yang direkomendakan beragam genre yang meliputi Hollywood, Film Korea, Anime, Dokumenter, Film India, Indonesia hingga film dan serial orisinil Iflix. Cocok dijadikan momen seru bersama anak-anak. 


CATCHPLAY+


Anda bisa menikmati film-film terbaru yang sudah tayang di bioskop hanya di CATCHPLAY+. Terdapat ribuan judul film, juga ratusan genre yang bisa dinikmati, seperti blockbuster Hollywood, Korea, Film Indonesia. Bahkan streaming sepuasnya pun lancar.


TV Storage


Layanan ini paling saya suka karena bisa merekam dan menyimpan acara TV favorit anak-anak di IndiHomeTV hingga 10GB dengan berlangganan TV Storage sebesar RP 15000,- per bulan


Merasa Aman dengan Bantuan IndiHome Smart


Tidak dimungkiri, sebagai ibu tunggal, saya juga suka melakukan aktivitas ke luar kota.


Terkadang dalam sebulan, saya bisa pergi ke luar kota beberapa kali. Untuk itu, saya harus menyiapkan strategi keamanan di rumah untuk anak-anak selama saya pergi.


Menariknya, saya nggak perlu bingung lagi menggunakan system keamanan seperti apa. Karena internet provider dari IndiHome sudah memberikan solusinya dengan menghadirkan IndiHome Smart.


IndiHome Smart camera memantau keadaan di rumah atau Gedung dari jarak jauh hanya melalui gadget atau smartphone saja.


Berteknologi IoT (Internet Of Thing) dan fungsi-fungsi home surveillance, IndiHome Smart Camera memberikan rasa nyaman dan aman pada tempat tinggal.


Menarik banget ya layanan dari Indihome. Apakah Anda tertarik mencobanya? 


At least, di akhir penutup artikel saya ini, saya hanya ingin bilang, khususnya untuk para ibu tunggal. 


Ketika hidup memberi Anda satu pilihan, yaitu berdiri sendiri, maka jangan pernah merasa sendirian. Karena di tangan Anda terdapat kekuatan untuk menjadi ibu Tangguh. 


Dan IndiHome akan menjadi teman setia yang mendukung ibu tunggal berdaya. 


Sumber Referensi Artikel: 


https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/30/62/berdayakan-ekonomi-keluarga

https://indonesiabaik.id/infografis/banyak-peluang-pekerjaan-di-era-digital

https://waspada.co.id/2020/03/kisah-single-mother-sukses-lewat-manfaat-teknologi/

https://id.alibabanews.com/dilla-fadilla-seller-sukses-lazada/

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/biz/read/2021/01/15/170001228/hingga-akhir-2020-panjang-jaringan-fiber-optic-indihome-mencapai-4-kali-keliling

https://indihome.co.id/

https://www.telkom.co.id/sites

Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9