Ngobrol Asik Tentang Masalah Pasutri dengan dr Indra N.C Anwar Sp.OG

Kamis, 25 November 2021

Mempunyai anak yang lucu dan imut, siapa sih yang tidak pengen? Namun tidak semua diberi kemudahan untuk mendapat keturunan. Meski sudah ikhtiar, jika Tuhan belum menghendaki, mau bagaimana lagi? Begitu kira-kira.



Persoalan mempunyai anak memang sering menjadi masalah pasangan suami istri atau pasutri. 


Nah, tidak jarang yang mendapat sorotan adalah pihak istri. Entah dianggap kurang subur atau kurang memperhatikan kesehatan.


Padahal menurut dokter spesialis kandungan dan kebidanan (Sp.OG), dr Indra N.C Anwar, ini harus diselesaikan berdua. Suami dan istri harus sama-sama memeriksakan kondisinya.


Mengenal Lebih Dekat Dr. Indra N.C Anwar Sp.OG


Siapa dr Indra? Bagi yang tinggal di Jakarta dan berkonsultasi dengan ahli kandungan di RS Bunda, mungkin pernah bertemu dengan beliau. 


Dokter yang merupakan alumni kedokteran UI dan spesialis di USU Sumatra Utara ini membuka praktek di sana. Selain itu juga dapat ditemui di Morula IVF. 


Berkonsultasi dengan beliau sangat menyenangkan. Semua pertanyaan dijawab dengan jelas, lugas tanpa menggunakan bahasa kedokteran yang sudah dipahami orang awam.


1. Persoalan Pasutri


Akhir-akhir ini childrenfree mulai ngetrend dan banyak dibicarakan. 


Istilah ini digunakan untuk menyebut pasangan suami istri yang tidak menginginkan hadirnya anak dalam perkawinan mereka. Sebenarnya sah-sah saja. Masing-masing berhak memiliki pilihan. Hanya bagi tradisi masyarakat hal ini dianggap tidak biasa.


Konsep keluarga masih diartikan sebagai ikatan suami istri untuk menghadirkan keturunan, yaitu anak-anak. Nah, ada pasutri yang sebenarnya sudah sangat ingin mempunyai anak namum belum mendapat keturunan juga.


Menurut beliau hubungan suami istri yang kurang berkualitas dapat menjadi penyebabnya. 


Stres karena pekerjaan, masalah ekonomi dan kondisi pandemi dapat mempengaruhi. Ketika disebut apakah ada kaitan kemampuan mengandung dengan faktor keturunan? 


Misal seorang ibu yang susah untuk mendapat anak, apakah anak-anaknya juga akan mengalami hal yang sama? Beliau menjawab, tidak. Faktor kemampuan mengandung bukan sesuatu yang diwariskan.


Jika masa setelah menikah sampai 9 bulan belum ada tanda-tanda kehamilan, menurut beliu masih boleh tenang. Barangkali memang belum dipercaya sama Tuhan. Tetapi jika lebih dari 2 tahun belum juga mempunyai keturunan, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan.


Bukan hanya istri, pemeriksaan juga harus dilakukan pada suami karena faktor kemampuan hamil berasal dari keduannya. Bisa jadi yang bermasalah istri, atau sebaliknya.


Menunda kehamilan boleh dilakukan jika memang dirasa perlu. Kehidupan metropolitan yang menuntut tanggung jawab lebih pada pekerjaan atau keinginan untuk meniti karir lebih tinggi sering menjadi alasan pasangan suami istri untuk menunda hadirnya seorang anak. 


Namun menurut dr. Indra pasutri harus ingat, kemampuan rahim untuk dibuahi dan mengandung terbatas. Jadi sebaiknya waktu subur tersebut digunakan sebaik-baiknya agar bisa mendapat momongan.


Jika memang benar-benar belum menginginkan keturunan, alat kontrasepsi dapat menjadi solusi. 


Dr. Indra juga menekankan tidak ada hubungan kesuburan dengan alat kontrasepsi. 


Jadi anggapan karena terlalu lama minum pil KB atau menggunakan IUD sehingga mengurangi kesuburan adalah anggapan yang keliru. Kontrasepsi hanya menunda terjadinya pembuahan, tidak menghilangkan kesuburan.


2. Bayi tabung


Rahim mempunyai masa subur dan akan “expired” ketika waktunya terlewati sehingga tidak dapat terjadi pembuahan. Lantas bagaimana jika pasangan suami istri yang sebelumnya menganut paham children free kemudian berubah pikiran?


Usia subur tidak dapat kembali. Solusinya adalah ketika fertilitas tinggi simpan sel telur. Morula IVF mempunyai sosial freezing yang dapat digunakan untuk menyimpan sel telur.  Ketika siap untuk mempunyai anak, dapat dilakukan proses bayi tabung.


Perlu dipahami oleh pasutri, proses bayi tabung bukan tanpa kendala, bahkan potensi untuk berhasilnya juga terbatas. Di luar itu, biaya yang harus dikeluarkan juga cukup besar.


Kulwap dr Indra Diskusi Penuh Gizi


Berkonsultasi pada dr Indra tidak terbatas saat beliau praktek saja. Selain di RS Bunda, dapat juga berkonsultasi by online di halodoc. 


Asiknya, dokter satu ini tidak pelit ilmu.  Semua pertanyaan akan dijawab dengan jelas. Beliau juga konsultan di Makuku Family.


Makuku Family merupakan onlinebabyshop kelas premium yang menyediakan perlengkapan bayi branded. Pada tanggal 4 November 2021 lalu beliau mengisi kulwap atau kuliah melalui aplikasi WA dengan tema “Masalah Pasutri Masa Kini”.


Peserta yang ikut sangat antusias mengajukan pertanyaan. Bukan hanya suami atau istri, bahkan banyak yang berstatus single ingin menambah pengetahuan tentang tema tersebut.


Salah satu poin yang disampaikan bahwa sebagian pasangan infertil yang berobat medis dapat hamil secara alami. 


Namun 10-15% pasangan memerlukan proses bayi tabung untuk bisa mendapat keturunan. Sebaiknya seorang istri merencanakan kehamilan di usia-usia subur, yaitu di bawah 40 tahun. Pertambahan umur sangat berpengaruh pada fertilitas.


Berat badan ideal juga dapat menjadi kendala kesuburan seseorang karena berkaitan dengan faktor hormonal. Untuk meningkatkan kemungkinan hamil, sebaiknya perhatikan hubungan suami istri. Bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitasnya.


Kejenuhan dalam berhubungan intim dapat saja terjadi. Cara mengatasinya dengan membangun kembali motivasi berumah tangga. Setelah masa dua tahun belum mempunyai keturunan sebaiknya suami dan istri memeriksakan diri agar dapat dicari solusinya. 



Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9