Energi Bersih dan Peluangnya Melalui Indonesia Sustainability Energy Week 2023

Minggu, 22 Oktober 2023


“Sepertinya saya nggak bakal betah jadi warga Jakarta. Cuma sehari saja menjelajah Jakarta, saya nggak tahan sama panasnya yang ampun-ampunan. Debu, polusi, duh …. belum lagi macetnya.” 


Celetukan saya di atas bukan sekadar opini biasa. Meskipun saya ucapkan saat ngumpul bareng teman-teman bloger Jakarta. Hahaha… 


Saya akui, vibes positif juga saya dapatkan saat berkunjung ke ibu kota ini. Banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan ketika ada undangan blogger, seperti acara transisi energi yang diadakan Indonesia Sustainability Energy Week 2023 Minggu lalu. 


Akan tetapi, polusi udara di sini, secara tidak langsung bikin saya nggak nyaman. Maklum, sudah hampir 30 tahun bermukim di pedesaan. Jadi agak kaget dengan suasana macet, asap kendaraan dari pagi hingga malam yang selalu ramai. 


Dan memang tidak bisa dibantah jika ibukota Jakarta memang menjadi penyumbang polusi terburuk di dunia. Hal ini berdasarkan data yang saya kutip dari CNBCIndonesia, bahwa Jakarta menduduki peringkat 3 di dunia yang menyumbang polusi buruk. 



Sementara jika dirangking berdasarkan semua wilayah di Indonesia, Jakarta menduduki peringkat ke sepuluh. Peringkat satu disabet oleh kota Palembang. 


Dilansir dari detik.com, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat kualitas udara di Palembang beberapa hari terakhir memburuk. Hal ini disebabkan karena tidak adanya curah hujan.


Sedangkan di Jakarta, polusi udara yang buruk disebabkan oleh kemarau panjang, kemudian konsentrasi polutan, juga adanya emisi dari transportasi termasuk dari manufaktur industri.




Makanya, kalau di Jakarta saya suka menghimbau diri sendiri buat selalu pakai masker kalau sedang eksplor satu tempat ke tempat yang lainnya.

Desa Bisa Menjadi Ujung Tombak Energi Bersih di Indonesia 

Jika di atas saya menyoroti polusi udara buruk di Jakarta, kali ini saya ingin mengajak pembaca Malica untuk “Back to village”.  Tahu nggak, kalau di desa-desa terpencil itu sejatinya lebih kaya sumber daya alamnya. Karena pedesaan lebih didominasi ruang terbuka hijau. 


10 tahun yang lalu saya pernah mendapat tugas kuliah KKN di salah satu desa terpencil di Jawa Timur, tepatnya di pulau Madura. Namanya desa Palesanggar. Sempat kaget saat tiba di sana. Nggak cuma jalan saja yang rusak, yang bikin saya kaget, ternyata, di desa tersebut pun masih memanfaatkan lampu ublik sebagai sarana penerangan. 


Anehnya lagi, bahan bakar minyak untuk menyalakan lampu ublik ini didapatkan dari proses fermentasi kotoran hewan sapi alias biogas. Tak hanya itu, warga di sana juga memanfaatkan biogas untuk menggantikan gas yang digunakan untuk memasak


Ketika saya tanya, apakah masih seprimitif ini desa Palesanggar? 


Pak Klebun atau sebutan kepala desa bagi masyarakat Madura mengatakan, bahwa akses jalan yang tidak memadai sehingga sangat tidak memungkinkan warga setempat untuk pergi ke kota hanya untuk membeli minyak. Jelas saja berat diongkos. 


Selain itu, sarana transportasi juga acapkali menjadi kendala serius, sebab 10 tahun yang lalu belum banyak warga yang memiliki sepeda motor. Ketika hendak berkunjung ke satu desa ke desa yang lain, warga masih memakai sepeda ontel. Jika jaraknya dekat, mereka akan memilih berjalan. 


Saya cukup prihatin mendengar cerita pak Klebun tersebut. Di lain sisi, saya jadi bisa belajar banyak hal tentang energi bersih. Memang apa energi bersih yang saya maksud? 


Energi bersih adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya alam yang terbarukan dan ramah lingkungan, seperti tenaga surya, tenaga angin, dan energi air. Energi bersih sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan.


Tenaga surya yang dimaksud adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari. Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas surya, arsitektur surya, dan fotosintesis buatan.


Sementara tenaga angin, adalah pengumpulan energi yang berguna dari angin. Tenaga angin banyak jumlahnya, tidak terbatas, tersebar luas, bersih, dan tidak menimbulkan efek rumah kaca. Di Indonesia, pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga angin disebut Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). 


Nah, untuk energi air atau tenaga air (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energy mekanis maupun energy listrik, seperti contoh sistem irigasi pada pertanian. 


Sedangkan kalau ngomongin soal pengolahan Biogas di desa Palesanggar di atas, termasuk energi bersih yang tergolong pada teknologi biogas atau biomassa. Yakni pemanfaatan kotoran hewan, sampah organik dan limbah padat. 

Peran Bioenergi Terhadap Transisi Energi Bersih




Soal Biogas ini sempat juga digaungkan oleh salah satu pemateri di acara Indonesia Sustainability Energy Week 2023, yaitu M. Abdul Kholiq, Chairperson of ABgI pada sesi “ Emerging Technologies for Energy Transition” memaparkan bahwa Biogas tidak hanya dihasilkan dari fermentasi kotoran hewan saja. 



Contoh pengolahan biogas dari kotoran sapi dari Bapak Abdul Kholiq, ISEW 2023


Indonesia sebagai negara agraris, dengan sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian. Maka Biogas yang potensial adalah diolah dari limbah cair kelapa sawit atau disebut Palm Oil Mill Effluent (POME).



POME bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang berkontribusi dalam pengurangan emisi gas kaca, melalui penangkapan gas metana dan pengubahan Biogas menjadi energi listrik.




Bapak Abdul Kholiq pun menguatkan pernyataan peluang dari adanya energi bersih dari Biogas ini sudah dirasakan manfaatnya oleh 31 provinsi di Indonesia, salah satunya desa Sendang. Mereka menggunakan biogas untuk memasak sehingga dari sisi ekonomi lebih hemat. 

ISEW 2023 Menjembatani Energi Berkeadilan dan Konservasi Lingkungan 



Bisa hadir di acara ISEW 2023 yang diselenggarakan di hotel Ballroom, Kempinski, Jakarta Pusat menjadi sebuah kebanggan tersendiri selama saya menjadi blogger. 


Bagaimana tidak, nggak cuma ilmu yang saya dapatkan. Banyak hal terutama tentang pembahasan energi bersih dan renewal energy yang lagi santer dibicarakan semua kalangan. 


Sekadar info, bagi pembaca malica yang belum tahu apa itu ISEW, di artikel ini akan saya ulas sedikit bocorannya. 


Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) adalah acara utama yang menyatukan para profesional industri, perwakilan pemerintah, dan pemikir utama untuk menjelajahi solusi energi berkelanjutan dan mendorong transisi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi Indonesia.


ISEW 2023 berdiri sebagai bukti komitmen Indonesia terhadap masa depan yang diperbarui, menawarkan platform untuk pertukaran pengetahuan, kolaborasi, dan sekilas tentang masa depan energi berkelanjutan di negara ini.


Tak heran, jika acara ini meriah, juga dihadiri oleh kalangan elit yang ahli di bidangnya.


Satu hal yang sempat membuat saya mengagumi acara ini, munculnya sosok ibu Tri Mumpuni, selaku Direktur IBEKA yang menjadi pembicara di sesi Talkshow. 


Semangat jiwa mudanya nampak dari penyampaiannya di panggung yang sangat vibes positive banget. 


Beliau menyatakan, "Melalui kolaborasi, kita sedang menyusun cetak biru energi ramah lingkungan untuk pulau-pulau kita."


Yup. Pulau-pulau kecil, yang sering dikenal dengan keindahan alamnya yang masih asli dan ekosistem unik, kini berada pada persimpangan modernisasi dan konservasi. Jadi, memang harus dirangkul dengan baik. 


Pernyataan tersebut dikuatkan juga oleh Andriah Feby Misna, Direktur Energi Baru Terbarukan, Kementerian ESDM, memberikan suaranya dalam percakapan ini, dengan tepat menangkap dualitas masalah ini. "Memanfaatkan energi terbarukan," katanya, "adalah tantangan sekaligus 

peluang bagi pulau-pulau kecil." 

Dekarbonisasi Bukti Nyata Transisi Energi Bersih 


Istilah dekarbonisasi telah banyak digaungkan dalam berbagai pidato aktivis lingkungan. Yang mana tujuannya untuk mengambil tindakan menghilangkan konsumsi bahan bakar fosil yang mengandung karbon dalam struktur molekul, pembakaran yang melepaskan energi, polutan dan gas rumah kaca.


Meski begitu, sepertinya belum banyak yang paham tentang apa itu Dekarbonisasi. 


Menurut kamus Oxford, dekarbonisasi merupakan sebuah proses penggantian bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang lebih ramah bagi lingkungan. 


Seperti contoh penerapan teknologi dan sumber energi rendah karbon. Dalam hal ini, energi rendah karbon meliputi energi terbarukan, pertanian regeneratif, jaringan listrik,dan hidrogen. 


Dari beberapa energi rendah karbon yang sudah saya sebutkan di atas, saat ini yang paling berpeluang untuk dikembangkan adalah baterai listrik.


Sebagaimana yang dituturkan oleh Prof. Dr.rer.nat. Evvy Kartini selaku founder of NBRI dan Commisioner PT INFINITE ENERGI INDONESIA menyatakan Indonesia adalah memiliki energi terbarukan yang sangat besar, salah satunya melalui teknologi baterai.




Penggunaan teknologi baterai dalam sektor transportasi melalui program kendaraan berbasis listrik merupakan upaya dalam mengurangi emisi. 


Tak hanya itu saja, guna menciptakan transisi energi bersih berkelanjutan, bisa juga melalui sadar pentingnya pekerjaan hijau


Pekerjaan hijau di sini seperti insinyur lingkungan, peneliti lingkungan, konsultan lingkungan, ahli ekologi, petani organik, ahli energi, ahli manajemen limbah yang disarankan harus lebih konsisten menggaungkan pentingnya energi terbarukan (renewable Energy) 


Menakjubkannya, di acara ISEW 2023 turut dihadirkan pula seorang sarjana muda lulusan Osaka University, yaitu  Malikul Ikram selaku Direktur RnD PT BIOPS Agrotekno Indonesia atau bisa dibilang peneliti lingkungan yang  memiliki ketertarikan dalam pertanian sekaligus merasa terpanggil untuk menciptakan sistem pengairan yang efisien guna merealisasikan energi berkelanjutan untuk Indonesia lebih baik. 




Menurut Malikul Ikram, sebagai ahli lingkungan, dia menyoroti hubungan simbiotis antara inovasi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan, memberi manfaat bagi alam dan masyarakat.


Bagaimana, pembahasan tentang energi bersih ini cukup menarik bukan? Lantas, pembaca Malica, sebagai generasi modern kira-kira langkah apa nih yang bisa kamu lakukan untuk membantu Indonesia agar lebih sadar tentang pentingnya menciptakan energi bersih di lingkungannya sendiri?



Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9