Cara Menjadi Orang Tua Gen Z, Harus Update No Kudet

Sabtu, 17 April 2021

 


Hasil sensus penduduk 2020 tercatat didominasi oleh generasi Z atau acapkali disebut sebagai Gen Z. Ada sekitar 69 juta dari 261 juta penduduk Indonesia merupakan Gen Z yang mana usianya terhitung dari 10-24 tahun atau kelahiran 1996-2010.


Berdasarkan beberapa penelitian, generasi Z akrab dengan teknologi. Gen Z juga memiliki karakteristik kreatif dan informatif. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi dan digital sangat pesat sehingga mereka mudah mencari informasi sekaligus berpikir terbuka.


Oleh karena itu, pola asuh yang dilakukan orang tua pun harus menyesuaikan karakteristik anak di zamannya. Setidaknya, jika mereka melek teknologi, maka orang tua juga harus update.


Alasan kenapa sih orang tua Gen Z Harus Update?


Moms perlu tahu jika generasi Z ini lebih kuat dibandingkan generasi milenial sebelumnya. Para ahli mengatakan bahwa gen Z lebih memiliki hasrat untuk bekerja secara mandiri. Mereka memiliki pemikiran bahwa 75% hobi yang mereka tekuni bisa menjadi pekerjaan tetap.Keren banget, kan? 


Tentu ada alasan kenapa gen z memiliki pemikiran super keren seperti di atas dibandingkan generasi sebelumnya. Tak lain adalah karena mereka terlahir di masa resesi. Mereka juga disebut sebagai penduduk asli dunia digital, tak heran jika Gen Z menganggap bahwa teknologi dapat melakukan apa pun. 


Dari pemikiran-pemikiran Gen Z yang out of the box tersebut, nggak mungkin kan orang tua yang mengasuhnya justru kudet? 


Mau nggak mau orang tua harus update dengan teknologi yang semakin berkembang. Mereka juga harus tahu bagaimana memberikan pengasuhan yang benar pada generasi Z agar bisa berpikir sekaligus mengembangkan bakatnya dengan benar. Nah, di sini peran orang tua sangat dibutuhkan. 


Kepoin Kebiasaan dan Gaya Gen Z


Menjadi orang tua Gen Z era digital memang memiliki tantangan tersendiri, terutama di masa pandemi seperti sekarang. Di mana semua pembelajaran berubah menjadi Daring, sedangkan anak-anak masih asing. Jadi mau nggak mau orang tua harus ekstra mendampingi sekaligus belajar update menggunakan aplikasi digital.


Siapa yang menyangka, gara-gara pandemi yang mengharuskan kita menjadi orang tua mengenal gaya baru dalam belajar bersama anak lewat daring. Ternyata kita sudah menjadi orang tua yang selangkah lebih maju, bukan orang tua kudet yang punya handphone tapi nggak bisa memanfaatkan kecanggihannya dengan baik.


Yang bikin bangga, orang tua yang update bisa menjadi teman menjelajah dunia secara digital, lho. Kenapa?


Karena kita tahu bahwa anak kekinian yang pegang smartphone, ternyata tidak sepenuhnya cuma mainan game doang. Bisa saja mereka sedang mencari sesuatu yang lebih positif. 


Contohnya si Khanza, anak perempuan saya yang usianya 6 tahun. Dia selalu penasaran dengan youtube dan konten-konten yang ada di sana. Awalnya saya agak khawatir dia salah melihat tontonan. Tetapi setelah saya mendampingi, di situ saya tahu bahwa dia sedang belajar hal baru terkait vocabulary dan lagu-lagu dalam bahasa inggris. Nah, kan?


Saya juga tidak menyangka dari tontonan di Youtube, Khanza yang tadinya suka malu-malu maju ke depan kelas ketika diminta gurunya. Saat ini dia berani mengekspresikan dirinya dengan berbicara di depan kamera layaknya seorang vlogger. Nah, begini baguskah? 


Bagi saya sebagai ibunya tidak masalah selama dia masih berada di jalur yang benar. Dalam arti, konten-konten youtube yang dia tonton masih dalam pengawasan saya. Toh, ada positifnya juga, kan? Secara tidak langsung Khanza belajar pronounciation bahasa inggris dengan benar melalui lagu anak.


Perkara ketertarikan Gen Z terhadap teknologi saat ini juga sempat dibahas oleh Dya Loretta, SE, M.Ikom, CSP, CPM di seminar hari Sabtu lalu yang mengangkat tema “Kepoin Kebiasaan dan Gaya Gen Z.


Dya Loretta memaparkan tentang peran orang tua sebagai pendamping dan pendukung anak untuk mencapai cita-citanya kelak. Dalam artian, mendampingi bukanlah sama dengan memerintah, ya. Jadi, di sini orang tua lebih memainkan peran sebagai fasilitator yang mengarahkan anak sesuai dengan skill yang mereka miliki.


Namun sebelum mengarahkan anak, orang tua Gen Z harus paham bagaimana cara berkomunikasi dengan anak yang benar. Ingat, generasi Z  tidak hidup seperti zaman kita dulu. Mereka lebih dekat dengan teknologi karena sejak lahir mereka sudah terpapar dengan kecanggihan internet.


Oleh karena itu, saat Moms hendak menjadi fasilitator yang bakal kepoin generasi Z, sebaiknya moms harus melakukan pendekatan terlebih dahulu. Jadilah teman yang asyik diajak diskusi sehingga anak tidak malu atau justru tidak mau menceritakan apa saja masalah mereka.


Kepoin Gen Z juga bisa dengan cara sering mengajak mereka ngobrol santai, misalnya ajak si anak main sepeda bersama. Saat dalam perjalanan main sepeda, Moms bisa banget mulai ngobrol apa saja yang mana bisa membuat Gen Z merasa diperhatikan dan mau menumpahkan segala keluh kesah sekaligus keinginannya di masa depan. Pasti seru banget, kan?


Profesi Gen Z di Masa Depan yang Jauh dari Pemikiran Orang Tua


Saya pernah bertanya kepada si sulung yang usianya 8 tahun,”Nanti kalau gede mau jadi apa, Nak?


Dengan tegas dia menjawab,”Mau seperti ibu atau Om Endo. Kerjaannya nulis  depan laptop tapi bisa dapat uang.”


Saya pun terkejut. Sempat bertanya kenapa alasannya. Dia menjawab, “Serulah, Ibu. Apalagi kerjaan Om Endo, Itu mainan koding seperti kata ibu. Tapi bisa bikin blog.”


Wow, saya lebih terkejut lagi. Kok dia perhatian banget!


Memang saya selalu bilang sama dia tentang profesi saya menjadi blogger dan penulis. Saya juga pernah bercerita kepadanya tentang Endo Putra, rekan kerja sekaligus seorang web developer. Maka tak heran jika dia penasaran dan kepoin juga.




Dan ternyata, cara berpikir sulung tentang cita-cita ini juga disampaikan oleh Mbak Dya Loretta terkait 10 Peluang Kerja Gen Z di Masa Mendatang. Apa sajakah itu?


1.    Data Analisis

2.    Digital Marketing

3.    Application Developer

4.    Praktisi Medis

5.    Akuntan

6.    Spesialis SEO

7.    Ahli Lingkungan

8.    Software Engineer/Developer

9.    Konstruksi dan Teknik

10. Entrepreneur


10 profesi masa depan gen Z yang jauh berbeda dengan cita-cita ibunya di zamannya. Itulah kenapa jika ingin menjadi orang tua kebangaan anak di era digital, maka jadilah ortu update, jangan kudet.




Blended Learning SMA Pintar Lazuardi


Seminar sabtu lalu memang memberikan paket lengkap. Selain kami diberikan wawasan bagaimana menjadi orang tua kebanggan Gen Z di era digital. Dihadirkan pula narasumber keren dari SMA Pintar Lazuardi, yakni Sonya Sinyauri selaku kepala sekolah SMA Pintar Lazuardi. Pastinya pembahasan masih berkaitan dengan Gen Z dan Teknologi.


Jika Pembicara utama Dya Loretta memaparkan tentang 10 Profesi Anak di Masa Mendatang. Pembicara utama kedua, yakni Sonya Sinyauri akan menghubungkan teknologi dengan Blended Learning yang sudah diterapkan di SMA Pintar Lazuardi.


Mengulik sejarah SMA PINTAR LAZUARDI BLENDED LEARNING HIGH SCHOOL telah beroperasi sejak tahun 2021-2022 sebagai pengembangan dari sekolah Lazuardi group.


Sekolah online, khususnya untuk universitas dan SMA. Lazuardi konsisten ikut serta memberikan kontribusi pada sistem pendidikan di Indonesia dengan menyelenggarakan SMA Blended Learning tanpa meninggalkan kreativitas secara optimum. 


Salah satu cara adalah dengan menambahkan aktivitas hands on mandiri siswa lewat project based learning. Juga memberikan dukungan learning management System (LMS) yang diberi nama pintar.


Nah, apa sih Blended Learning itu?




Blended Learning yang diterapkan di SMA PINTAR LAZUARDI High School adalah menggabungkan antara kegiatan tatap muka dan pembelajaran online dengan presentase pembelajaran online lebih besar. Kegiatan tatap muka dilakukan hanya seminggu sekali di sekolah home based, yang mana lebih difokuskan pada:


1.    Pembentukan karakter

2.    Pengembangan keterampilan

3.    Couching tentang karir

4. Kegiatan praktikum yang tidak bisa dilakukan pada pembelajaran online


Untuk peserta didik berasal dari wilayah yang belum tersedia sekolah home based, kegiatan tatap muka akan digantikan dengan program pengayaan dan coaching yang dilakukan secara online. 


Nah menyoal kurikulum yang diterapkan oleh SMA LAZUARDI lebih mengacu pada kurikulum nasional yang sedang beralku dengan diperkaya dengan konten kurikulum dari berabagai negara dan kurikulum keahlian. 


Lantas apa sih visi misi dari SMA LAZUARDI guna mendidik generasi Z yang siap menghadapi tantangan beberapa tahun ke depan? 


VISI yang diusung sangat menarik yakni membentuk masyarakat berbudaya luhur berdasarkan kebaikan welas asih, dan kebahagiaan spiritual. Sementara MISI di sini lebih untuk menggali dan mengembangkan potensi setiap individu dalam menciptakan perbaikan kehidupan. 


Mengenal Apa Itu Learning Management System 



Pendagogical Intellegence Architecture (PINTAR) adalah sebuah strategi pendagogi (pembelajaran) yang diterapkan melalui sebuah learning Management System (LMS) online yang memperhatikan keterikatan antara peserta didik dengan prosespembelajaran melalui feedback process. 


Sementara PINTAR (Pendagogical Intellegence Architecture) adalah LMS pendukung pembelajaran online di SMA Pintar Lazuardi yang didukung oleh aplikasi yang canggih yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja. 


Berikut keunggulan LMS PINTAR yang perlu Anda ketahui.



KEUNGGULAN LMS PINTAR 


MULTIPART  adalah materi disampaikan dalam bagian-bagian kecil dan dipilih hanya materi fundamental dari sebuah mata pelajaran. Upaya ini dimaksudkan dengan tujuan memudahkan sekaligus mudah dipahami secara mandiri oleh siswa


FEEDBACK SYSTEM ditujukan untuk mengarahkan peserta didik terlibat aktif, berinteraksi, saling memberi, dan menerima umpan balik (Feedback) untuk efektivitas belajar, mengetahui capaian hasil belajar, terbentuknya komunitas belajar, mendokumentasikan portofolio yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. 


DIFFERENTIATED LEARNING dimulai dengan diagnostic assessment , sehingga dapat memandu learning path yang akan dilalui siswa dari urutan materi memungkinkan siswa memiliki tahapan belajar yang berbeda.


LEARNING PATH dilakukan agar peserta didik memiliki fitur atau PETA untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemapuan dan tujuan pembelajaran.


MULTI-FRIENDLY CONTENT adalah materi dan media pembelajaran dikemas dalam Beragam bentuk sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh peserta didik


GAMIFICATION merupakan pembelajaran online yang mempertimbangkan kesenangan dan keseruan. Ini dilakukan dengan menambahkan unsur games dalam pembelajaran. 



Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9