4 Tanda Mental Ilness yang Harus Kamu Pahami

Selasa, 15 Oktober 2019


Tanda Mental Illness yang Harus Kamu Pahami- Tulisan ini bukan untuk membicarakan Awkarin, artis Youtuber yang akhir-akhir ini viral. Atau menyinggung perkataan Awkarin yang pernah mengaku bahwa dulu dirinya mengalami gangguan mental illness. Bahkan bukan juga tentang film layar lebar berjudul JOKER yang sengaja juga mengangkat tema gangguan mental. Tetapi tulisan ini untuk siapapun yang pernah merasa stres dan depresi berlebih hingga memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup.

Stres atau depresi bisa saja dianggap remeh. Karena orang-orang yang terjangkit kedua masalah kejiwaan tersebut fisiknya terlihat baik-baik saja. Sesekali mereka bisa bercengkrama dengan beberapa orang seperti pada umumnya. Namun suatu waktu, penderita depresi atau stres ketika kambuh akan memilih untuk menyendiri dan menghindar dari orang lain. 


Saya pernah memilih jalan itu. Padahal sebelumnya saya termasuk tipe orang yang bisa dikatakan cukup ramah kepada siapa saja. Tidak juga terlalu pilih-pilih dalam berteman. 

Namun entah apa yang terjadi waktu itu, tiba-tiba saja saya menarik diri dari keramaian. Saya keluar dari beberapa grup WA online dengan alasan menenangkan diri. 

Saya pun menutup akses dengan beberapa teman. Jika diingat, rasanya miris sekali. Padahal, saat itu sejujurnya saya membutuhkan uluran tangan teman walau sekadar mendengarkan apa yang menjadi masalah saya.

Parahnya, saya terlambat menyadari tentang apa yang terjadi pada diri saya waktu itu, adalah semacam gejala mental illness ringan. Karena tingkat depresi saya belum sampai ingin bunuh diri. hahaha... 

Duh, saya ngetik tulisan ini di blog aslinya ingin tertawa mengingat masa lalu. Tapi kok ya sayang banget semisal permasalahan mental illness ini tidak saya bagikan. Siapa tahu di antara pembaca blog malicaahmad.com ini ada yang membutuhkan pencerahan.

Nah, kira-kira apa yang menjadi penyebab saya mengalami mental illness?

Karena sebagai ibu yang lebih banyak menjalani kesibukan di dalam rumah. Serta tuntutan sebagai freelancer cukup padat. Belum lagi memikirkan urusan internal diri sendiri yang terkadang sangat menguras tenaga dan pikiran. Jadi tidak menutup kemungkinan saya terkena mental illness ringan. 

Stres dan depresi ringan lah kasarnya. Udah gitu pola tidur saya morat-marit. Alhasil jadwal aktivitas sehari-hari yang sebelumnya sudah saya susun dengan sangat rapi endingnya gagal total.

Kegagalan tersebut membuat pikiran saya kacau. Selain itu ditambah keadaan rumah berantakan plus saya mendapatkan omongan-omongan yang sama sekali tak enak didengar. Jadinya bertambah deh itu pikiran. Mumet parah dan perasaan saya merasa terbuang dari orang-orang sekitar muncul begitu saja.

APA SIH MENTAL ILLNESS ITU?



Pasti penasaran, kenapa dari tadi saya menyebut mental illness berkali-kali di awal artikel. Sementara saya tidak menjelaskan apa sebenarnya definisi dari Mental illness.

Jika kamu memiliki suatu masalah, dan masalah tersebut menguras pikiran serta tenaga secara berlebihan. Dimana secara tidak langsung mempengaruhi suasana hati serta berimbas pada sebuah perilaku yang kurang wajar, seperti tiba-tiba merasa tidak memiliki teman, tidak dianggap keluarga hingga terbesit keinginan untuk bunuh diri, artinya kamu terserang gejala mental illness.

Adalah sebuah gangguan kesehatan mental dimana setiap orang memiliki peluang bisa terserang. Tak pandang usia, tua maupun muda, baik yang berpendidikan tinggi atau tidak. Bahkan tidak melihat jenis kelamin ataupun status sosial apa pun.

Dan mental illness sendiri memiliki banyak jenis. Mulai dari gangguan ringan hingga berbahaya yang benar-benar membutuhkan penanganan serius dari ahlinya.

Baca juga : Apakah Postpartum Depression karena Kurang Iman? 

Namun berdasarkan penelitian dokter Spesialis kesehatan Jiwa menyatakan bahwa seseorang yang kerap mengalami mental illness adalah rata-rata anak remaja. 

Alasannya, kondisi psikologi anak remaja belum terlalu stabil. Sementara ada beberapa tekanan yang berasal dari sekitar. Misalnya tentang tugas-tugas sekolah yang memicu stress, kurang kasih sayang dan perhatian orang tua, kurangnya adaptasi sosial karena terlalu sering mengalami perudungan dan lain sebagainya.

Bukti nyata sering kita lihat, beberapa anak remaja terjerumus dalam narkoba. Tak lain penyebabnya dikarenakan tekanan batin akibat paksaan dari orang tua yang tidak sesuai dengan keinginannya. Seperti memilih tempat sekolah atau kuliah. 

Minimnya komunikasi bisa menjadi penyebab anak enggan bercerita secara terbuka. Akhirnya dengan alasan ingin menenangkan diri, justru menemukan solusi di jalan yang salah. Miris, bukan?

Nah, untuk itu penting bagi kita tahu ciri-ciri orang yang mengalami mental illnes, kira-kira kenapa sih? Dan jika kita sudah mengetahui ciri-ciri tersebut, maka semakin mudah untuk memberikan pertolongan.

Merasa Sedih, Merasa Tidak Pantas, dan Hilang Harapan



Pernah nggak kamu merasa kehilangan harapan untuk meraih masa depan yang diinginkan? Atau kamu memilih mengucilkan diri dari orang terdekat atau orang di sekitar karena kamu merasa tidak pantas menjadi teman yang baik? Atau mungkin kamu sering sekali merasa sedih tanpa alasan yang pasti?

Jika ketiga hal di atas terjadi pada dirimu sekarang ini, artinya kamu mengalami masalah mental ilnness ringan. Biasanya untuk menutupi masalah-masalah di atas agar tidak terbaca orang lain, kamu cenderung menarik diri menjauh.

Solusinya kamu bisa mulai bercerita dengan seseorang yang cukup dekat. Ceritakan saja apa yang membuatmu gellisah, tanpa malu apalagi ragu, ya. Dengan berbagi bersama orang lain, kemungkinan besar ada solusi dari masalahmu.

Kehilangan Semangat


Stres dan depresi seringkali mengurangi tingkat produktivitas seseorang. Parahnya, di level ini bisa saja seseorang melupakan hobi yang disukainya.

Nah, solusinya, kamu harus mencari tahu akar permasalahan kenapa kehilangan semangat. Bercerita dengan orang lain juga cukup membantu kok. Jika sudah menemukan penyebab tidak produktif lagi, maka cepatlah bergerak. Jangan biarkan lunturnya semangat membuat hidupmu kacau.

Suka Menyendiri dan Merasa Tidak Berguna



Tanpa penyebab yang pasti, tiba-tiba kamu merasa menjadi orang yang tidak berguna untuk orang lain? Atau tiba-tiba saja kamu merasa sendiri, merasa temanmu tidak peduli padamu? Atau berpikir tentang kehadiranmu yang mungkin tidak diinginkan?

Percayalah, kamu sedang terganggu kesehatan mentalnya, sehingga kamu seolah-olah kehilangan kepercayaan diri.

Untuk itu, meminta pendapat teman tentang siapa dirimu, seberapa berharga dirimu untuk teman, itu bisa dijadikan sarana untuk memperbaiki diri, ya.

Kenapa saya sarankan meminta pendapat?

Agar kamu mampu menilai sudut pandang orang lain terhadap dirimu. Manusia diciptakan tak pernah jauh dari berbuat salah. Jadi tidak ada salahnya untuk intropeksi diri demi kesehatan mental, bukan?

Mood Swing


Yang namanya mood swing setiap orang hampir semua pernah mengalami. Tak perlu manja jika mood swing itu hadir. Karena jika suasana hati yang up dan down ini dipelihara, maka yang terganggu bukan hanya mental tetapi juga fisik. Bisa-bisa kamu bakalan tak berselera menatap makanan enak di depanmu yang sejatinya sangat menggoda.

Nah, baiknya segera cari obat mood swing yang membuatmu bangkit. Karena sejatinya mental illness terjadi karena diri sendiri memikirkan sesuatu secara berlebihan tanpa berupaya untuk mencari solusi.

Setelah membaca ini, saya harap tidak ada lagi yang tabu tentang apa itu mental illness. Kalaupun menemui tanda-tanda mental ilness dalam diri kalian, tak perlu malu lagi berbagi dengan yang lain.

Belajarlah mengeluarkan emosi, rasa marah, kecewa dan perasaan negatif lainnya. Kalaupun tak mampu bercerita, setidaknya ada buku harian sebagai teman.

Dari sekarang, yuk, belajar hargai diri sendiri. Karena kamu berhak untuk bahagia. Jika kamu tak mampu menghargai diri sendiri, lantas bagaimana orang lain akan menghargaimu?



23 komentar on "4 Tanda Mental Ilness yang Harus Kamu Pahami"
  1. Bener, kita harus aware sama mental illness, paling nggak kita jadi tidak salah mendiagnosa diri sendiri, perlu ke ahlinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Kalau sudah ada yang aneh dalam diri perlu diwaspadai. Semacam sesuatu yang berlebihan gitu ya. Hehehe

      Hapus
  2. Sebagai orangtua ini termasuk PR bagaimana agar anak-anak tidak terkenal penyakit mental illness ini juga ya mbak. Salah satunya dengan membangun komunitasi yang sehat dengan anak-anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mbak. Keluarga bahagia itu dari komunikasi yang sehat

      Hapus
  3. Waktu anakku 2, dengan jarak yang rapat mba.. Apalagi saat itu kayaknya aku kok dikurung di rumah.. aku merasa gak berharga, gak ada temen bicara. Syukur saat itu aku masih mau chat dengan teman dan berusaha bangkit bahwa apa yang aku lakukan di rumah sebagai ibu adalah sesuatu yang tak ternilai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga pernah berada di posisi ini mbak. Memang nyesek kalau nggaka da teman cerita mah.hehehe

      Hapus
  4. kata orang bijak, akui dulu kalau punya masalah..itu akan jadi solusi pertama. sayangnya di kita ini jarang yg mau ngaku. lebih seringnya menghibur diri: aku baik2 saja. akhirnya makin mbulet dalam masalah.. :(

    BalasHapus
  5. Just enjoy the life. Saya kl lg gak bs mencapai suatu target tertentu dulu sampai nyalahin diri sendiri, trus blaming deh nyalahin lingkungan kok gak kondusif. Tp skrg sy lbh santuy. Kl gak dapet ya emg blm waktunya aja kali, I'm more relax now.

    BalasHapus
  6. kata teman aku, stress juga termasuk mental illness... benar gak seh sista?

    BalasHapus
  7. Sebagai manusia perasaan kita banyak dipengaruhi orang dan kejadian disekitar kita. Mempertahankan kesehatan mental emang sulit banget dilingkungan yang tidak mendukung.

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah saya sendiri dapat dikatakan tidak punya mental illness.
    Hanya saja saya takut menjadi penyebab mental illness bagi anak-anak saya.
    Semoga Allah selalu melindungi mereka dari hal2 yg menyebabkan mereka terkena mental illness, aamiin ya Allah

    BalasHapus
  9. Ulasan sangat komplit, Mbak Malica.
    Jadi memang banyak penyebab mental illness ini ya, Mbak. Dan tidak mengenal usia juga. jadi sangat rawan dialami oleh anak-anak muda.
    Makanya orang tua harus selalu mengawasi anak. dan bila terlanjur terjadi, maka memang orang-orang terdekat yang bisa membantu mengatasi

    BalasHapus
  10. Saya kok sering ngrasa gtu hehe, cuma untungnya support suami luar biasa, trus kalau udah kyk gtu saya biasanya memutuskan menjauhi medsos dll. Belum sampai ke konsultasi ke ahlinya, tapi beberapa kali saya suka iseng daftar ke klinik walau pd akhirnya saya batalkan sepihak. Soalnya tiap ngrasa mud gak bagus alhamdulillah sholat msh bisa menyembuhkan walau emang gk ada salahnya juga sih kalau ada org datang utk konsul ke ahlinya. Yg jelas jgn sampai "sakit" yang diderita ma perempuan khususnya ibu ini menyakiti anak2 ya mbak. Sayangnya gk banyak gtu yg seberuntung saya, kita, yg punya dukungan. Moga mereka menemukan jalannya :) Jd panjang gini hahahaha

    BalasHapus
  11. ini sulit dan dilema. aku pernah berada di tahap tidak bisa mempercayai siapapun sejak rahasiaku diumbar oleh teman curhatku.. aku melihat bahwa manusia selalu berubah seperti magnet. dia akan mendekat dan menjauh..saat bermasalah dengan kita dia akan mendekat ke rival dan begitu sebaliknya..jadi sekarang kalau sudah ada tanda tanda mental illness aku buru buru mendekat sama Allah dan melakukan aktivitas sosial

    BalasHapus
  12. Mental illness ini cukup sering diderita manusia. Bisa siapa saja. Termasuk kita: aku dan kamu. Aku juga kadang merasa aku di posisi lemah, tak berharga dan tak berdaya. Butuh waktu beberapa lama untuk kembali ceria dan mememukan diri kembali utuh seperti biasa.
    Semangat, Mbak

    BalasHapus
  13. Ga usah jauh-jauh mbak, aku sering banget ngerasa down karena mental-illness ini, memang butuh spirit dari keluarga dan kerabat terdekat agar bisa memberi dukungan

    BalasHapus
  14. Rasanya aku pernah merasakannya deh, sebelum tau apa itu mental illness, stress berat bahkan depresi, sebenarnya sampe ke tahap yang parah sih, namun ga bisa cerita juga dan itu pun masa lalu. Dan kekuatan itu ada pada diri sendiri untuk bisa sadar dan fokus kembali.

    BalasHapus
  15. Pantesan ya aku sering dikira ada penyakit mental gegara mood swing :))) Padahal i simply being cancer. Jenisnya suka mood swing, tapi alhamdulillah kesehatan mentalku baik

    BalasHapus
  16. waaah, kalau tidak teliti agak susah untuk mendeteksi kalau seseorang terjangki mental illness ini ya kak. Karena mirip tandanya seperti orang galau pada umumnya

    BalasHapus
  17. Serem bangetbya kalau sampai tingkat yg parah. Karena aku punya nih keluarga yg kayak gini dan butuh dukungan keluarga banget loh

    BalasHapus
  18. Mental illness sebisa mungkin dideteksi sedini mungkin agar bisa dicari solusinya. Untuk anak, orangtua harus bisa menjaga kedekatan agar anak2 tidak merasa sendirian ketika Ada masalah. Pendidikan iman juga harus dikuatkan.

    BalasHapus
  19. mental illness itu benaran pembunuh berdarah dingin kalau menurutku. nauzhubillah, jangan sampai kita ngalaminnya ya kak.

    BalasHapus
  20. Setuju, Mbak
    Setiap kita berhak untuk bahagia. Dan memang mental illness ini ada dan bisa berbahaya jika tidak segera ducari solusinya.
    Semoga kini Mbak Lica makin bahagia dan tetap semangat yaa

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9