Bukan Hanya Basa-basi, Cut the Tosh Ubah Narasi Menjadi Aksi

Minggu, 22 Mei 2022

Semakin hari suhu udara dan iklim berubah tidak menentu. Bahkan akhir-akhir ini di beberapa daerah dapat mencapai angka di atas 36 derajat. Perubahan kondisi ini banyak dipengaruhi pola hidup yang dapat merusak lingkungan. Aksi “Cut the Tosh” mengajak semua pihak untuk peduli pada kondisi bumi.



Rusaknya lingkungan lebih sering disebabkan oleh pola hidup yang tidak bertanggung jawab. Aksi untuk menyelamatkan bumi memang sudah sering dilakukan. Namun yang hanya berkata tanpa melakukan tindakan nyata, jauh lebih banyak. Sedangkan keberlanjutan atau sustainability bumi menjadi tanggung jawab kita semua.


Ajakan Cut the Tosh, Ubah Narasi Jadi Aksi


Menyikapi kondisi ini, MBI, Multi Bintang Indonesia, yang merupakan produsen bir terbesar di Indonesia mengajak langsung masyarakat untuk terlibat dalam aksi menyelamatkan bumi dan lingkungan. Bukan hanya narasi atau berkata namun mewujudkannya dengan tindakan yang mempunyai dampak positif pada keberlangsungan bumi untuk anak cucu nanti.


Mengapa memilih Tema Cut the Tosh?


Berdiskusi dan hanya menjadikan lingkungan yang sustainable sekedar wacana tidak akan mengubah keadaan. Bahkan sampai sekarang bumi semakin hancur. Polusi dimana-mana. 


Tidak sedikit masyarakat yang kekurangan air. Sementara ketika musim hujan tiba, rumah mereka terendam banjir. Masalah ini harus segera tertangani dengan serius.


Oleh karena itu MBI menggandeng berbagai pihak untuk melakukan aksi nyata berdasarkan kapasitas masing-masing. Tindakan ini jika dilakukan serempak hasilnya dapat menyelamatkan bumi dan lingkungan.


Program dari Cut the Tosh bukan hanya berupa diskusi saja. Pesan yang disampaikan adalah sebagai pengingat, pengajak dan penggerak untuk melakukan aksi. Tidak hanya sendiri, aksi ini dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak yang mempunyai konsen pada masalah lingkungan hidup. Praktik programnya pun berkelanjutan, terencana, mempunyai target dan terukur.


Rangkaian Kegiatan Penuh Makna 


Seperti tema acara, yaitu Cut the Tosh, MBI tidak hanya mengajak stakeholder untuk berbicara. Dengan bergandengan tangan, semua pihak melakukan rangkaian kegiatan berkelanjutan sesuai fokus masing-masing. Rangkaian kegiatannya berupa:


Tipple Talk, yaitu forum diskusi yang membicarakan mengenai tiga pilar dalam mencapai lingkungan yang berkelanjutan, sebuah aksi untuk mencapai “Path to The Net Zero Impact” oleh MBI.


Sustainability Competition atau CCT Incubators yang merupakan inkubator untuk berbagai ide inovatif dan keren dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa.


CTT 3 Days Summit yang merupakan kegiatan untuk merancang best practice dari semua stakeholder yang telah berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.


Untuk mencapai tujuannya, saat ini MBI sudah melakukan beberapa aksi nyata. Salah satunya adalah dengan meminimalkan sampah produksi. Caranya dengan mengurangi bobot kemasan, kemudian recycle dan reuse.


Reuse sendiri, produsen bir nomor satu di Indonesia ini menerima botol kemasan yang sudah digunakan. Kemudian setelah melakukan proses sterilisasi akan menggunakan kembali untuk mengurangi sampah.


Sedangkan Untuk menjaga lingkungan lainnya dengan mengurangi emisi dan menggunakan semaksimal mungkin energi yang terbaharui. Saat ini masih dalam tahap permulaan dimana 28% energi yang digunakan dapat terbaharui kembali. Targetnya untuk tahun 2025 100% menggunakan jenis energi ini.


Berikutnya, langkah untuk mengurangi sampah produksi. MBI menggunakan gas metana yang berasal dari Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL. Bahannya sekam padi yang dari sekitar 700 petani yang bekerja sama.


Bukan hanya itu saja. limbah spent brewers grains yang merupakan sisa peracikan bir dan mengandung banyak nutrisi untuk pakan ternak. MBI menggandeng banyak peternak untuk memanfaatkan limbah tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan. Pada sisi lain, bagi para peternak, mendapat sumber bahan makanan ternak yang murah namun kaya nutrisi.


Siapa Saja Pihak yang Terlibat?


Dalam menjalankan misinya, MBI bekerja sama dengan beberapa pihak. Pada acara CCT Days 3 Summit, hadir bapak Sisyanto, direktur Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (WEHASTA) dan Monica Tanuhandaru, founder Yayasan Bambu Lestari.



WEHASTA konsen dalam bidang pertanian organik, penanganan sampah dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk aksinya adalah upaya penyelamatan Daerah Aliran Sungai atau DAS dari banjir dan penumpukan sampah sehingga menjadi dangkal.


Sedangkan Yayasan Bambu Lestari merupakan organisasi nirlaba yang berkantor di Bali. Aksinya adalah upaya peningkatan kualitas tanaman bambu untuk kesejahteraan dan kelestarian lingkungan.


Bambu merupakan jenis tanaman yang mempunyai kemampuan dalam menyimpan air sampai 5.000 liter per batang. Akarnya yang kuat mampu menahan erosi sehingga tidak banjir. Pada sekitar aliran sungai dapat menahan sampah plastik agar tidak menghambat laju air sehingga terhindar dari banjir.


Gerakan Cut the Toch mengajak semua elemen bukan hanya bisa bicara, melainkan melakukan kegiatan nyata untuk keberlanjutan. Program ini sangat bermanfaat bagi lingkungan. Masing-masing pihak yang terlibat dapat memberikan aksi sesuai kemampuan dan bidangnya. Dengan kerja sama antara pihak yang mempunyai perhatian terhadap keberlanjutan, lebih mudah mewujudkan mimpi tersebut. 

Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9