Sistem Pendidikan Formal di Indonesia: Sejarah, Spektrum, dan Tingkatan

Sabtu, 06 November 2021

Asal usul sistem pendidikan formal di Indonesia saat ini dapat dirunut ke zaman penjajahan Belanda. Pemerintahan kolonial Belanda adalah pihak yang mengenalkan pendidikan modern ke Indonesia.



Pada masa itu, sekolah tradisional seperti pesantren dilengkapi dengan sekolah formal berbahasa Belanda untuk anak-anak penjajah dan tokoh penguasa pemerintahan setempat.


Ada juga sekolah desa yang diikuti oleh semua siswa Indonesia lainnya. Perguruan tinggi pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1920-an di Jawa.


Sayangnya, sistem pendidikan pada zaman itu bersifat elitis; pendidikan berkualitas tinggi hanya dapat diakses oleh sangat sedikit orang.


Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia secara konstitusional menjadikan pendidikan sebagai hak semua warga negara Indonesia.


Sejak saat itu, Indonesia mencoba membangun sistem pendidikan yang lebih egaliter dan inklusif yang dapat dilihat dalam undang-undang pendidikan negara saat ini.


Meskipun pada umumnya, pendidikan formal umumnya bersifat sekuler sebab Indonesia secara resmi adalah negara sekuler.


Akan tetapi, bagaimana pun juga, pendidikan Islam dan agama merupakan bagian penting dari sektor pendidikan formal Indonesia.


Sebagai contoh mudah adalah Muhammadiyah. Organisasi ini mengoperasikan banyak universitas, sekolah dasar, dan sekolah menengah di seluruh Indonesia.


Lembaga pendidikan Muhammadiyah fokus pada pendidikan yang bersifat sekuler sekaligus fokus pada pendidikan agama Islam.


Lembaga-lembaga pendidikan lain yang sejenis dengan milik Muhammadiyah menggunakan kurikulum akademik umum sekuler disertai dengan pendidikan agama.


Jumlah lembaga pendidikan di Indonesia juga berkembang pesat sejak beberapa dekade terakhir.


Saat ini, ada sekitar 170.000 sekolah dasar (SD), 40.000 sekolah menengah pertama (SMP), 26.000 sekolah menengah atas SMA), dan 4.378 lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Peningkatan ini diperlukan untuk melayani peningkatan jumlah siswa di Indonesia.


Sebelum pandemi Covid-19 melanda, kecenderungan umum pola belajar-mengajar di sekolah formal Indonesia adalah siswa terus berada di kelas yang sama dan guru datang ke kelas sesuai dengan jadwal kelas.


Beberapa lembaga pendidikan mengubah pola tersebut. Tujuan perubahan tersebut adalah membuat siswa merasa senang dan nyaman belajar.


Pendidikan Pra-SD dan SD



Kelompok bermain dan taman kanak-kanak (TK) adalah tangga pertama yang dijalani oleh siswa-siswi Indonesia saat masuk sistem pendidikan formal. Akan tetapi, rata-rata kelompok bermain dan taman kanak-kanak bersifat informal. Dua institusi pendidikan pra-SD tersebut tidak berada di bawah program pendidikan resmi.


Kelompok Bermain menerima anak-anak berusia antara dua sampai tiga tahun. TK Kelas A untuk anak usia empat tahun dan TK Kelas B diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia lima tahun.


Meskipun bersifat tidak wajib bagi anak-anak, kebanyakan orang tua Indonesia akan menyekolahkan anaknya ke kelompok bermain dan TK.


Berada di kelompok bermain dan TK dianggap penting untuk mempersiapkan anak-anak masuk ke Sekolah Dasar (SD). Tujuannya untuk mengenalkan anak pada keterampilan membaca dan berhitung sederhana.


Seorang anak harus terdaftar di SD pada bulan April untuk bisa masuk pada tahun ajaran baru di bulan Juli. Saat berada di SD, secara resmi, anak-anak sudah masuk sistem pendidikan formal Indonesia.


Untuk menyelesaikan pendidikan dasar dan memasuki pendidikan menengah, siswa di kelas 6 SD harus menyelesaikan dua ujian akhir; ujian akhir sekolah dan ujian nasional.


Akan tetapi, sejak pandemi Covid-19 menghantam, pemerintah mengubah kebijakan terkait ujian akhir sehingga jadi lebih fleksibel dan memudahkan siswa.


Pendidikan Menengah di Indonesia


Selain menempuh pendidikan formal, siswa-siswi Indonesia biasanya juga menempuh pendidikan non-formal dan informal. Umumnya, sifat kedua jenis pendidikan tersebut sebagai supporting system apa yang didapatkan di sekolah.


Beberapa contoh pendidikan non-formal yang ditempuh anak-anak Indonesia bisa berupa mengikuti berbagai kursus atau les di lembaga bimbingan belajar (bimbel).


Berbicara soal bimbel, layanan pendidikan non-formal yang satu ini cukup populer. Terutama sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Layanan pembelajaran ini berhasil menjembatani pemahaman siswa atas topik pelajaran di sekolah bahkan secara online.


Siswa, orang tua, guru, dan sejumlah stake holder juga merasakan manfaat penyedia layanan bimbel ini. Dengan pengelolaan swasta yang profesional, lembaga bimbel berhasil melakukan adaptasi dan penyesuaian pada situasi terkini. 


Kabar menariknya lagi, berbagai penyesuaian dan adaptasi tersebut berhasil menarik minat siswa dan orang tua. Sehingga, secara tidak langsung, terjadilah kolaborasi yang saling membantu antara sekolah, bimbel, dan orang tua.


Pendidikan formal dan informal yang ditempuh anak-anak Indonesia ini biasanya berjalan beriringan. Sejumlah klaim menyatakan bahwa pendidikan informal mampu mendukung kegiatan dan pengetahuan di sekolah.


Salah satu bentuk dukungan yang sering ditampilkan adalah lulus dengan nilai bagus dan kemudian masuk sekolah unggulan.


Setelah lulus SD, anak-anak akan masuk ke pendidikan tingkat menengah. Sistem pendidikan tingkat menengah di Indonesia dimulai dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang setara.


Umumnya, SMP ditujukan bagi siswa yang berusia antara 12 dan 13 tahun sebelum tahun ajaran dimulai.


Durasi normal belajar di SMP adalah 3 tahun. Untuk bisa masuk SMP, umumnya akan ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi siswa dan orang tua. Seperti rapor SD, akta kelahiran siswa, Kartu Keluarga, formulir pendaftaran, biaya seragam, dan lain sebagainya.


Setelah menyelesaikan tiga tahun (kelas 1, 2, dan 3) di SMP, siswa dapat melanjutkan pendidikan dengan mendaftar di sekolah menengah atas (SMA) atau yang setara.


Sistem pendidikan formal di Indonesia juga menyediakan sekolah setara SMA yang fokus pada bidang tertentu. Sekolah ini umumnya bernama SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).


SMK memberikan pendidikan yang mengarah pada keterampilan spesifik dan praktik vokasi, sehingga siswa sudah memiliki keahlian tertentu saat sudah lulus.


Pemerintah Indonesia telah melakukan segala daya untuk meningkatkan standar pendidikan ke level yang setara dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.


Karena itu, sistem pendidikan formal Indonesia adalah salah satu yang telah mengalami banyak perubahan selama bertahun-tahun. Sejumlah komentar, masukan, dan kritik untuk pemerintah terus hadir untuk memperbaiki sistem ini.


Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9