Dari Menebar Kebaikan Menjadi Jalan Keberkahan

Kamis, 30 April 2020
 Menebar kebaikan dompet dhuafa

Namanya Bu Rita, seorang guru honorer yang mengajar di SMA Negeri 1 Cikatomas, kabupaten Tasikmalaya. Dia juga penggiat literasi yang lumayan aktif di media sosial. 

Tak hanya itu, dalam kesehariaannya Bu Rita juga mengajar di bimbingan belajar bersama beberapa rekan ngajar sekaligus menghabiskan waktu luangnya untuk berjualan dari rumah.  

Bu Rita ini merupakan sosok yang sederhana. Memiliki penampilan sederhana dan bersahaja. Namun, tidak sedikit para siswa menjulukinya sebagai guru fisika yang super killer. Sebenarnya bukan karena killer dalam arti suka marah pada siswa. Akan tetapi sosok Bu Rita ini termasuk guru yang tegas, berprinsip, dan nekad.  

Tapi tahukah, yang paling membekas dalam hati para siswa justru kebaikan berbagi beliau yang berbeda dengan guru lainnya. 

Jika selama ini kita mengenal konsep berbagi kebanyakan berhubungan dengan materi, Bu Rita tidaklah demikian. Dia memiliki cara tersendiri untuk menebar kebaikan versinya. 

Dalam setiap kelas yang diampunya, Bu Rita selalu gemar memotivasi siswanya akan sebuah mimpi. Bu Rita mendongkrak mental siswanya dengan kalimat yang tidak biasa. Hampir semua kalimat yang diucapkan memiliki ruh, sehingga para siswa termotivasi untuk mencoba menggapai mimpinya.

"Semua orang bisa sukses" begitulah pesannya. Walaupun Bu Rita mengajarkan tentang pencapaian mimpi dengan perjuangan yang tidak biasa, beliau tidak meminta para siswa untuk ambisius yang nantinya akan merugikan diri sendiri. Apabila mimpi yang diinginkan berbelok arah, maka disitulah saatnya keihklasan dimainkan. 

Betapa kebaikan yang  Bu Rita lakukan dari berbagi melalui kalimat motivasi ini tampak biasa di mata kita. Kebaikan yang mungkin jarang kita lakukan untuk anak maupun orang lain. Bahkan untuk diri sendiri saja, menciptakan kalimat penuh motivasi jarang digaungkan. Sehingga timbullah keluhan. 

Namun siapa yang menyangka jika kebaikan yang beliau tebar pada para siswa, ternyata berbuah keberkahan. 

Kabar gembira pun datang dari anak muda yang baru saja menemukan impiannya. Sebuah impian yang dia persembahkan khusus untuk kedua orang tua yang sudah tenang di surga. 

Menebar kebaikan itu indah

Namanya Andri Maulana. Pemuda sederhana yang lolos mengejar mimpinya melalui jalur prestasi. Di mana tahun depan resmi menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung, fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan. 

Dan di balik kesuksesannya tersebut, Bu Rita lah yang telah membuatnya bangkit dari keterpurukan beberapa tahun lalu melalui kalimat motivasinya. 


Dompet dhuafa zakat

"Banyak yang membantu saya dari segi finansial, Mbak. Tapi satu orang yang mampu membuat saya seolah hidup kembali. Dia yang mendongkrak mental saya bahwa hidup itu harus tetap berlanjut. Saya berhak bermimpi. Saya pasti bisa sukses meski orang tua sudah tidak ada,"  begitu katanya saat saya wawancara beberapa hari lalu. 

Tanpa terasa air mata saya tumpah. Hati terenyuh. Tangan saya gemetar saat hendak membalas pesannya. Saya tahu, ditinggalkan orang tersayang memang tidak mudah untuk bangkit. 

"Saya hampir saja putus sekolah karena saya merasa insecure banget, Mbak. Tapi untungnya ada Bu Rita hadir dalam kehidupan saya. Bahkan beliau mengangkat saya sebagai anak asuhnya. Di situ saya merasa sangat beruntung. Saya optimis melanjutkan mimpi," lanjutnya. 

Menebar kebaikan

Betapa berharga sosok Bu Rita bagi Andri, bahkan dia mengatakan kebaikan Bu Rita melebihi kebaikan finansial yang dia terima dari banyak orang.

Dari sini saya justru semakin penasaran dengan Bu Rita. hingga terucap sebuah pertanyaan,"Bu, kenapa ibu berbaginya beda dengan yang lain?"

Jawabannya sederhana,"Karena berbagi materi hampir semua orang bisa melakukannya, Mbak. Tapi memberikan semangat untuk bangkit. Memberi motivasi hidup pada orang lain agar hidup kita terasa hidup, tidak semua orang bisa. Meski saya tahu, mungkin ucapan saya ini kadangkala ada yang bilang receh. Tapi  saya bahagia melakukannya."

Mendengar jawaban Bu Rita, saya semakin dibuat penasaran, apa yang melatarbelakangi kisah berbagi beliau. Adakah cerita di masa lalunya?

Kemudian beliau pun bercerita jika dulunya Bu Rita ini terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Jangankan bermimpi ingin bersekolah tinggi. Ketika dia mengutarakan keinginannya pada orang tua. Tetapi orang tuanya belum sanggup mengabulkan.

Akhirnya, ada salah satu guru Bu Rita yang mengubah pola pikir beliau. Memberi semangat untuk berani bermimpi dan meraih apa yang dia mau.

"Jika ingin maju, hidup harus keluar dari zona nyaman."

Dari kalimat sederhana inilah, seorang Rita Fatimah yang dulunya tidak memiliki mimpi, akhirnya mau bergerak dan mencari takdirnya sendiri.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung menjadi saksi bagaimana dia berjuang meraih mimpi tersebut. Dan dari sanalah keinginan kuat untuk berbagi melalui kalimat yang sejatinya sebagai penyemangat.

"Jika satu guru mampu mengubah hidup saya. Maka, saya sebagai guru juga bisa mengubah anak-anak didik saya nantinya. Ini mimpi saya, Mbak," jelasnya saat sesi wawancara online. 

Kembali saya bertanya tentang pandangan berbagi versinya. Dan sungguh, jawabannya seolah menampar diri sendiri.

"Berbagi itu sudah menjadi prinsip hidup saya, Mbak. Hidup saya harus bisa bermanfaat untuk orang lain. Dalam berbagi jangan merasa dibedakan antara status kaya dan miskin. Jangan berpikir apa yang mau dibagikan. Sedikit banyak rezeki yang kita dapat, maka sedekahkan. Jika tidak mampu bersedekah dengan uang, maka bantulah orang lain. Nah, karena saya cuma bisa berbagi dengan kata atau kalimat motivasi. Jadi itulah yang saya lakukan."

MasyaAllah. Menarik sekali. Saya jadi bertanya pada diri sendiri, sudah bermanfaatkah diri ini untuk orang lain?

Selama ini saya berpikir jika berbagi kebaikan lazimnya berbentuk materi. Nyatanya, berbagi itu luas. Kita bisa berbagi apa saja, termasuk yang remeh sekalipun. 

Dompet dhuafa zakat

Soal berbagi ini memang tidak bisa kita nalar dengan logika. Apalagi jika kita melihatnya hanya sekilas saja. Bisa jadi kisah Bu Rita ini sangatlah sederhana. Toh, modal berbaginya hanya dengan ceriwis memberi motivasi pada para siswa bukan?

Sejatinya, apapun bentuk kebaikan yang sudah dibagikan kepada orang lain, tidak selayaknya kita memandang remeh.

Ketika kita sudah memiliki niat tulus untuk membantu orang lain, maka Allah akan membantu kita kemudian.

Hal ini pun sudah tertulis dalam Al-Qura'n surat Ar-Rahman ayat 60:

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (Qs. Ar-Rahman:60)

Bu Rita pun bercerita bahwa kebaikan kecil yang dia lakukan, ternyata membawa banyak berkah dalam hidupnya. Bukan hanya soal rezeki yang dia dapatkan dari arah yang tidak disangka-sangka. Tetapi keluarga kecilnya bersama suami juga tampak bahagia.

Menebar kebaikan adalah

"Bagi saya keberkahan yang saya dapat dari hasil berbagi adalah dengan melihat anak-anak didik saya bahagia dan berhasil meraih mimpi. Ini saja sudah cukup, Mbak," katanya dengan nada santai.

Jawaban cerdas menurut saya. Dan saya menganggap kisah Bu Rita ini sangat luar biasa. Bahkan saking luar biasanya, mungkin saja dari Bu Rita kita bisa banyak belajar tentang konsep berbagi yang sebenarnya.

Di mana sejatinya berbagi kebaikan tidak perlu menunggu kita mampu ataupun kaya terlebih dahulu. Melainkan kebaikan yang berangkat dari keimanan kepada Allah, ikhlas saat mengerjakan, dan punya teladan orang-orang salih terdahulu untuk kita jadikan panutan.

Umpama berbagi kebaikan saya ibaratkan seperti berkebun. Hal yang pertama kita lakukan adalah menentukan bibit unggul. Setelah mendapatkan bibit, maka kita akan menanam bibit tersebut pada tempat yang tepat. Kemudian kita merawat bibit yang sudah menjadi tanaman, menyiraminya setiap waktu. Hingga suatu saat kita mampu memanen hasil dari berkebun tersebut. Dan semua orang bisa merasakan hasi panen dari kita.

Kalau diibaratkan pernyataan di atas, mungkin tepatnya begini :

Bibit unggul : kebaikan yang kita pilih untuk dibagikan

Menanam bibit : pada siapa kita berbagi kebaikan?

Merawat  tanaman : Berbagi kebaikan terus menerus sebagai bekal pahala

Masa Panen : Berkah yang didapat dari kebaikan tersebut dan bisa dinikmati banyak orang

Begitu dalam makna berbagi kebaikan. Yang mana sejatinya kita sedang menyiapkan tanaman yang berbuah manis di suatu hari nanti. Dan sesungguhnya Allah Maha Tahu, Allah Maha Mendengar, dan Allah Maha Melihat. Jadi tak satupun terlewat apa yang sudah dilakukan untuk orang lain di dunia.

Seperti firman Allah :

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. (Surah Al-Zalzalah :7) 

Menebar kebaikan itu indah

Bingung mau berbagi apa? 

Pertanyaan ini mengingatkan saya pada pengalaman hidup enam tahun lalu ketika saya mendapat ujian dari Allah.

Saya pernah merasa putus asa sekali. Kenapa ya Allah menguji saya seperti ini?  

Lalu, saya mencoba bertanya kepada salah satu guru mengaji. Sebenarnya salah saya apa? Beliau pun menjawab,"Perbaiki sholatmu dan mulailah sedekah."

Duh, langsung nyes di hati. Dua hal yang mungkin dulunya seringkali saya abaikan.

Perkara sholat, nyatanya saya masih suka khilaf. Saya lebih mementingkan urusan duniawi hingga mengabaikan kewajiban saya pada Allah. Saya mikirnya nanti dulu deh. Baru juga adzan. Hingga tanpa sadar keasyikan dengan dunia, waktu sholat pun terpinggirkan.

Juga soal sedekah. Saya selalu berpikir jika sedekah itu bisa diberikan ketika kita mampu dan memiliki banyak rezeki. Nyatanya konsep seperti ini tidaklah benar.

Allah memberikan setiap manusia dengan beragam nikmat. Jadi jangan takut untuk berbagi. Jika berbagi kebaikan bisa dilakukan dengan mulut dan lidah saja, maka segeralah bergerak.

Ternyata, semudah itu berbagi kebaikan. Hanya mengandalkan mulut dan lidah, kita bisa melakukan tilawah ayat-ayat suci Al-Quran. Kita bisa berbagi banyak ilmu pengetahuan dari membaca Al-Qur'an.

Tak dimungkiri juga jika ada orang yang mendengar bacaan ayat-ayat Al-Qur'an tersebut, hatinya menjadi tenang. Ini sedekah, namun sepertinya tidak terlihat.

Atau misal kita memang tidak memiliki uang sama sekali. Tetapi kita memiliki kemampuan untuk menulis. Maka, sudah sepantasnya kita menggunakan pena atau jari untuk bergerak dengan menulis yang bermanfaat.

Saya mulai sadar jika bersedekah bisa dilakukan melalui banyak cara. Hingga saya pun memantapkan hati memilih tulisan sebagai jalan kebaikan berbagi. Saya ingat akan sebuah hadist diriwayatkan oleh Sayyid Quthb yang berbunyi:

Satu peluru hanya dapat menembus satu kepala, namun satu tulisan dapat menembus ribuan bahkan jutaan (Sayyid Quthb)

Akhirnya, saya mulai dengan menulis buku antologi. Kebetulan antologi tersebut mengambil genre kisah inspiratif. Jadi saya mencoba dengan menceritakan kisah hidup pribadi.

Sebenarnya ada rasa tidak percaya diri. Apakah tulisan ini akan memberikan manfaat? Sementara kisah yang saya ambil adalah tentang perpisahan. Suatu hal yang hingga saat ini mendapat pandangan negatif dari beberapa orang.

Tetapi faktanya, ketidakpercayaan diri tersebut hanya datang dari pikiran saya pribadi. Hanya sebatas ketakutan saya sendiri. Karena setelah buku yang berjudul "Mengetuk Pintu Langit" terbit, beberapa pembaca yang membeli buku tersebut menghubungi saya.

Mereka memberikan testimoni jika semua kisah yang tertulis di sana sangat inspiratif, termasuk tulisan saya yang berjudul "Bangkit dari Keterpurukan." 

Pembaca bilang cukup terbantu dengan membaca buku tersebut. Karena mereka jadi lebih bersyukur karena masih bisa menjalani hidup dengan minim ujian.

Tak hanya itu, mereka juga bilang dari tulisan saya bisa mengambil pelajaran tentang paradigma  perempuan makhluk lemah tidak sepenuhnya benar. Meski tanpa pasangan, perempuan bisa berdiri dengan kakinya sendiri. Perempuan bisa mandiri demi anak-anak tercinta. Perempuan harus kuat dengan menciptakan kebahagiaan untuk keluarganya.

Antara terharu dan bahagia. Tulisan receh saya ternyata mampu menginspirasi.

Dan dari tulisan tersebut pula, seorang ibu single parent menghubungi saya, dan bilang jika saat ini dia sudah bisa menafkahi anak-anaknya tanpa bergantung pada nafkah bulanan yang diberikan mantan suami.

Dari tulisan saya dia belajar, ternyata peluang pekerjaan untuk perempuan sangatlah banyak, asal kita mau berusaha mencarinya.

Dari curhatan-curhatan tersebut, saya semakin percaya bahwa saya telah menemukan tongkat musa yang selama ini saya cari. Dan menulislah jalan saya untuk berbagi kebaikan.

Hingga sejak saat itu, saya selalu menulis hal-hal positif di media sosial. Saya berbagi kebahagiaan receh kepada teman-teman di facebook, Instagram, maupun blog pribadi. Tanpa diduga perlahan-lahan keberkahan pun mengalir dari arah tak disangka-sangka.

Menebar kebaikan adalah

Sekali lagi, jangan takut berbagi.  Karena sejatinya banyak hal yang bisa kita bagikan.  Jika saat ini masih memiliki anggota tubuh yang sehat, maka manfaatkanlah untuk berbagi.

Jika mampunya hanya berbagi hal yang sederhana, maka segeralah lakukan. Kenapa demikian?

Karena kita hidup sejatinya ditakdirkan untuk menjadi kholifah yang rajin menderma sesama, bukan sebaliknya. Hidup kita akan lebih bermanfaat jika kita mampu menjadi tangan di atas.

Saya pun hanya mampu berbagi melalui tulisan. Maka, sebisa mungkin saya membagikan bakat tersebut pada orang lain. Seperti bagaimana menghasilkan uang melalui menulis dengan menjadi content writer,  bagaimana menjadi seorang copywriter, dan bagaimana menjadi seorang blogger. Tentunya tanpa takut dan malu lagi.

Saya justru bersyukur, ternyata berbagi hal kecil seperti di atas, hidup saya bermanfaat untuk orang lain.  Sungguh sebuah kebahagiaan yang tiada banding.

Lebih bersyukur lagi jika ungkapan bahagia dan syukur tersebut bisa kita upayakan dalam bentuk uang untuk bersedekah dengan sesama. Ini justru akan menuai banyak keberkahan.

Dalam hal sedekah uang, saya sangat percaya dengan DOMPET DHUAFA. Sebuah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (Welas Asih/kasih sayang) dan wirausaha sosial profetik.

Kenapa Harus Dompet Dhuafa?

Hal pertama yang menyakinkan saya adalah visi dan misi yang diusung oleh dompet dhuafa sangat jelas.

Menebar kebaikan

Selanjutnya, jika Anda ingin menjadi donatur dan berdonasi pada yang membutuhkan atau program sosial, atau berhubungan dengan bencana alam.  Caranya pun cukup mudah. Dengan sekali klik, donasi Anda akan tersalurkan dengan cepat.

Untuk info cara berdonasi bisa dilihat di sini dompetdhuafa.org

Alasannya lainnya, dompet dhuafa merupakan Lembaga Amil Zakat Nasional yang bertujuan mengentaskan kemiskinan dengan 5 pilar program utama, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan dakwah, serta budaya.

Solusi tepat bagi Anda yang ingin berbagi secara praktis dan mudah. Mau berbagi ke mana saja, di dompet dhuafa sudah tersedia dengan sangat lengkap.

Sekali lagi, tak perlu menunggu memiliki harta berlimpah untuk berbagi kebaikan. Jadilah orang bermanfaat dengan apa yang Anda miliki.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog menebar kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa."


Menebar kebaikan


32 komentar on "Dari Menebar Kebaikan Menjadi Jalan Keberkahan"
  1. Terima kasih banyak atas apresiasinya, Mbak Malica. Semoga segala kebaikan mengiringi Mbak.

    BalasHapus
  2. Subhanallah, merinding dengar kesaksian anak didik terhadap kebaikan hati gurunya yang inspiratif. Masuk ITB, wow banget! Aku teringat seorang guru yang dulu dekat juga, Mbak, beliau sudah seperti ayah sendiri karena ayahku meninggal pas SMA. Bukan hanya motivasi hidup tapi juga dukungan materi pernah beliau berikan. Aku jadi termovitasi untuk bisa berbagi dalam bentuk apa aja, ya mungkin seperti Bu Rita--memberi contoh untuk anak-anak sendiri. Nyumbang ya gampng lewat Dompet Dhuafa. Alhamdulillah, moga Ramadhan makin banyak yang terbantu lewat donasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas. Aku juga tersindir nih. Kita mikirnya berbagi harus ini dan itu. Ribet dulu mikir. Padahal bisa dilakukan dengan cara yang mudah banget

      Hapus
  3. Masya Allah, terharu banget mbak bacanya. Ketulusan bu rita untuk selalu menebar kebaikan tersampaikan dengan sangat baik lewat tulisan ini mbaak ☺️ banyak jalan skrng ya mbak untuk berbagi salah satunya lewat dompet dhuafa yg jelas aman dan terpercaya 👍😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak. Narasumbernya ini yang keren. Saya cuma ikut alur. Hehehe

      Salam kenal, mb

      Hapus
  4. Yah, memang benar bahwa memberi materi banyak pihak bisa melakukannya. Namun nggak sedikit yang nggak mau.

    Tapi memberi semangat dan motivasi, nggak butuh materi. Seharusnya banyak pihak bisa melakukannya. Namun nggak semua orang mampu melakukannya.

    Bu Rita keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, setuju banget mbak. Intinya soal berbagi ini memang niat dan kemauan

      Hapus
  5. Ada yg membantu financial, ada yg memberi motivasi. Keduanya luar biasa. Saya juga ada sodara, anak tukang cuci dan buruh tani, sejak tamat SMP ortunya ga mampu lagi. Tp semangat juang anaknya dan dibantu financial sodara sahabat dan tetangga, akhirnya beliau lulus IPB dan skrg udah kerja di JKT.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mbak. Berbagi mah nggak ada batasan mau apa saja. Yang penting niatnya tulus

      Hapus
  6. Ya ALlah, sampai berkaca-kaca mata saya membacanya, Mbak. Memang kekuatan motivasi itu luar biasa ya ... saya ikut bergetar membaca bagian "semua orang bisa sukses".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah, semoga Andri sukses dunia - akhirat dan bisa membahagiakan Bu Rita,

      Hapus
    2. Terima kasih mbak. Memang dia anak yang luar biasa. Saya juga salut banget

      Hapus
  7. Benar kata pepatah ya mba, kejar akhirat maka dunia akan mengejarmu. Saat abai dengan sholat entah kenapa pekerjaan serba berantakan dan rasanya banyak waktu terbuang. Huhu, ternyata itu adalah salah satu tanda hidup kita kurang berkah. Sebaliknya, saat mendahulukan sholat, pekerjaan sebanyak apapun bisa dengan mudah beres. Terima kasih untuk reminder-nya ya mba

    BalasHapus
  8. Berbagi memang nggak selalu harus dalam bentuk materi. Sebuah nasehat dan kalimat motivasi pun bisa menimbulkan efek positif pada orang lain. Tentunya, kondisi jangan menjadi pembenaran bahwa berbagi cukup dalam bentuk seperti itu. Jika mampu, tentulah bantuan dalam bentuk materi lebih berarti.

    Apalagi jaman sekarang nggak usah bingung ya. Sudah ada lembaga filantropi kalau kita ingin donasi tersebut tepat sasaran. Misalnya saja melalui Dompet Dhuafa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cocok banget. Dompet dhuafa jadi tempat paling nyaman untuk berbagi

      Hapus
  9. MasyAllah keren ya Mba Malica sosok Ibu Rita ini. Aku suka caranya memotivasi siswa-siswanya. Karena menurutku pendidik itu bukan hanya sekedar mengajari tapi juga harus bisa menginspirasi peserta didiknya. Ahhh semoga kita bisa jadi sosok Bi Rita Bu Rita yang lain ya Mba Malica. Ngomong-ngomong aku juga menyarankan kalau mau berbagi ke lembaga terpecaya kaya dompet dhuafa ini ya mba. Soalnya sekarang banyak hang tidak terpecaya

    BalasHapus
  10. Ternyata benar ya, kebahagiaan luar biasa guru adalah ketika murid didik mereka sukses.
    Murid yang lahir dari guru yang ana ng berbagi, insya Alloh juga senang berbagi pula.

    BalasHapus
  11. Tak perlu menunggu harta berlimpah untuk berbagi, jadilah orang bermanfaat dengan apa yang kita miliki. Reminder ini
    Terima kasih sudah membagikan cerita Bu Rita yang sungguh menginspirasi!

    BalasHapus
  12. Keren ya kl menjadikan kebaikan berbagi menjadi prinsip hidup. Jadi belajar menebar kebaikan meneladani Bu Rita dan Andri

    BalasHapus
  13. berbagi emang nggak harus materi ya mbak?
    bahkan kita sebagai bloger, menulis motivasi dan yang bermanfaat lainnya sudah masuk kategori menebar kebaikan

    BalasHapus
  14. Masyaa Allah menginspirasi sekali kisah bu Rita ini Ya Allah. Beliau bukan saja seorang pendidik, tapi guru kehidupan yang mampu mengubah seseorang. Masyaa Allah, Barakallah...

    BalasHapus
  15. Yang namanya pemberian, dalam bentuk apapun insha Allah bermanfaat ya, khususnya di masa seperti sekarang ini.

    Saya paling suka berbagi melalui dompet Dhuafa, mereka selalu terdepan menyalurkan bantuan dan tepat sasaran.
    Bukan hanya membantu, tapi juga mengedukasi :)

    BalasHapus
  16. Bu Rita mengajarkan kita bahwa berbagi semangat dan motivasi bisa menjadikan orang lain lebih baik. Keren ini si ibu.

    BalasHapus
  17. MasyaAllah, jadi ikut kagum dengan sosok ibu Rita. Nggak banyak guru yang bisa memberikan semangat sampai bisa mempengaruhi hidup muridnya ke arah yang lebih baik.

    BalasHapus
  18. Saya sangat terharu membaca kisah Bu Rita ini, Mbak Rita. bepa besar jasanya membangkitkan semangat Andri untuk bangkit, terus semangat mengejar mimpinya. Dan inilah salah satu berkah menebar kebaikan. Tidak hanya soal materi, tapi juga berbagi kebaikan bisa dari berbagai hal. termasuk menebar kebaikan dari tulisan.

    BalasHapus
  19. Kisah bu Rita dan mas Andri begitu menginspirasi ya mb malica, semoga belaiu diberikan kesehatan dan keberkahan selalu dalam menebar kebaikan.

    Kalau urusan menebar kebaikan berbagi harus Dompet Dhuafa karena sudah terbukti insyaAlloh amanah dan banyak banget pelayanannya. Berbagi bisa darimana saja ya mb. Yuk saya juga mau ikuta berbagi menebar kebaikan dengan Dompet Dhuafa.

    BalasHapus
  20. "Semua orang bisa sukses" pesan yang sederhana namun penuh makna dari Bu Rita.
    Sejalan dengan banyak kebaikan juga yang ditebarkan oleh Dompet Dhuafa. Semoga bisa jadi inspirasi kita semua untuk melakukan hal yang sama.

    BalasHapus
  21. Terima kasih telah berbagi kisah tentang menebar kebaikan ya Mbak Malica. Semoga kita jadi orang2 yg mudah untuk berbagi. AMin

    BalasHapus
  22. Bu Rita dan Andri menjadi tokohh-tokoh inspiratif ya dalam menebar kebaikan, hal sekecil apa pun kebaikan itu akan berbuah banyak, terima kasih cerita inspirasinya

    BalasHapus
  23. Kisah Bu Rita dan mas Andri begitu menginspirasi ya mbak semoga saja mereka selalu diberi keberkahan dan kesehatan. Dan semoga dengan cerita ini banyak yang terinspirasi ya

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9