Review Film Elsa dan Malik, Kisah Cinta Tanah Minang

Jumat, 03 April 2020
Resensi Novel Elsa dan Malik

Masih ingat film Trilogi DILAN? Salah satu film terlaris dengan jumlah penonton terbanyak, yaitu mencapai enam juta penonton sejak film pertamanya berjudul Dilan 1990 diluncurkan. 

Film bergenre remaja dengan kisah romantis serta dibumbuhi sedikit komedi ini, telah sukses bikin baper para penonton. Tak heran jika novel trilogi karya Pidi Baiq ini mendadak naik daun. 

Nah, kali ini rumah produksi Max Picture siap menghadirkan kembali drama remaja lain yang tak kalah mengharukan, kisah cinta remaja antara Elsa dan Malik. 

Kisah romantis remaja yang suksess bikin saya baper, dan mungkin nanti giliran Anda. Saya yang baru lihat trailer-nya doang di youtube sudah gampang banget terbawa suasana. Duh, nggak bayangin nanti saat film ini resmi dirilis bulan April 2020 nanti. Pasti deh bakal terpesona. 

Layaknya Dilan yang diadopsi dari sebuah novel, Elsa dan Malik juga diangkat dari novel, yaitu karya Boy Candra. Tahu sendiri kan gimana karya beliau? Bagaimana beliau menciptakan karakter setiap tokoh dalam ceritanya? Sastrawan yang selalu memberikan suasana melankolis, juga menyisipkan kata bijak dalam cerita. Novel Elsa dan Malik pasti menyayat hati. Karena begitulah ciri khas Boy Chandra. 

"Bilang aja nggak mau pacaran karena kamu nggak punya uang buat pacaran." (Elsa)

"Aku emang nggak punya uang buat pacaran, Sa. Tapi aku punya rasa percaya diri."(Malik) 

Aku berharap suatu hari nanti aku bisa mengajakmu terbang naik pesawat. Bantu aku untuk memenuhi semua harapanku. (Malik) 

Tuh kan, bikin baper nggak tuh kalimat-kalimatnya si Malik? Endi Arfian yang berperan sebagai Malik, selain memiliki wajah tampan rupawan, cool, juga suka berkata-kata manis dan terkadang humoris. Siapa gadis yang nggak bakal tertarik? Pantes aja si Elsa, gadis berdarah Minang ini mau memperjuangkan cintanya.  

Eddi Pras yang dipercaya sebagai sutradara, juga Ody Mulya selaku produser dari film Elsa dan Malik ini, faktanya telah berhasil menggiring penggemar novel Boy Candra mengenalkan cerita yang kuat dalam kisah percintaan adat Minang dengan sangat kental. Untuk proses syuting memang sepenuhnya di Padang dan menghabiskan waktu selama 16 hari. Bahkan, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah bahkan turut membintangi film ini.

Tak hanya itu, Salshabilla Andriani yang berperan sebagai Elsa juga tampak menghayati perannya. Sehingga sosok Elsa dan Malik dapat banget Chemistry-nya, tentunya khas anak remaja gitu. Manja. 

SINOPSIS KISAH REMAJA ELSA DAN MALIK


Film ini bercerita tentang hubungan asmara antara Elsa dan Malik. Di mana awal pertemuan terjadi di bangku kuliah saat menyandang status sebagai mahasiswa. Malik yang memiliki karakter humoris dan romantis sangat cocok bersanding dengan Elsa yang terkesan manja. Meski kedekatan tersebut berawal dari ketidaksengajaan. 

Mulanya, Mereka hanya sekadar bermain tebak-tebakan. Malik melempar sebuah pertanyaan kepada Elsa. Dia pun tertarik untuk menjawab. Saling tanya dan menjawab, akhirnya membuat mereka semakin penasaran. Pertanyaan apakah itu? Tonton langsung filmnya, ya. Sengaja sih bikin penasaran. Hahaha 

Nah, saat permainan itu berlangsung, keduanya membuat kesepakatan, yaitu bagi yang kalah akan mendapatkan hukuman dengan mentraktir sang pemenang selama tujuh hari berturut-turut. Dan ternyata, Elsa telah kalah. Sehingga mau nggak mau dia harus menepati janji yang sudah mereka sepakati. 

Hingga tanpa sadar, 7 hari bersama-sama, saling bertukar cerita dan keluh kesah, Elsa dan Malik bak dua sejoli yang dimabuk cinta. 

Hubungan keduanya tanpa sadar semakin akrab. Pernah suatu ketika Malik mengajak Elssa menaiki angkot selepas mereka makan di luar. Namun, mereka mendadak diturunkan di tengah jalan karena gombalan Malik yang membuat Elsa harus loncat dari angkot. Gokil banget, kan?

Akan tetapi, bukan kisah romansa romantis jika tidak ada tantangan yang harus dilalui. Layaknya cerita remaja pada umumnya, tentu ada pemeran antagonis yang menjadi penghalang. Mereka adalah mahasiswa senior yang mendapat julukan mahasiswa abadi. 

Mahasiswa senior tersebut mengejek Malik tidak bisa membayar makanan yang sudah dibeli. Awalnya Malik abai, namun akhirnya terpancing juga. Pertengkaran pun terjadi. Dan sejak saat itu, kehidupan mereka berdua berubah. 

Berubah menjadi teman yang tidak sekadar dekat, melainkan teman istimewa. Teman yang saling mengisi dan berbagi apa saja. Hingga benih-benih rindu muncul tanpa diminta. 

Sayangnya, kedekatan Elsa dan Malik tidak berjalan mulus. Konflik mulai muncul lantaran kondisi kedua keluarga yang bertolak belakang. Ibu Elsa cenderung tidak setuju dengan hubungan asmara yang dijalani anaknya. Sebab, sejak menjalin kedekatan dengan Malik, putrinya  itusering lupa waktu dan pulang larut malam.

Sang ibu menganggap Malik tidak pantas untuk anak perempuannya, terlebih anaknya keturunan Minang yang memiliki adat istiadat yang kental. 

Tak hanya itu saja,hubungan dua sejoli itu pun diuji kembali saat Malik berhasil memenangkan sebuah kompetisi menulis. Hingga keputusan berat pun harus dia ambil. Meninggalkan Elsa demi mendapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke Belanda. 

Demi menutupi rasa sedih sekaligus kecewa, Malik mengajak Elsa pergi ke sebuah pantai. Di sana Malik berjanji akan mengajak calon kekasihnya naik pesawat terbang suatu hari nanti.

Aku berharap suatu hari nanti, aku bisa mengajakmu terbang naik pesawat. Bantu aku untuk memenuhi semua harapanku. (Malik) 

Permintaan Malik sederhana, dia ingin Elsa membantu mewujudkan cita-citanya. Dan harapan itu mereka tuangkan dalam pesawat mainan dari kertas. Di mana keduanya kompak menerbangkan pesawat tersebut ke arah langit setelah saling berucap. 

Kalimat terakhir yang mereka saling bincang sebelum kepergian Malik adalah:  

Kamu suka senja?(Malik) 
Suka banget. kamu? (Elsa) 
Biasa aja. Yang lebih penting buat aku dengan siapa kita menikmati senja. Karena senja kan sifatnya sementara. (Malik) 

Tetapi Malik berjanji akan menyukai senja. Karena dari senja, dia merasa dekat dengan Elsa. Lantas bagaimana kelanjutan kisah Elsa dan Malik? 

Setelah baca novel terlarisnya karya Boy Chandra, jangan lupa tonton filmnya, ya. Seruu abis. Nggak hanya bikin baper. Tapi ada pembelajaran tradisi Minang di sana. Recommended! 



Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9