METAMORFOSA GADIS DESA

Rabu, 29 November 2017

Muda dan Berbakat. Itulah dua kata yang tepat disandang oleh ibu rumah tangga, penulis, juga blogger, Dian Restu Agustina. Lahir pada 17 Agustus 1976 di Kediri, Jawa Timur. Sejak kecil, wanita yang lebih akrab dipanggil dengan Dian ini sudah hobi membaca, berhitung, dan menulis. Jadi tak heran jika hobi yang digemarinya dari kecil telah mengantarkan Dian menjadi seorang penulis yang ramah dan baik hati seperti sekarang ini. Walaupun terkadang sifat keras kepala dan ingin dimengerti mendadak dominan, Dian tetaplah sosok wanita yang sederhana dan inspiratif.

Dian terlahir dari sebuah keluarga yang cukup sederhana. Dia juga berasal dari desa. Akan tetapi semangatnya untuk maju mewujudkan impian sangatlah tinggi. Terbukti pada tahun 1994, Dian resmi diterima sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi tertua dan bergengsi di Provinsi Bali, Universitas Udayana. Saat itu Dian mengambil jurusan pariwisata. Dan dari sinilah babak baru kehidupan Dian dimulai. Dia bercita-cita ingin menjadi wanita karier dan berniat menunda pernikahan hingga batas usia yang ditentukan.

Keinginan Dian menjadi wanita karier pun dibuktikan. Setelah lulus kuliah, Dian pun langsung bekerja. Adapun pengalaman bekerja Dian adalah sebagai berikut:
1. On The Job Training, Suntec Singapore International Convention & Exhibition Centre, selama  6 bulan.
2. Reception Staff, PT Indosat Bali, selama 1 tahun.
3. Marketing Staff, McDonald's New Dewata Ayu Bal, selama 1 tahun.
4. Manager McDonald's Indonesia ( McD Legian, McD Drive Thru Sanur, McD Bandara Ngurah Rai Bali), selama 3 tahun.

Prestasi yang sangat mengaggumkan di usia Dian yang relatif sangat muda. Namun takdir berkata lain. Dian yang bercita-cita menjadi wanita karier, ternyata Tuhan mendatangkan jodohnya lebih cepat. Tidak jauh. Justru lelaki yang menjadi suaminya sekarang adalah kakak dari teman sebangkunya saat SMA. Unik, bukan?

Perjalanan hidup Dian terus berlanjut. Setelah menikah, Dian berpikir bisa tetap bekerja. Tetapi faktanya, permohonan pindah kerja ke Medan yang diajukan oleh Dian karena mau mengikuti suaminya, ditolak oleh perusahaan. Alasannya tidak ada posisi yang sesuai untuk Dian di sana. Jadi, Dian harus menunggu sementara waktu. Berhubung tugas utama istri salihah adalah taat suami, dengan berat hati dan deraian air mata, Dian memutuskan resign dan menjadi Ibu rumah tangga. Drama rumah tangga pun baru dimulai.

Resmi menjadi seorang ibu rumah tangga, tak lama kemudian Tuhan menitipkan janin dalam kandungan Dian. Tentu suatu kabar yang menggembirakan sekaligus harapan semua wanita. Ya, menjadi ibu adalah keinginan semua wanita seusai menikah. Namun, Tuhan sangat menyayangi Dian dan suami. Janin yang dijaganya dengan sangat hati-hati selama sembilan bulan memiliki fisik yang kurang sempurna di mata manusia tetapi menurut sang Maha Pencipta, dia adalah bayi mungil yang sangat sempurna. Hanya 13 hari bayi mungil itu bercumbu dengan dunia. Kemudian Tuhan mengambilnya untuk memuliakan kedua orang tuanya kelak di surga.

Siapa sangka Dian yang begitu tegar berubah menjadi sosok yang begitu rapuh. Bahkan dia sempat kesal pada Tuhan sang pencabut nyawa, kenapa harus dia yang mengalami kejadian pahit seperti ini? Padahal seharusnya dia dan suami merasakan kebahagiaan sebagai orang tua baru. Kecewa, sedih, dan marah berkumpul menjadi satu menolak takdir Rabb-nya. Hingga membuat dirinya lemah lunglai tak berdaya. Kehilangan putra pertamanya membuat Dian harus melakukan beberapa sesi terapi untuk menyembuhkan traumanya.

Beruntung sekali Dian mempunyai suami dan keluarga yang selalu mendukung. Meskipun dia sudah berada pada titik nadir kehidupan yang berujung pada rasa keputusasaan, sama sekali tidak membuat Dian harus hara kiri. Justru, inilah yang membuat Dian berhijrah menjadi sosok yang lebih baik lagi. Dian belajar mendalami agama, mengubah cara berpakaian, dan cara bertutur kata. Karena Dian sadar bahwa Allah maha besar. Percaya tidak ada sesuatu yang terjadi kecuali atas kehendakNya. Dan pastilah ada hikmah dibalik masalah. Kini, dia pun dianugerahi dua putra yang begitu hebat. Bukan hanya hebat tetapi juga pintar dan saleh. Putra pertamanya usia 13 tahun, yang saat ini duduk di kelas 7 SMP. Dan putra kedua usia 8 tahun, kelas 3 Sekolah Dasar.

Kegiatan sehari-hari Dian hanya dihabiskan untuk merawat suami dan anak. Selain itu Dian juga aktif menulis. Walaupun awal mula motivasi Dian menulis adalah untuk penyembuhan diri dan menyalurkan hobi. Tetapi justru membawa kariernya di dunia literasi melambung tinggi.

Dian sudah beberapa kali menjadi pemenang di kompetisi menulis blogger. Tak sedikit juga tulisannya yang sudah dimuat di media online. Di antaranya seperti ummi-online.com, salah satu tulisannya ini http://www.ummi-online.com/wahai-suami-hindari-kata-kata-ini-saat-bercanda-dengan-istri.html). Ada juga di takaitu (http://takaitu.com/kamu-harus-tahu-ternyata-budaya-matrilineal-bukan-hanya-milik-suku-minang-tapi-juga-berlaku-pada-suku-suku-berikut-ini/). Dan juga tulisan cerpennya yang dimuat di tabloid Nova http://www.dianrestuagustina.com/2017/02/cerpen-saya-dimuat-di-tabloid-nova.html.

Betapa menginspirasinya wanita umur 41 tahun ini. Tetap bisa berkarya di sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga juga blogger sejati. Sangat sesuai dengan motto hidupnya “Siapa yang Bersungguh-sungguh pasti berhasil”. Dan itu benar, Dian telah membuktikannya. Tentu karena ikhtiar dan doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan pada Tuhannya.

Meskipun Dian terbilang sudah punya nama dalam dunia literasi, sama sekali tidak menjadikannya wanita yang sombong. Dia tetap sosok yang rendah hati. Seperti pesannya yang di sampaikan kepada saya sewaktu wawancara semalam yaitu “Pastikan bahwa tujuan kita menulis untuk alasan yang benar dan bukan hanya ingin tenar. Luruskan niat menulis kita karena semata-mata untuk mencari rida Allah SWT. Sedangkan printilan rejeki yang menyertai, anggap itu bonusnya. Dan Ingatlah untuk tetap menuliskan hal yang berfaedah dan bukan artikel sampah. Jika kita tidak memiliki tujuan yang jelas , tentu sia-sia belaka waktu yang telah kita sediakan untuk menjalaninya. Juga pastinya akan merugikan pembaca yang ternyata tak mendapatkan manfaat apa-apa”.

Terima kasih Mbak Dian Dian Restu Agustina sudah mengizinkan saya menuliskan biografi ini. Semoga banyak wanita yang terinspirasi.

Sumber Pic : Www.Dianrestuagustina.com

#InfinityLovink
#30DaysWritingChallengeSesi5
#PenulisTangguh
#NyonyahKetjeh


4 Hal Istimewa yang dimiliki Anak Pertama

Minggu, 12 November 2017
Emak, pernahkah berfikir bahwa anak pertama itu lain daripada yang lain? Menjadi anak pertama memang bisa dikatakan berbeda dengan yang lain ya Emak. Hal ini mungkin karena anak pertama dilahirkan untuk pertama kalinya, sehingga orangtua masih memperlakukannya secara istimewa.

Tetapi perlakuan istimewa tersebut akan terlihat berbeda ketika anak pertama sudah memiliki adik. Secara tidak langsung kasih sayang orangtua akan terbagi.
Dan anak pertama pun akan mulai diajarkan bagaimana harus berbagi, mengayomi, dan melindungi adik-adiknya.

Namun tahukah Emak, bahwa anak pertama memiliki keistimewaan dan keunggulan dibandingkan anak lainnya? ada beberapa hal yang patut dibanggakan pada anak pertama yang tidak diketahui banyak orang.

1 . Bersikap dewasa lebih dini

Sebagaimana kedudukannya karena dilahirkan menjadi anak pertama mau tidak mau dia harus terpaksa bersikap dewasa untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga. Memang masa ini sedikit berat, karena kasih sayang orangtua terbagi. Akan tetapi terlepas dari kondisi seperti itu, biasanya anak pertama memilih untuk bersikap dewasa lebih dini.

2. Memiliki rasa sosial yang tinggi dan penyayang

Yang satu ini patut diacungi jempol. Kebanyakan anak pertama itu cenderung tidak egois, tetapi malah sebaliknya jiwa sosialnya tinggi yang mana  lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada individu. Selain itu juga lebih sering mengalah dan penyayang terlebih pada adik-adiknya. Mungkin ini merupakan naluri alami yang dimiliki anak pertama karena sudah terlatih untuk  bertanggungjawab dari kecil menjaga adik-adiknya.

3. Anak pertama merupakan orang yang kreatif

Memang benar jika kreativitas seseorang tidak berdasarkan pada urutan kelahiran. Akan tetapi jika diperhatikan, rata-rata anak pertama tingkat kreativitasnya lebih tinggi dibanding anak lainnya.
Dan faktanya kreativitas anak pertama terbentuk karena sejak kecil mereka sudah terbiasa menyelesaikan masalah atau problem solving yang handal. Oleh karena itulah anak pertama istimewa.

4. Memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat

Mereka yang terlahir menjadi anak pertama biasanya memiliki naluri memimpin yang menonjol. Jiwa pemimpin ini tumbuh secara otomatis ketika mereka diberikan tanggungjawab mengawasi dan menjaga adik-adiknya.
Dan sifat pemimpin ini sebaiknya diarahkan ke hal yang benar. Misal orangtua bisa memberikan pengetahuan tentang kemampuan dalam memimpin dan pelajaran mengenai kepemimpinan. Dengan begitu anak pertama akan menjadi calon pemimpin yang hebat bagi keluarga, masyarakat bahkan sebuah negara.
Nah, Emak itulah kenapa anak pertama bisa dikatakan istimewa dibanding anak lainnya. Keistimewaan mereka terbentuk secara alami berdasarkan pengalaman hidup yang mengharuskan mereka mandiri. Semoga kita para orang tua senantiasa dimampukan mendidik anak-anak yang istimewa.

Kenapa Anda Harus Menulis

Rabu, 08 November 2017


Jika ada pertanyaan “Kenapa Anda harus menulis,” saya yakin alasannya pasti beragam. Ada yang menulis untuk terapi jiwa, menulis bikin candu, menulis buat berbagi dan lain sebagainya. Benar sekali alasan-alasan di atas, bahkan juga saya sangat setuju. Karena memang menurut saya pribadi menulis itu asyik dan menyenangkan.

Tapi alangkah baiknya sebelum memberikan alasan kenapa anda harus menulis, sebaiknya perlu ditelaah ulang sebenarnya motivasi apa yang membuat anda ingin menulis. Jangan hanya karena sekedar ikutan temannya, akhirnya menulis hanya musiman. Waktu mood bagus rajin banget menulis sedangkan pas moodnya gak bagus berhenti menulis dengan alasan takut stuck ide alias kehabisan ide dll. Enggak banget kan?

Padahal yang namanya ide itu banyak. Apapun yang ada di sekililing kita bisa dijadikan ide untuk menulis. Apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan, apa yang diomongkan orang, keadaan pas baper dll, itu bisa jadi bahan untuk menulis. Oleh karenanya, istilah kehabisan ide untuk proses menjadi penulis yang kreatif dan berbakat harus dihilangkan.

Jadi, motivasi di sini sangatlah penting untuk menunjang karir kita dalam kepenulisan ke depannya, ya. Ingin menjadi penulis hebat, maka motivasi diri anda dari sekarang. Nah, Lantas apa alasan saya pribadi kenapa harus menulis?

Ada beberapa alasan yang mengharuskan saya untuk menulis, diantaranya:

1. Menulis Untuk Terapi Jiwa

Saya pernah mendengar menulis itu bisa untuk terapi. Sebelum praktik sih saya kurang yakin apa benar bisa untuk terapi beneran. Tapi saya coba saja teori tersebut, dan memang benar menulis bisa untuk terapi khususnya jiwa kita. Kenapa saya bilang jiwa? Karena ibu rumah tangga seperti saya dengan aktivitas rumah yang lumayan padat, pasti akan merasakan yang namanya jenuh, kadang juga depresi, emosi tidak stabil dan hal lain yang mudah membawa kita dalam keadaan yang tidak mengenakkan. Nah, untuk mengatasi semua masalah-masalah tersebut, cobalah untuk menulis. Tuliskan apa saja yang menggangu dalam jiwa dan  ekspresikan diri dengan bebas. Saya yakin pasti anda akan merasakan hal positif setelah melakukan hal tersebut. Misal, perasaan anda akan lebih tenang dan beban di pikiran juga berkurang. Namun sedikit catatan, boleh menuliskan semua beban akan tetapi tidak perlu diekspos di sosial media ya. Karena sejatinya masalah pribadi bukan untuk dinikmati publik, cukuplah diri kita sendiri dan Tuhan yang tahu. Insyaallah akan lebih baik.

2. Menambah kreativitas
Secara tidak langsung dengan kita rajin menulis, akan banyak ilmu, informasi, penemuan terbaru yang didapat. Dengan begitu pemikiran kita akan lebih kreatif, lebih kritis, bahkan bisa jadi mempunyai keinginan agar bisa menelurkan sebuah karya tulisan yang bisa menginspirasi banyak orang. Sangat asyik bukan?

3. Menulis untuk kas pendapatan
Pasti kita tahu ya, semakin majunya teknologi sekarang ini, sangat memudahkan kita untuk mendapatkan penghasilan dari media sosial. Salah satunya adalah dengan menulis. Ini hal yang menyenangkan menurut saya, modalnya ringan dengan hasil yang cetar. Contohnya, menulis buku. Entah itu tulisan karya pribadi atau karya bersama yang penting bisa lolos ke penerbit. Setelah lolos kita akan mendapatkan royalty dari hasil penjualan karya kita. Enak ya? Uang masuk kantong tanpa harus berpanas-panas ria. Tapi harus benar-benar kerja keras yang ini. Hehehe
Ada lagi seperti menulis artikel di blog, menulis artikel bisnis dan menulis yang di kirim ke media-media cetak, itu juga bisa menjadi tambahan pendapatan. Walaupun tidak banyak, tapi setidaknya ada rasa bangga bahwa tulisan kita ternyata bermanfaat.

4. Menulis untuk berbagi manfaat dengan banyak orang
Saya yakin tujuan seseorang ingin menjadi seorang penulis salah satunya adalah karyanya bisa bermanfaat untuk orang lain.
Sederhana saja, dengan menuliskan pengalaman hidup kita atau orang lain yang cukup bisa menginspirasi sudah bisa memberikan pencerahan pada saudara kita yang sedang ada masalah. Bisa juga dengan sekedar status motivasi di Facebook, sangat bermanfaat bagi pembacanya untuk menjadi lebih baik lagi.

5. Menulis bikin awet muda
Percaya atau tidak menulis itu bisa bikin awet muda. Bagaimana tidak, seseorang yang memutuskan untuk rajin dan konsisten menulis pasti akan selalu berpikiran positif agar ide selalu mendekat padanya. Dan oang yang selalu berpikiran positif terus dalam hidupnya cenderung tidak gampang menyerap hal-hal yang negatif. Mereka lebih mengabaikan daripada menerima dengan hati. Nah, dengan begitu tidak cepat tua karena tidak memikirkan hal yang tidak perlu untuk dipikirkan.

Sepertinya cukup 5 hal saja yang menjadi alasan kenapa saya harus menulis. Semoga bermanfaat buat teman semuanya.





Menyesap Pesan Moral Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih

Rabu, 01 November 2017
dongeng bawang merah dan bawang putih bahasa indonesia

Bagaimana tidak membekas dalam ingatan jika memang pesan moral dalam sebuah dongeng sangat berpengaruh dalam kehidupan nyata. Walaupun terkadang sebuah dongeng terkesan muluk-muluk dalam mendiskripsikan cerita, namun, dongeng sarat akan makna.  

Ya, memang tidak bisa dipungkiri ada beberapa dongeng yang sudah membuat kita nyaris berharap terjadi juga dalam kehidupan nyata, dongeng Cinderella misalnya. 

Saya yakin beberapa anak kecil setelah membaca dongeng Cinderella, sedikit banyak mereka berimajinasi ingin hidup seperti Cinderella di masa depan. Menikah dengan pangeran tampan di sebuah kerajaan yang penuh kemewahan. Akan tetapi dongeng hanyalah dongeng, kemungkinan terjadi dalam kehidupan nyata belum bisa dipastikan. Iya, nggak? 

Nah, berbicara tentang dongeng, saya ingin mengulas sedikit cerita tentang cerita Bawang Merah dan Bawang Putih re-write versi bahasa Indonesia ala Malica ya. 

Sebuah dongeng yang sangat berkesan dalam kehidupan saya di masa kecil. Tidak cukup sekali saja nenek saya menceritakan kisah mereka, tetapi hampir tiap malam menjelang saya mau tidur sehingga beberapa pesan moral dari dongeng ini sangat saya rasakan. 

Asyik, ya? Pastinya. Hehehe

Apalagi dongeng bawang merah dan bawang putih ini ceritanya cukup sederhana dan banyak hal positif yang bisa dipetik. Hanya saja sisi negatif tentang ibu tiri yang jahat sangat membekas dalam ingatan. Sehingga mendoktrin alam bawah sadar, yang namanya ibu tiri itu semua jahat. Padahal tidak semua ibu tiri kejam, bukan? Hehehe

Baiklah kembali lagi pada kisah singkat bawang merah dan bawang putih, ya.


cerita dongeng bawang merah dan putih

Alkisah, di sebuah desa hiduplah sebuah keluarga yang sangat bahagia. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan anak perempuannya yang sangat cantik, ia bernama bawang putih. Ayah bawang putih hanyalah seorang pedagang biasa, namun hidup mereka tidak merasa kekurangan. Bahkan mereka rukun dan damai.

Akan tetapi semuanya berubah sepeninggal sang ibu bawang putih. Duka yang mendalam sangat dirasakan bawang putih dan ayahnya. Hingga akhirnya, seorang janda di desa tersebut bersimpati kepada mereka. 

Setiap hari dia datang ke rumah membawa makanan, membantu bawang putih membereskan rumah, dan menemani ayah bawang putih mengobrol. Janda tersebut juga mempunyai putri yang bernama bawang merah.

Nah, karena beberapa pertimbangan, akhirnya sang ayah menikah dengan si janda tersebut. Tujuannya adalah memberikan sosok ibu pada anak gadisnya agar mendapatkan kasih sayang seorang ibu kembali. 

Awalnya kehidupan mereka baik-baik saja layaknya keluarga yang bahagia. Namun, lama-kelamaan wujud asli dari ibu dan saudara tirinya kelihatan. Apalagi ketika Ayah bawang putih pergi berdagang. Semua pekerjaan rumah harus dibereskan oleh bawang putih. Sedangkan sang ibu dan kakak tirinya duduk manis bersenang-senang. Sayangnya kelakuan buruk tersebut tidak pernah diketahui sang ayah, dan bawang putih juga enggan menceritakannya.

cerita bawang merah dan putih dalam bahasa inggris
Sumber gambar : dongengrakyat.com

Hingga suatu hari ayah bawang putih sakit keras dan meninggal dunia. Sejak saat itu ibu dan kakak tirinya semakin berkuasa. Mereka tidak punya hati dan rasa kasihan sedikitpun. Bawang putih jadi  semakin tertindas. Semua pekerjaan rumah bawang putih semua yang membereskan.  

Hebatnya, bawang putih tidak pernah mengeluh. Dia tetap gembira dan bersabar dengan harapan suatu saat nanti ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri. Namun sayang sungguh sayang, sepertinya harapan bawang putih tidak akan terkabul. 

Pagi ini, sang ibu menyuruh bawang putih mencuci pakaian di sungai. Untuk menuju ke sungai, bawang putih yang malang harus melewati hutan. Berjalan setapak demi setapak dengan penuh riang, tak sedikitpun merasa marah atau kesal dengan perintah ibunya. 

Saking asyiknya menikmati pemandangan sekitar, dia tidak sadar salah satu baju kesayangan ibu tirinya hanyut terbawa arus sungai. Dan ketika menyadari hal itu, bawang putih pun mencari baju tersebut tanpa berhenti. Tetapi tetap saja dia tidak bisa menemukannya. Sepertinya baju tersebut sudah terlalu jauh dibawa arus sungai. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakan kecerobohannya tadi pada sang ibu tiri.

Kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya?
Ibu tiri murka. Dia menyuruh bawang putih mencari baju tersebut sampai ketemu. Bawang putih tidak diizinkan pulang jika baju tersebut belum ditemukan. Karena merasa bersalah, bawang putih menuruti saja apa yang diperintahkan ibu tirinya. 

Sementara matahari sudah hampir tenggelam tapi bawang putih tidak melihat baju berwarna merah di mana pun. Sampai di perjalanan, dia bertemu dengan penggembala kerbau, tanpa pikir panjang bawang putih bertanya padanya.

“Wahai, paman, apakah kau melihat baju warna merah yang hanyut di sungai ini?”


“Iya, Nak. Tadi aku melihatnya. Kalau kau lebih cepat mengejarnya, mungkin saja kau bisa menemukannya,” ujar paman.

Mendengar ucapan paman tadi, bawang putih bergegas mempercepat langkahnya menelusuri sungai tersebut. Tetapi bawang putih tak kunjung menemukannya juga sedangkan hari sudah mulai gelap. 

Baca juga : Dongeng Bahasa Sunda Bawang Merah dan Bawang Putih

Dengan rasa putus asa, bawang putih tetap saja berjalan mencari baju tersebut. Sampai akhirnya dia melihat sebuah gubuk di tepi sungai. Dalam hati dia merasa sudah sangat lelah dan ingin beristirahat. Tak lama kemudian, bawang putih berjalan menghampiri gubug tersebut dan mengetuknya.

Kalian tahu siapa yang ada di dalam gubuk tua itu? Seorang perempuan tua. Bawang putih pun segera meminta izin agar dia bisa menginap di sana. Tak disangka, ternyata perempuan tua itu yang menemukan baju berwarna merah milik ibu tiri bawang putih.

Singkat cerita, bawang putih kembali pulang dengan membawa baju merah milik ibu tirinya dan labu kuning pemberian perempuan tua tersebut.

Sesampai di rumah, alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu kuning itu terbelah. Ternyata didalamnya berisi emas permata yang sangat banyak. Melihat hal tersebut, Ibu dan kakak tirinya terkejut. Mereka pun berniat melakukan hal yang sama yaitu singgah di rumah perempuan tua agar bisa mendapatkan emas berlimpah seperti bawang putih. 

Namun, bukan emas permata yang ada didalam labu kuning melainkan binatang-binatang buas seperti kalajengking, ular dan lain-lain. Dan binatang-binatang tersebut menyerang bawang merah dan ibu tirinya sampai tewas.


cerita bawang merah dan putih bahasa inggris
Sumber gambar : ceritarakyatnusantara.com


AMANAT CERITA BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH


Demikianlah sepenggal cerita dongeng tentang Bawang merah dan bawang putih” dan ada beberapa amanat cerita yang bisa kita dapat. Diantaranya:

  1. Dilihat dari sudut pandang bawang merah dan ibu tirinya sebaiknya jangan menilai orang dari rupanya, terkadang penampilan seseorang tidak menunjukkan kebaikan.
  2. Dilihat dari sudut pandang bawang putih, walaupun hidup dengan ibu dan kakak tiri yang jahat dan serakah, bawang putih tetap berusaha menghadapinya dengan senang hati. Bawang putih juga tidak pernah berputus asa untuk terus melakukan kebaikan.
  3. Dongeng ini juga mengajarkan bahwa tak seharusnya kejahatan dibalas dengan kejahatan. Namun sebaliknya, biarkan nasib yang akan membalas kejahatan pada seseorang yang telah berbuat jahat pada kita
  4. Pesan moral lainnya yang bisa diambil dari dongeng ini adalah orang yang tabah, sabar dan jujur seperti bawang putih akan mendapatkan ganjaran dari Tuhan yang berlipat ganda.