SI PAHIT PERIA YANG KAYA MANFAAT

Minggu, 29 Oktober 2017


Ketika mendengar nama pare disebut, apa yang terlintas di benak Anda? Sayuran yang rasanya pahit dan siapapun enggan memakannya. Betul?

Pare atau nama lainnya adalah peria memang sayuran yang rasa pahitnya sering kali membuat mayoritas orang menolak untuk memakannya. Tapi tahukah Anda, ternyata di balik pahitnya sayuran pare ini banyak menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah sebagai antioksidan.

Kandungan nutrisi yang ada di dalam sayuran pare ini juga banyak di antaranya :

- Kalori
Kalori yang terdapat pada sayuran pahit ini cukup rendah. Dalam satu porsi pare yang Anda makan hanya menyediakan 17 kalori

- Vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang sangat baik, yang mana dalam satu porsi 100 gram pare terdapat 84 mg yang setara dengan 140% Angka kecukupan gizi ( AKG )

- Folat

- Vitamin B

- Mineral
Sayuran yang terkenal pahit ini banyak mengandung kalium, fosfor, zinc, zat besi, magnesium, mangan, tembaga, serta mengandung kalsium.

Nah, itulah beberapa kandungan yang ada pada sayuran pare. Selain itu, pare juga dapat diolah menjadi berbagai masakan. Misalnya : Tumis pare ikan teri, acar pare, dan jus pare. 

Dan bagi Anda penggemar si Peria wajib tahu caranya memasak agar tidak terlalu pahit rasanya.

Saya bagi tips sedikit ya tentang sayuran pahit ini. Silahkan di simak!

* Cara menghilangkan rasa pahit pada sayuran pare

1. Iris pare tipis-tipis dan hilangkan bijinya. Kemudian masukkan garam secukupnya.

2. Lalu remas pare beserta garam yang sudah tercampur hingga mengeluarkan air.

3. Setelah diremas rata, kemudian cuci sampai bersih dan hilang rasa asinnya.

4. Panaskan air sampai mendidih dan masukkan pare yang sudah dicuci bersih. Kalau sudah setengah matang, silahkan diangkat dan tiriskan.

5. Pare siap dimasak.

Well,  beberapa cara di atas adalah kebiasaan yang saya lakukan untuk menghilangkan rasa pahit pada sayuran pare. Meskipun rasa pahitnya tidak hilang total, setidaknya pahitnya nggak begitu menyengat.

Oke, lanjut ya...

Setelah Anda tahu apa saja kandungan yang ada pada sayuran pare plus cara menghilangkan rasa pahitnya, kini giliran saya bahas tentang manfaat pare untuk kesehatan dan kecantikan. Apa sajakah itu?

1. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh
Pare dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh Anda. Caranya adalah dengan merebus daun atau buah pare hingga mendidih. Lalu minumlah, guna untuk melawan infeksi.

2. Gangguan Pernapasan
Bukan hanya sebagai antioksidan tetapi juga pare ini bisa mengobati asma, flu, batuk dll.

3. Tonik Liver
Untuk penyembuhan pada penyakit liver, sayuran pare ini dibikin jus. Sehari cukup konsumsi satu gelas saja secara rutin

4. Diabetes
Konon katanya, penyebab dari penyakit diabetes ini adalah ketidakmampuan sel untuk menyerap gula dalam darah karena produksi insulin yang tidak cukup memadai atau karena resistensi insulin. Sedangkan pare mampu mengendalikan dan menyerap kadar gula yang berlebihan. 

5. Menjaga kesehatan Jantung
Sering mengonsumsi pare terbukti bisa menjaga kesehatan jantung. Karena pare ini bisa mengurangi kadar kolesterol jahat yang berpotensi menyumbat dinding arteri. 

6. Kanker
Ketika Anda gemar memakan pare, secara tidak sadar Anda telah melakukan pencegahan pada sel-sel kanker agar tidak tumbuh pada tubuh Anda. 

Pare memang rasanya pahit. Tapi dibalik rasa pahitnya itu bisa untuk mengobati berbagai macam penyakit. Karenanya, jika sayuran ini tidak langka di kota atau desa Anda, sebaiknya Anda belajar untuk mengonsumsinya agar badan tetap sehat. 

Sedangkan manfaat pare pada kecantikan adalah sebagai berikut : 

1. Mencegah Masalah Kulit
Permasalahan yang timbul pada kulit seperti jerawat, alergi, infeksi kulit adalah salah satunya dari makanan yang Anda makan. Jika kulit Anda mendapatkan nutrisi yang tepat kemungkinan masalah kulit kecil sekali terjadi. Nah, asyiknya dengan rutin mengonsumsi pare secara rutin dapat membantu kesehatan kulit Anda. Karena pare ini adalah pembersih darah alami. 

2. Anti Penuaan
Seperti penjelasan sebelumnya, sayuran pare mengandung vitamin C yang sangat baik. Oleh karena itu, pare ini bisa mencegah kulit keriput dan memperlambat proses penuaan. 

Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai si paria yang pahit tapi memiliki segudang manfaat. Namun, perlu diketahui juga bahwa pare memang sangat bagus untuk kesehatan dan kecantikan. Tetapi sayuran pare ini sangat tidak disarankan untuk wanita yang sedang hamil. Kenapa? Senyawa  pencahar dari pare begitu tinggu yang mana dapat menyebabkan kontraksi prematur, perdarahan, bahkan keguguran. 

Semoga bermanfaat ^__^

Aku Memaafkan Diriku

Kamis, 19 Oktober 2017

Apa jadinya jika orang yang kita cintai telah mendua? Bukankah itu hal yang sangat menyakitkan? Akankah aku bisa bertahan? Ataukah aku harus melepaskan?

“Anna, Ibu memintaku menikah lagi. Bagaimana menurutmu?” 

“Menikah? Kenapa, Mas?” tanyaku pada Mas Andi dengan bibir bergetar. 

“Masih sama seperti dulu, An. Ibu menginginkan cucu dari kita." Aku terdiam sejenak sambil mencerna kata-kata dari Mas Andi barusan. Batinku, sepertinya akan ada badai besar setelah obrolanku bersama Mas Andi malam ini. Beberapa menit kemudian, kumencoba mengutarakan semua perasaan kecewaku pada Mas Andi. 

“Kenapa Ibumu tidak mengerti perasaanku, Mas? Bukan dia saja yang mengharapkan itu, tetapi kita juga. Lalu, apakah menikah lagi adalah jalan yang terbaik? TIDAK!” tegasku pada Mas Andi malam itu. Jujur, aku sangat kecewa dengan sikap suamiku yang tidak tegas pada orang tuanya itu.

“Aku bisa apa? Sebagai anak lelaki satu-satunya, jujur aku tak bisa menolaknya. Aku tidak ingin menjadi anak yang tidak berbakti, An. Apalagi harta warisan Ayah akan diberikan padaku. Sedangkan kita belum punya anak sampai sekarang. Haruskah aku melepaskan semua warisan ayah dan tetap memilihmu?” ucap Mas Andi kesal. Matanya menatapku penuh dengan amarah. Tangannya mengepal keras yang siap menendang kursi yang ada di depannya. Hanya saja dia masih menahan emosinya semata-mata agar tidak membuat obrolan kami berujung pertengkaran. 

“Astagfirullah, Mas. Itukah alasanmu menerima tawaran Ibu untuk menikah lagi? Dengan sangat menyesal aku katakan padamu, pikiranmu sungguh picik, Mas!"

“CUKUP! Kau selalu menghardikku, An. Kenyataannya memang kau mandul. Sampai kapanpun juga tak akan ada anak dalam pernikahan kita!" Kursi yang ada di depannya kali ini berhasil melayang. Rumah yang tadinya hanya terdengar suaraku dan Mas Andi, kini, menjadi riuh dengan suara pecahan perabotan rumah. 

Lalu lima menit setelah itu, Aku dan Mas Andi sama-sama diam membisu. Seolah malam itu adalah malam yang paling menyakitkan buatku. Dimana suamiku sendiri sudah tidak peduli lagi akan perasaanku. Airmataku tak terbendung lagi. Tubuhku mendadak lemas. Buat berjalan saja tak ada daya yang menopang. Seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan suamiku barusan. Padahal 6 tahun sudah hidup bersama, kenapa Mas Andi tega bicara seperti itu? Akhirnya, tanpa ragu kutinggalkan Mas Andi yang berada di ruang tamu sendirian.

***

Keesokan harinya, kulihat Mas Andi tertidur di sofa ruang tamu. Tanpa mengingat soal pertengkaran semalam, akupun bergegas membangunkannya.

“Mas, sudah siang. Ayo, bangun.”

Beberapa menit kemudian, Mas Andi terbangun. Tanpa bicara sepatah katapun, Mas Andi dengan muka masam berlalu meninggalkanku. Sepertinya Mas Andi masih marah gumamku dalam hati.

“Mas, semua perlengkapan ke kantor sudah aku siapkan, kutunggu di ruang makan secepatnya ya,” ujarku penuh harap semoga mas Andi menjawab ucapanku. Tapi sayangnya tidak. Mas Andi tetap diam membisu dan pergi begitu saja. Bahkan kecupan hangat tiap kali mau berangkat ke kantor yang biasanya dilakukan penuh dengan kasih sayang, akupun tidak merasakannya pagi ini.

“Mas, tidak makan dulu?” tanyaku lirih. Kucoba mendekati Mas Andi dan memasangkan dasi dilehernya. Namun sayang, sikap Mas Andi tetap dingin. 

“Enggak, aku sudah terlambat. Ada meeting sama klien di kantor. Oh, ya… nanti malam tak perlu menungguku pulang. Tidur saja duluan. Aku mau mampir ke rumah Ibu dulu sebentar,” jelasnya. 

“Baik, hati-hati di jalan ya,” ujarku sebelum Mas Andi pergi dari hadapanku. Sosok yang periang dan penuh dengan kelembutan, tiba-tiba berubah dingin pagi ini. Ingin rasanya kumenjerit sekeras-kerasnya saat itu juga, tapi apa daya diriku yang lemah inii, menangis saja sudah cukup membuatku lega.

***

Malam mencekam, awan menghitam, suara petir menggelegar. Sepertinya akan turun hujan malam ini. Kupandangi jam dinding warna merah yang menggantung di kamar. Jarum jam menunjukkan pukul 00.00, tapi ke mana Mas Andi? Jam segini masih belum pulang. Sontak pikiranku kacau di buatnya. Kutelfon dan sms Mas Andi berkali-kali, tapi handphone tidak aktif. Akhirnya, kuputuskan menelfon ke rumah mertua soalnya Mas Andi bilang mau mampir ke sana malam ini.

“Assalamualaikum, Bu, Apa Mas Andi ada di sana sekarang?” 

“Tidak, An. Di rumah hanya ada Ayah dan Ibu dari siang. Memang Andi ke mana? Apa kalian bertengkar?”

“Enggak, kok, Bu. Kita baik-baik saja. Cuma tadi siang mas Andi pamit mau main ke rumah Ibu sama Ayah, dan sampai sekarang belum pulang. Aku khawatir, Bu," jelasku pada perempuan tua yang sedang berbicara di sana yang tak lain adalah ibu mertuaku.

Tak lama kemudian…

Ting…

Terdengar suara handphonku berdering. Aku bergegas mengambilnya. Siapa tahu itu dari mas Andi. Dan benar itu message dari suamiku.

(MESSAGE)
Maaf, An. Malam ini aku tidak bisa pulang, ibu sedang gak enak badan. Jadi, beliau memintaku untuk menginap.

Lemas seketika tubuhku membaca pesan darinya. Bau kebohongan mulai tercium di sini. Aku menangis sejadi-jadinya. Kekhawatiran yang tak pernah terpikir sebelumnya, akhirnya terjadi juga malam ini. Suamiku benar-benar berubah. Benarkah akan ada wanita lain yang menggantikan posisiku? Pikirku dalam hati. Ah, Tidak mungkin. Mas Andi tipe lelaki setia, mana mungkin perbuatan yang hina itu dia lakukan. Aku berusaha menepis pikiran konyol itu. Dan segera mengambil air wudhu bersujud padaNya.

Beberapa menit kemudian, handphoneku kembali berdering. Dengan semangat aku mengambilnya. Berharap Mas Andi yang menghubungiku. Tapi ternyata bukan, ini telfon dari Reeya.

(Percakapan di telfon)
“Hai, An… apa kabarmu?”

“Baik, Re. Tumbenan kamu telfon? Ada apa nih?”

“Alhamdulilah kalau baik. Sama Mas Andi gimana? Baik juga kan?”

“Baik, kok, Re. Kenapa emangnya? Aneh banget tiba-tiba kamu nanyain Mas Andi.”

“Gini, An. Tadi aku melihat Mas Andi di restoran bersama cewek. Mereka kelihatan sangat mesra. Apa kalian ada masalah? Maaf ya, An… aku gak bermaksud ikut campur.“

Tut..tut...tut… telfon terputus. Seketika itu aku merasa Mas Andi sudah menghianatiku. Kepercayaanku tidak ada lagi untuknya. Dan sepertinya berpisah adalah jalan terakhir.

***
Pagi nan cerah, ku lihat sosok lelaki lengkap dengan seragam kantor tertidur lelap di sofa ruang tamu. Ingin sekali ku membangunkannya, tetapi mengingat hal semalam yang diceritakan oleh Reeya, sungguh membuatku sangat jijik untuk menyentuhnya. Tanpa meminta penjelasan kenapa Mas Andi tidak pulang semalam, akupun sudah tahu dan ingin cepat-cepat pergi darinya. Cukup selembar kertas putih ini saja yang akan menjelaskan tentang perasaanku padanya.
---------------
Untuk imamku…

Mas, maafkan aku. Mungkin aku sudah egois menolakmu menikah lagi. Tapi ketahuilah, aku hanyalah wanita biasa yang juga bisa merasakan cemburu. Aku juga bisa sakit hati jika melihatmu dengan wanita lain. Mana bisa aku berbagi hati dan segalanya dengan maduku. Sungguh sangat berat, Mas. Jika kesetiaanku padamu selama enam tahun ini tak berarti apa-apa, dan menikah lagi bisa membuatmu bahagia, kuikhlaskan Mas Andi menikah lagi. Hanya saja satu permintaanku yang wajib kamu kabulkan. Tolong, ceraikan aku! Aku takut jika nantinya kita bertiga hidup bersama, Mas Andi belum bisa adil padaku dan maduku. Dan hal itu malah akan menambah dosa bagi keluarga kita. Makanya, aku lebih memilih pergi meninggalkanmu daripada harus melihatmu terjerumus dosa, Mas.

                         Istrimu, Anna
------------------

Aku segera pergi meninggalkan rumah itu, dan berpamitan ke rumah mertuaku. Kuserahkan kembali anak lelaki mereka satu-satunya. Dan hanya maaf yang bisa kuucapkan karena aku belum bisa memberikan seorang cucu seperti yang mereka harapkan.

****
Tiga tahun berlalu. Aku dan Mas Andi pun tak ada komunikasi sejak perpisahan kami. Kabarnya, dia sudah menikah lagi. Sedangkan aku? Aku tetap sendiri. Hubunganku sama Mas Andi meninggalkan trauma yang mendalam. Aku lebih memilih menutup diri dan hati dari lawan jenisku walaupun tidak dipungkiri lumayan banyak lelaki yang mendekatiku. Aku hanya takut kegagalan itu terulang kembali. Apalagi menyangkut soal anak, sangat menyedihkan!

Namun, seseorang berpesan padaku. Bahwasannya seburuk apapun masa lalu, dia akan tetap menjadi kenangan. Tak mungkin kita bisa menghapusnya begitu saja. Sedangkan sekarang kita hidup di masa depan, tugas kita bukan mengabaikannya melainkan memperbaikinya.

Sejak saat itu, Akupun tersadar. Pesan dari seseorang itu memanglah benar. Sebisa mungkin aku harus bisa memaaafkan diriku, aku harus bisa memaafkan masa lalu yang kelam itu dan merancang masa depan yang indah dengan seseorang yang benar-benar mau menerima apa adanya diriku. Dengan begitu aku akan lebih bebas menjalani hidup serta bahagia tanpa beban sedikitpun.

#30DaysWritingChallenge
#InfinityLovInk 



Malaikat Kecil Anugerah Ilahi

Rabu, 18 Oktober 2017

Nessa meneguk secangkir coffee moment hangat di gazebo belakang rumah. Merasakan perpaduan bahan yang apik antara panax gingseng, epidium, maca, dan tribulus yang mampu menenangkan jiwa. Kau tahu? Takdir sedang bermain-main dengan Nessa saat ini. Ia mempertemukan Nessa pada sebuah keajaiban, seketika ia juga mengambilnya dari Nessa. Ah, sudahlah. Tak perlu dijelaskan lebih dalam lagi. Nessa terlalu kuat menjadi wanita. Kini hanya kenangan indah yang akan tetap dikenang oleh Nessa, yang akan membuatnya terus bertahan hingga maut menjemputnya.

Tepatnya lima tahun silam. 19 September 2012.

Malam itu, Nessa merasakan sakit yang luar biasa. Rasa sakit yang begitu hebat. Punggungnya terasa nyeri, perutnya keram, dan keluar lendir kental bercampur darah. Namun anehnya, dari pihak Dokter tetap kekeh ingin mempertahankan janin yang masih berumur 28 minggu itu.

“Dok, sepertinya istri saya mau melahirkan. Apa masih tetap dipertahankan?” tanya Pras sedikit panik.

“Iya, Mas. Janinnya masih terlalu kecil. Berdasarkan hasil USG berat badannya masih kurang. Jika tetap dilahirkan, ia akan lahir prematur,” jelas Dokter sambil memberikan obat penghambat kontraksi rahim.

Setelah beberapa jam, rasa sakit tidak dirasakan Nessa lagi. Semua anggota keluarga yang tadinya merasakan ketegangan pun kembali tenang. Namun, ketenangan itu kembali riuh saat darah kental keluar dari organ intim Nessa. Akhirnya, perdebatan panjang terjadi dari pihak keluarga Pras dan Nessa. Tanpa pikir panjang, baik keluarga Pras maupun Nessa memutuskan mengambil jalan pintas ‘pulang paksa’.

“Maaf, Dok, sepertinya istri saya mau dibawa pulang saja,” ucap Pras. Sebenarnya ada keraguan dibenak Pras akan keadaan Nessa, tetapi dia lebih memilih Nessa melahirkan sekarang daripada harus ditunda. Jika nanti bayinya memang prematur dan harus dirawat, tak masalah. Aku benar tak tega melihat Nessa kesakitan seperti itu, batin Pras dalam hati.

“Baiklah, Mas. Boleh dibawa pulang, asalkan nanti jika ada sesuatu yang gawat segera hubungi rumah sakit terdekat di desa,” jelas Dokter memberikan pengarahan pada Pras.

Tepat pukul 21.00, Nessa beserta keluarga melakukan perjalanan pulang ke desa. Mobil hitam melaju dengan cepat. Nessa yang ada di dalamnya meraung-raung kesakitan.

“Kau pasti kuat, Sayang. Bertahan demi buah hati kita,” ujar Pras lirih sambil mengelus kening Nessa lembut, menciumnya, dan membisikkan ayat-ayat al-qur’an yang menenangkan.

Satu jam perjalanan dari Surabaya menuju Lamongan yang cukup mencekam. Jeritan Nessa tetap saja terdengar. Namun, bukan rasa sakit lagi yang Nessa rasakan saat ini. Kebahagiaan. Ya, kebahagiaan yang selama ini tidak Nessa dapatkan. Sejak kecil, orang tua Nessa berada di perantauan. Dia tidak pernah merasakan kebersamaan dengan orang tuanya. Tak ada yang namanya momen berharga dalam hidup Nessa. Dan sekarang, saat Nessa sedang berjuang antara hidup dan mati, kasih sayang yang nyata dari kedua orang tuanya kini telah Nessa rasakan. Seolah-olah sakit ini juga dirasakan oleh Mereka. Nessa memang terlihat selalu tegar selama ini, namun tak ada yang tahu dia sebenarnya rapuh. Moment indah bersama keluarga tak pernah Nessa rasakan, sekalipun saat hari lebaran tiba.  Dan menurut Nessa, inilah kenangan yang tidak bisa dia lupakan. Kenangan yang akan terus membekas dalam ingatan.

Lagi pula tidak banyak yang Nessa harapkan dari hidup ini. Sudah terlalu banyak cerita pahit yang dia rasakan sejak kecil. Melihat orang-orang yang disayanginya tetap setia menemaninya dalam susah dan senang, itu rasanya sudah cukup.

******

Anakku…gelar baru kini telah kudapatkan.

Selamat datang di dunia yang indah ini ya, Nak. Ibu berjanji sedetikpun tak akan meninggalkanmu, apalagi berkeinginan jauh darimu.

Engkau anugerah terindah, amanah dariNya yang harus ibu jaga sebaik-baiknya. Semoga kelak engkau dapat menjadi amal jariyahku di surga.

#30DaysWritingChallenge
#InfinityLovInk

Surga di atas Awan Gunung Bromo

Minggu, 15 Oktober 2017


Pemandangan matahari terbit yang sangat indah, hamparan lautan pasir yang membentang luas dan kawah yang begitu eksotis membuat salah satu pesona alam di Jawa Timur ini begitu sempurna. Inilah Gunung Bromo, keindahan panoramanya bagai surga di atas awan.

Kenapa saya menyebutnya surga di atas awan? Mungkin terdengar asing, tetapi untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di puncak Gunung Bromo bersama teman-teman kuliah pada tahun 2009 lalu,  keindahan alamnya memang sangat dahsyat. Mata saya tidak bisa berpaling akan ciptaan Tuhan yang sungguh luar biasa ini.

Gunung Bromo ini terletak di empat kabupaten pemerintahan provinsi jawa timur. Yaitu di antara Kaputen Malang , Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kapupaten Lumajang. Karena terletak dan berlokasi di empat kabupaten membuat gunung bromo ini sangat mudah di akses dari berbagai jalur. Namun, letak gunung bromo sendiri berada di desa Ngadisari kabupaten Probolinggo. Masyarakat di Bromo ini lebih dikenal dengan sebutan Suku Tengger. Yang mana menurut legenda, Suku Tengger berasal dari keturunan Roro Anteng. Roro Anteng merupakan putri dari Raja Brawijaya dengan Joko Seger putra seorang Brahmana. Dan nama suku Tengger diambil dari akhiran nama kedua pasang suami istri itu yaitu, “Teng” dari Roro Anteng dan “Ger” dari Joko Seger.

Mulanya saya dan teman-teman berkunjung ke Gunung Bromo semata-mata dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah. Yang mana mata kuliah tersebut bertujuan untuk mengukur kemampuan saya dan teman-teman dalam berbicara bahasa inggris. Untuk itu mahasiswa yang terbagi dalam beberapa kelompok wajib mewawancarai tourist atau warga asing yang berada di Gunung Bromo minimal satu orang, lebih dari itu akan mendapatkan poin plus dari para dosen. Nah, sayang sekali bukan jika saya dan teman-teman berkunjung ke Gunung Bromo hanya untuk melaksanan tugas mata kuliah? Hehehe

Oleh karena itu, beberapa teman yang terpilih menjadi panitia dalam acara ini sudah merancang tempat-tempat indah yang wajib kami kunjungi. Diantaranya:

  • Penanjakan 1 Bromo

Penanjakan 1 Bromo merupakan salah satu bukit tertinggi yang ada di Gunung Bromo. Di penanjakan ini, kami dapat menikmati view point of sunrise, melihat terbitnya matahari di kala fajar. Wah, tidak terbayangkan sebelumnya, ternyata melihat matahari terbit secara langsung itu sangat indah. Ada rasa takjub yang sangat luar biasa bisa menikmati keajaiban alam ciptaan Tuhan secara langsung. Dan untuk menuju ke penanjakan ini disarankan dengan memakai kendaraan hartop atau menyewa jeep bromo mengingat akses yang akan dilewati jalannya cukup curam dan banyak tikungan tajam. Tetapi dengan jumlah kami yang lumayan banyak, akhirnya memilih jalan kaki untuk pergi ke sana. Waktu itu kami mulai berangkat dari penginapan sekitar jam dua dini hari dan sampai di penanjakan jam lima pagi. Perjalanan yang mengasyikkan di mana kami harus berperang melawan rasa ngantuk dan dinginnya udara dini hari yang menusuk sampai ke tulang.

  • Pasir Bersisik Bromo

Ketika Anda berkunjung ke Gunung Bromo jangan sampai melewatkan pemandangan spot yang sangat indah dari pasir bersisik bromo ini. Pasir Bersisik merupakan hamparan lautan pasir yang berlokasi di timur gunung bromo. Untuk melewati tempat ini bisa menggunakan jasa sewa kuda atau yang paling mudah adalah dengan kendaraan jenis 4wd. Karena medan pasir yang begitu luas dan panjang dikhawatirkan akan terperosot jika menggunakan kendaraan biasa. Beruntung sekali jumlah kami yang banyak alternatif yang paling aman dan hemat ukuran mahasiswa adalah berjalan kaki. Capek? Pastinya dong. Tapi enaknya kami bisa menikmati pemandangan pasir bersisik ini dengan leluasa.

  • Padang Rumput Savanah Bromo

Padang rumput savanah bromo merupakan sebuah lembah hijau yang dikelilingi oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi, serta beberapa punggungan gunung-gunung kecil. Nah, sebelum mencapai pemandangan indah di padang rumput savanah ini, Anda akan melewati lautan pasir yang juga sama indahnya. Namanya pasir bersisik bromo. Sangat kontras, bukan? Lautan pasir yang gersang kemudian disuguhi pemandangan yang menghijau jelas menambah kesan yang berbeda akan  keindahan gunung bromo ini.
  • Puncak Bromo

Mendaki puncak gunung bromo memang tidak mudah karena berada di ketinggian 2.329 meter permukaan laut. Untuk itu akan ada tantangan yang bisa membuat jantung Anda hampir copot serta napas yang terengah-engah karena kadar oksigen yang tipis. Apalagi untuk menuju puncak tersebut Anda akan melewati tanjakan demi tanjakan serta tangga yang membentang cukup curam menuju bibir kawah. Namun demikian semua kelelahan akan terbayarkan oleh kemegahan kawah gunung bromo. Pemandangan kawah gunung bromo dengan asap belerang yang berwarna putih memang sangat eksotis di mana siapa pun yang sudah menyaksikan secara langsung pasti akan terkesima dengan pesona keindahan alamnya.

Nah, itulah beberapa tempat yang saya dan teman-teman kunjungi saat belajar sekaligus berwisata di Gunung Bromo. Sebenarnya masih banyak tempat-tempat yang indah untuk disinggahi seperti Bukit Mentigen, Bukit Teletubbies, Argosari, Pura dan lainnya. Hanya saja waktu kami berkunjung ke sana sangat terbatas, sehingga hanya beberapa tempat saja yang wajib disinggahi.

Namun, bagi saya khususnya, Gunung Bromo merupakan tempat yang paling indah dan menantang sebagai obyek wisata. Apalagi didukung dengan kami yang bertingkah sangat alay, membuat acara kuliah kami saat itu sangat membekas dalam kenangan masa muda hingga sekarang. Dan sedikit tips dari saya ketika Anda berencana untuk berlibur di sebuah pegunungan, sebaiknya jangan lupa membawa tujuh benda ini. Yaitu jaket, masker, kaos kaki, sepatu, kacamata, dan sarung tangan. Benda-benda tersebut akan sangat berguna sebagai pelindung Anda dari cuaca yang dingin, panas dan berangin. Oh, ya, tak lupa juga membawa kamera. Benda yang satu ini juga sangat penting dibawa agar Anda tidak melewatkan satu momen pun untuk dijadikan kenang-kenangan.

Nah, ada yang terlupakan lagi. Jangan lupa bagi Anda yang sudah berkunjung ke Gunung Bromo hendaknya disempatkan untuk mengambil bunga Edelweis. Bunga yang sangat eksotis dan juga dipercaya sebagai lambang cinta, keabadian, ketulusan dan perjuangan. Lumayan kan buat hadiah pasangan tercinta di rumah. Supaya hubungan tetap langgeng dan awet katanya. 

#30DaysWritingChallenge 
#InfinityLovInk

Sumber Pic : www.hipwee.com